Apa nama puasa sebelum idul adha adalah Puasa Tarwiyah. Puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum puasa Arafah.
Puasa Tarwiyah memiliki banyak manfaat spiritual, seperti mendekatkan diri kepada Allah SWT, melatih kesabaran, dan menahan hawa nafsu. Puasa ini juga merupakan salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang Puasa Tarwiyah, mulai dari sejarahnya, keutamaannya, hingga tata cara pelaksanaannya.
Apa Nama Puasa Sebelum Idul Adha
Puasa sebelum Idul Adha, atau yang dikenal dengan Puasa Tarwiyah, memiliki beberapa aspek penting yang perlu diketahui. Aspek-aspek ini berkaitan dengan sejarah, keutamaan, dan tata cara pelaksanaannya.
- Sejarah
- Keutamaan
- Tata Cara
- Waktu Pelaksanaan
- Niat Puasa
- Doa Berbuka
- Hikmah
- Sunnah
- Sah
Memahami aspek-aspek ini penting untuk menjalankan Puasa Tarwiyah dengan benar dan memperoleh manfaatnya secara optimal. Puasa Tarwiyah merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, karena memiliki banyak keutamaan dan hikmah yang terkandung di dalamnya.
Sejarah
Sejarah Puasa Tarwiyah sebagai puasa sunnah sebelum Idul Adha memiliki beberapa aspek penting yang perlu diketahui. Aspek-aspek ini berkaitan dengan asal-usul, perkembangan, dan praktiknya dari masa ke masa.
-
Asal-usul
Puasa Tarwiyah pertama kali dilakukan pada zaman Nabi Ibrahim AS. Ketika itu, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail AS. Untuk mempersiapkan diri secara spiritual, Nabi Ibrahim berpuasa selama tiga hari, termasuk pada tanggal 8 Dzulhijjah yang kemudian dikenal sebagai Puasa Tarwiyah.
-
Perkembangan
Pada masa Rasulullah SAW, Puasa Tarwiyah mulai dipraktikkan secara luas oleh umat Islam. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah, yang kemudian dikenal sebagai Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah.
-
Praktik
Hingga saat ini, Puasa Tarwiyah tetap menjadi amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam. Puasa ini dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum Puasa Arafah. Waktu pelaksanaannya dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Dengan memahami sejarah Puasa Tarwiyah, kita dapat lebih mengapresiasi nilai dan makna dari ibadah sunnah ini. Puasa Tarwiyah merupakan bagian dari rangkaian ibadah haji dan umrah, yang memiliki sejarah panjang dan penuh hikmah.
Keutamaan
Puasa Tarwiyah, sebagai ibadah sunnah sebelum Idul Adha, memiliki beberapa keutamaan yang istimewa. Keutamaan-keutamaan ini menjadi alasan mengapa umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan Puasa Tarwiyah.
Salah satu keutamaan utama Puasa Tarwiyah adalah sebagai persiapan spiritual menjelang haji dan umrah. Dengan berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah, umat Islam dapat melatih kesabaran, menahan hawa nafsu, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini sangat penting karena haji dan umrah merupakan ibadah yang membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang prima.
Selain itu, Puasa Tarwiyah juga memiliki keutamaan untuk menghapus dosa-dosa kecil. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Dan puasa Tarwiyah menghapus dosa dua tahun.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dengan demikian, Puasa Tarwiyah memiliki keutamaan yang sangat besar, baik sebagai persiapan spiritual maupun sebagai sarana penghapus dosa. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan Puasa Tarwiyah sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji dan umrah, serta sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT.
Tata Cara
Tata cara pelaksanaan Puasa Tarwiyah secara umum sama dengan tata cara puasa sunnah lainnya. Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
- Puasa dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
- Niat puasa diucapkan pada malam hari sebelum berpuasa atau pada pagi hari sebelum terbit fajar.
- Selama berpuasa, umat Islam wajib menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri.
- Puasa boleh dibatalkan jika terdapat udzur syar’i, seperti sakit, bepergian jauh, atau menyusui.
- Bagi yang membatalkan puasa karena udzur, wajib mengganti puasa tersebut di kemudian hari.
Dengan memahami dan melaksanakan tata cara Puasa Tarwiyah dengan benar, umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan manfaat dari ibadah sunnah ini secara optimal. Puasa Tarwiyah merupakan bagian penting dari rangkaian ibadah haji dan umrah, sehingga pelaksanaannya perlu diperhatikan dengan baik.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Puasa Tarwiyah memiliki kaitan erat dengan namanya. Tarwiyah secara bahasa berarti “memberi minum”. Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum jamaah haji melakukan wuquf di Arafah. Pada hari Tarwiyah, jamaah haji biasanya mempersiapkan bekal air untuk dibawa ke Arafah. Bekal air ini akan digunakan untuk minum dan berwudhu selama wuquf di Arafah.
