Dalil shalat tarawih adalah landasan agama yang menjadi dasar pelaksanaan shalat tarawih. Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang dilakukan pada malam-malam bulan Ramadan sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT.
Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan dan manfaat, di antaranya dapat menghapus dosa, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan memperoleh pahala yang berlipat ganda. Shalat tarawih juga merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana yang diriwayatkan dalam berbagai hadis.
Menurut pendapat jumhur ulama, shalat tarawih dikerjakan sebanyak dua puluh rakaat, dengan salam setiap dua rakaat. Namun, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa shalat tarawih dapat dikerjakan sebanyak delapan rakaat atau lebih, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dalil Salat Tarawih
Dalil salat tarawih merupakan landasan agama yang menjadi dasar pelaksanaan shalat tarawih. Dalil ini meliputi ayat Alquran, hadis Nabi Muhammad SAW, dan ijma’ ulama.
- Alquran
- Hadis
- Ijma’
- Amalan Sahabat
- Kesepakatan Ulama
- Maslahat
- Urfi
- Logika
Dalil-dalil ini menunjukkan bahwa shalat tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, memiliki banyak keutamaan, dan telah diamalkan oleh umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Shalat tarawih dapat dikerjakan secara berjamaah di masjid atau secara sendiri di rumah, dan pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.
Alquran
Alquran merupakan sumber utama ajaran Islam, termasuk di dalamnya dalil-dalil tentang shalat tarawih. Alquran memberikan landasan dan dasar hukum bagi pelaksanaan shalat tarawih, sehingga menjadikannya sebagai ibadah yang dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan.
-
Ayat-ayat tentang Salat Tarawih
Dalam Alquran, terdapat beberapa ayat yang ditafsirkan oleh ulama sebagai dalil tentang shalat tarawih. Misalnya, dalam surat Al-Muzzammil ayat 1-4, Allah SWT berfirman:
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (dari malam), separuh malam atau kurangilah sedikit dari separuh malam itu, atau lebih dari itu. Dan bacalah Alquran itu dengan tartil.”
-
Tata Cara Salat Tarawih
Meskipun Alquran tidak secara eksplisit menyebutkan tata cara shalat tarawih, namun ulama merujuk pada ayat-ayat tentang shalat wajib untuk menetapkan tata cara shalat tarawih. Misalnya, dalam surat Al-Baqarah ayat 238, Allah SWT berfirman:
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk.”
Ayat ini menjadi dasar bagi ulama untuk menetapkan tata cara shalat tarawih, seperti jumlah rakaat, bacaan, dan gerakan shalat.
-
Keutamaan Salat Tarawih
Dalam Alquran, juga disebutkan keutamaan-keutamaan shalat tarawih. Misalnya, dalam surat Al-Qadr ayat 3, Allah SWT berfirman:
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
Hadis Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa malam kemuliaan yang dimaksud dalam ayat ini adalah malam Lailatul Qadar yang jatuh pada bulan Ramadan. Shalat tarawih yang dikerjakan pada bulan Ramadan berpotensi besar untuk mendapatkan keutamaan dari malam Lailatul Qadar.
Dengan demikian, Alquran menjadi sumber utama dalil tentang shalat tarawih, mulai dari ayat-ayat tentang perintah shalat malam, tata cara shalat, hingga keutamaan-keutamaannya. Dalil-dalil ini menjadi landasan bagi ulama untuk menetapkan hukum dan tata cara shalat tarawih, sehingga menjadi ibadah yang dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan.
Hadis
Hadis merupakan salah satu sumber dalil shalat tarawih yang penting. Hadis adalah perkataan, perbuatan, ketetapan, atau persetujuan Nabi Muhammad SAW yang menjadi landasan hukum Islam setelah Alquran. Hadis tentang shalat tarawih memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang tata cara, keutamaan, dan sejarah shalat tarawih.
-
Jenis Hadis
Terdapat berbagai jenis hadis, diantaranya hadis mutawatir, hadis ahad, hadis qudsi, dan hadis hasan. Dalam konteks dalil shalat tarawih, terdapat hadis-hadis yang menjelaskan tentang keutamaan shalat tarawih, tata cara pelaksanaannya, dan sejarahnya.
-
Periwayatan Hadis
Hadis diriwayatkan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW dan kemudian dicatat dan disusun oleh para ulama. Periwayatan hadis dilakukan secara berantai dari generasi ke generasi, dengan tetap menjaga keaslian dan kemurniannya.
-
Pengaruh Hadis
Hadis memiliki pengaruh yang besar dalam penetapan hukum Islam, termasuk dalam hal shalat tarawih. Ulama merujuk pada hadis untuk memahami tata cara, keutamaan, dan sejarah shalat tarawih, sehingga dapat diamalkan sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
-
Contoh Hadis tentang Shalat Tarawih
Salah satu contoh hadis tentang shalat tarawih adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang artinya: “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dengan demikian, hadis merupakan sumber penting dalil shalat tarawih yang memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang tata cara, keutamaan, dan sejarah shalat tarawih. Ulama merujuk pada hadis untuk memahami dan menetapkan hukum shalat tarawih, sehingga dapat diamalkan sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Ijma’
Ijma’ merupakan salah satu sumber dalil shalat tarawih yang penting, selain Alquran dan hadis. Ijma’ adalah kesepakatan para ulama pada suatu masa tentang suatu hukum syariat, termasuk hukum tentang shalat tarawih.
-
Pengertian Ijma’
Ijma’ secara bahasa berarti kesepakatan. Dalam istilah syariat, ijma’ adalah kesepakatan para mujtahid dari umat Islam pada suatu masa tentang suatu hukum syariat. Ijma’ merupakan salah satu sumber hukum Islam yang disepakati oleh seluruh ulama.
-
Syarat-syarat Ijma’
Ijma’ harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:
- Kesepakatan harus terjadi pada suatu masa, bukan pada masa yang berbeda-beda.
- Kesepakatan harus terjadi pada suatu hukum syariat, bukan pada masalah yang bersifat duniawi.
- Kesepakatan harus terjadi pada seluruh mujtahid yang ada pada masa tersebut.
- Kesepakatan tidak boleh bertentangan dengan Alquran dan hadis.
-
Jenis-jenis Ijma’
Ijma’ dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Ijma’ sharih, yaitu kesepakatan yang dinyatakan secara jelas dan tegas.
- Ijma’ sukuti, yaitu kesepakatan yang tidak dinyatakan secara jelas, tetapi tidak ada seorang pun ulama yang mengingkarinya.
- Ijma’ qauli, yaitu kesepakatan yang dinyatakan secara lisan.
- Ijma’ fi’li, yaitu kesepakatan yang dinyatakan melalui perbuatan.
-
Ijma’ dan Dalil Shalat Tarawih
Ulama sepakat bahwa shalat tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Kesepakatan ini didasarkan pada beberapa dalil, antara lain:
- Alquran, surat Al-Muzzammil ayat 1-4.
- Hadis Nabi Muhammad SAW, yang menganjurkan untuk melakukan shalat malam.
- Amalan para sahabat Nabi Muhammad SAW, yang secara rutin melakukan shalat tarawih.
Dengan demikian, ijma’ merupakan salah satu sumber dalil shalat tarawih yang penting. Ijma’ menunjukkan kesepakatan para ulama tentang hukum shalat tarawih, sehingga memperkuat landasan hukum ibadah tersebut.
Amalan Sahabat
Amalan sahabat merupakan salah satu dalil shalat tarawih yang penting. Sahabat Nabi Muhammad SAW adalah orang-orang yang hidup sezaman dengan beliau dan mengikuti ajarannya secara langsung. Amalan mereka menjadi rujukan bagi umat Islam dalam memahami dan melaksanakan ajaran Islam, termasuk dalam hal shalat tarawih.
-
Ikut Shalat Tarawih Bersama Nabi
Para sahabat Nabi Muhammad SAW secara rutin ikut melaksanakan shalat tarawih bersama beliau. Hal ini menunjukkan bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang dianjurkan dan diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW.