Dengan demikian, waktu pelaksanaan Puasa Tarwiyah sangat penting karena berkaitan dengan persiapan ibadah haji. Puasa Tarwiyah menjadi bagian dari rangkaian ibadah haji yang harus dilaksanakan dengan baik agar ibadah haji dapat berjalan lancar dan sempurna.
Dalam praktiknya, Puasa Tarwiyah dilaksanakan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Umat Islam yang melaksanakan Puasa Tarwiyah harus menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri selama waktu tersebut. Dengan melaksanakan Puasa Tarwiyah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan manfaat dari ibadah sunnah ini secara optimal.
Niat Puasa
Niat puasa merupakan salah satu syarat sahnya puasa, termasuk Puasa Tarwiyah. Niat puasa harus diucapkan pada malam hari sebelum berpuasa atau pada pagi hari sebelum terbit fajar. Tanpa adanya niat puasa, maka puasa yang dikerjakan tidak akan sah dan tidak mendapatkan pahala.
Niat puasa Puasa Tarwiyah dapat diucapkan dengan lafaz sebagai berikut:
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Tarwiyah lillahi ta’ala
Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah ta’ala.”
Dengan memahami pentingnya niat puasa dan mengucapkan niat dengan benar, umat Islam dapat melaksanakan Puasa Tarwiyah dengan sah dan memperoleh keutamaannya. Niat puasa merupakan awal dari rangkaian ibadah Puasa Tarwiyah, yang menjadi bagian dari persiapan spiritual menjelang Idul Adha.
Doa Berbuka
Doa berbuka merupakan salah satu bagian penting dalam rangkaian ibadah puasa, termasuk Puasa Tarwiyah. Doa berbuka dibaca setelah waktu puasa berakhir, yaitu pada saat matahari terbenam. Doa berbuka berfungsi untuk mengakhiri puasa dan memohon ampunan dari Allah SWT atas segala kesalahan yang telah diperbuat selama berpuasa.
Berikut ini adalah lafaz doa berbuka yang bisa dibaca:
Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika aftartu, faghfirli, ya Ghafuru
Artinya: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Maka ampunilah aku, wahai Yang Maha Pengampun.”
Dengan membaca doa berbuka, umat Islam dapat menyempurnakan ibadah puasanya dan memperoleh pahala yang berlimpah. Doa berbuka juga menjadi wujud syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT selama berpuasa. Doa berbuka menjadi salah satu amalan sunnah yang dianjurkan untuk diamalkan oleh umat Islam, khususnya saat melaksanakan Puasa Tarwiyah.
Hikmah
Hikmah merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan Puasa Tarwiyah, yaitu puasa sunnah yang dilakukan sebelum Idul Adha. Hikmah secara bahasa berarti kebijaksanaan atau pelajaran yang dapat diambil dari suatu peristiwa atau pengalaman. Dalam konteks Puasa Tarwiyah, terdapat beberapa hikmah yang terkandung di dalamnya.
Pertama, Puasa Tarwiyah menjadi sarana latihan kesabaran dan pengendalian diri. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri selama berpuasa, umat Islam dapat melatih kesabaran dan mengendalikan hawa nafsunya. Hal ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, di mana manusia sering dihadapkan pada berbagai godaan dan tantangan.
Kedua, Puasa Tarwiyah menjadi pengingat akan pentingnya persiapan spiritual menjelang Idul Adha. Idul Adha merupakan hari raya yang identik dengan ibadah kurban. Melalui Puasa Tarwiyah, umat Islam dapat mempersiapkan diri secara spiritual dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga ibadah kurban yang dilakukan pada Idul Adha dapat dilaksanakan dengan penuh makna dan kekhusyukan.
Ketiga, Puasa Tarwiyah menjadi salah satu bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dengan melaksanakan Puasa Tarwiyah, umat Islam dapat mengungkapkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan, sekaligus memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat.
Dengan memahami hikmah yang terkandung dalam Puasa Tarwiyah, umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa ini dengan lebih bermakna dan memperoleh manfaatnya secara optimal. Hikmah Puasa Tarwiyah memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kesabaran, persiapan spiritual, dan rasa syukur, yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sunnah
Puasa Tarwiyah atau Puasa Sunnah sebelum Idul Adha merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilaksanakan. Sunnah memiliki beberapa aspek penting yang perlu diketahui, antara lain:
-
Hukum
Puasa Tarwiyah hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Keutamaannya sangat besar, dan pahalanya berlipat ganda.
-
Waktu Pelaksanaan
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha. Puasa dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
-
Niat
Niat puasa Tarwiyah dapat dilafalkan pada malam hari sebelum berpuasa atau pada pagi hari sebelum terbit fajar. Niatnya adalah: “Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Tarwiyah lillahi ta’ala.”
-
Keutamaan
Puasa Tarwiyah memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa kecil, mengangkat derajat di sisi Allah SWT, dan memperlancar pelaksanaan ibadah haji bagi yang melaksanakannya.
Dengan memahami aspek-aspek Sunnah terkait Puasa Tarwiyah, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan memperoleh manfaatnya secara optimal.
Sah
Dalam konteks Puasa Tarwiyah, “sah” merujuk pada kondisi di mana puasa yang dikerjakan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Sahnya puasa menjadi sangat penting karena akan menentukan apakah puasa tersebut diterima atau tidak oleh Allah SWT.
Syarat sah Puasa Tarwiyah pada dasarnya sama dengan syarat sah puasa pada umumnya, yaitu berniat sebelum terbit fajar, menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri selama waktu puasa, serta tidak melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti muntah dengan sengaja atau memasukkan sesuatu ke dalam rongga tubuh.
Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, maka puasa dianggap tidak sah dan tidak mendapatkan pahala. Oleh karena itu, sangat penting bagi umat Islam yang melaksanakan Puasa Tarwiyah untuk memastikan bahwa puasanya dilakukan dengan benar dan sah.
Dengan memahami syarat sah Puasa Tarwiyah, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan memperoleh keutamaannya secara optimal. Sahnya puasa menjadi dasar diterimanya ibadah puasa di sisi Allah SWT dan menjadi syarat untuk mendapatkan pahala yang berlimpah.
Apa Nama Puasa Sebelum Idul Adha
Halaman ini menyajikan Tanya Jawab (FAQ) seputar Apa Nama Puasa Sebelum Idul Adha untuk memberikan informasi yang jelas dan ringkas.
Pertanyaan 1: Apa nama puasa yang dilakukan sebelum Idul Adha?
Jawaban: Puasa sebelum Idul Adha disebut Puasa Tarwiyah.
Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan Puasa Tarwiyah?
Jawaban: Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha.
Pertanyaan 3: Apa keutamaan Puasa Tarwiyah?
Jawaban: Puasa Tarwiyah memiliki banyak keutamaan, antara lain menghapus dosa-dosa kecil, mengangkat derajat di sisi Allah SWT, dan memperlancar pelaksanaan ibadah haji.
Pertanyaan 4: Bagaimana niat Puasa Tarwiyah?
Jawaban: Niat Puasa Tarwiyah: “Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Tarwiyah lillahi ta’ala.”
Pertanyaan 5: Apa saja yang membatalkan Puasa Tarwiyah?
Jawaban: Hal-hal yang membatalkan puasa pada umumnya, seperti makan, minum, dan hubungan suami istri.
Pertanyaan 6: Apakah Puasa Tarwiyah wajib dilakukan?
Jawaban: Puasa Tarwiyah hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan namun tidak wajib.
Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan beberapa contoh pertanyaan yang sering diajukan mengenai Puasa Tarwiyah. Dengan memahami jawaban-jawabannya, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah Puasa Tarwiyah dengan baik dan memperoleh manfaatnya secara optimal.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang sejarah dan hikmah Puasa Tarwiyah, sehingga pemahaman kita tentang ibadah sunnah ini semakin mendalam.
Tips Menjalankan Puasa Tarwiyah
Bagi umat Islam yang ingin menjalankan Puasa Tarwiyah, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu:
- Niat dengan benar: Niatkan puasa Tarwiyah dengan ikhlas karena Allah SWT.
- Persiapkan diri: Jaga kesehatan dan kebugaran agar dapat menjalankan puasa dengan baik.
- Hindari makan dan minum: Tahan diri dari makan dan minum selama waktu puasa.
- Kendalikan hawa nafsu: Hindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti berkata kotor atau berbuat maksiat.
- Perbanyak ibadah: Manfaatkan waktu puasa untuk memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan umat Islam dapat menjalankan Puasa Tarwiyah dengan baik dan memperoleh keutamaannya secara optimal.
Pemahaman tentang Puasa Tarwiyah, sejarah, hikmah, dan tips pelaksanaannya akan semakin memperdalam pemahaman kita tentang ibadah sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW ini.
Kesimpulan
Puasa Tarwiyah memiliki sejarah panjang dan hikmah yang dalam dalam ajaran Islam. Sebagai ibadah sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW, Puasa Tarwiyah memberikan banyak manfaat dan keutamaan bagi umat Islam, termasuk mempersiapkan diri secara spiritual menjelang Idul Adha dan menghapus dosa-dosa kecil.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa poin penting:
- Puasa Tarwiyah merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha.
- Puasa Tarwiyah memiliki banyak keutamaan, di antaranya menghapus dosa-dosa kecil, mengangkat derajat di sisi Allah SWT, dan memperlancar pelaksanaan ibadah haji.
- Untuk menjalankan Puasa Tarwiyah dengan baik, umat Islam perlu mempersiapkan diri dengan niat yang benar, menjaga kesehatan, dan memperbanyak ibadah selama waktu puasa.
Dengan memahami makna dan hikmah Puasa Tarwiyah, umat Islam dapat semakin meningkatkan kualitas ibadahnya dan meraih keutamaan yang dijanjikan Allah SWT. Puasa Tarwiyah menjadi pengingat tentang pentingnya persiapan spiritual dan pengendalian diri, yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