-
Sholat Tarawih di Bulan Ramadan
Para sahabat Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadan. Hal ini menunjukkan bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang khusus dilakukan pada bulan Ramadan.
-
Sholat Tarawih dengan Jumlah Rakaat Berbeda
Para sahabat Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada ketentuan yang pasti tentang jumlah rakaat shalat tarawih.
-
Sholat Tarawih Secara Berjamaah
Para sahabat Nabi Muhammad SAW sering melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid. Hal ini menunjukkan bahwa shalat tarawih dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah.
Dengan demikian, amalan sahabat menjadi salah satu dalil yang memperkuat hukum shalat tarawih. Amalan sahabat menunjukkan bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, dilaksanakan pada bulan Ramadan, jumlah rakaatnya tidak ditentukan secara pasti, dan dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah.
Kesepakatan Ulama
Kesepakatan ulama merupakan salah satu komponen penting dalam dalil shalat tarawih. Ulama adalah para ahli agama Islam yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam. Kesepakatan mereka tentang suatu hukum syariat, termasuk shalat tarawih, menjadi dalil yang kuat bagi umat Islam.
Kesepakatan ulama tentang shalat tarawih didasarkan pada beberapa dalil, antara lain Alquran, hadis, dan amalan sahabat Nabi Muhammad SAW. Para ulama menelaah dalil-dalil tersebut dan mencapai kesepakatan tentang hukum shalat tarawih, yaitu sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan.
Kesepakatan ulama tentang shalat tarawih memiliki beberapa implikasi penting. Pertama, kesepakatan tersebut memperkuat landasan hukum shalat tarawih. Hal ini membuat umat Islam lebih yakin untuk melaksanakan shalat tarawih sebagai bentuk ibadah yang dianjurkan oleh agama. Kedua, kesepakatan ulama menjadi rujukan bagi umat Islam dalam memahami tata cara shalat tarawih yang benar. Ketiga, kesepakatan ulama mendorong umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah, yang merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan.
Dengan demikian, kesepakatan ulama memiliki peran yang sangat penting dalam dalil shalat tarawih. Kesepakatan tersebut memperkuat landasan hukum shalat tarawih, menjadi rujukan bagi umat Islam dalam memahami tata cara shalat tarawih yang benar, dan mendorong umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah.
Maslahat
Maslahat merupakan salah satu aspek penting dalam dalil shalat tarawih. Maslahat adalah tujuan atau manfaat yang ingin dicapai dari suatu perbuatan. Dalam konteks shalat tarawih, maslahat mencakup berbagai aspek, di antaranya sebagai berikut:
-
Mendapatkan pahala
Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Dengan melaksanakan shalat tarawih, umat Islam dapat memperoleh pahala yang berlipat ganda.
-
Meningkatkan ketaqwaan
Shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak ibadah di bulan Ramadan, umat Islam dapat lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
-
Menjalin silaturahmi
Shalat tarawih biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid. Hal ini dapat menjadi sarana untuk menjalin silaturahmi dan mempererat ukhuwah Islamiyah.
-
Memperoleh ketenangan jiwa
Shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk memperoleh ketenangan jiwa. Dengan memperbanyak zikir dan doa, umat Islam dapat menenangkan hati dan pikiran.
Dengan demikian, maslahat shalat tarawih sangatlah banyak. Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih secara rutin sebagai bentuk ibadah yang bermanfaat dan mendatangkan pahala.
Urfi
Urfi adalah salah satu dalil shalat tarawih yang bersifat adat kebiasaan. Dalil urfi merupakan dalil yang didasarkan pada kebiasaan atau adat istiadat yang telah dilakukan oleh masyarakat secara turun-temurun dan telah disepakati oleh para ulama. Dalam konteks shalat tarawih, dalil urfi berkaitan dengan tata cara pelaksanaan shalat tarawih, seperti jumlah rakaat, bacaan yang digunakan, dan waktu pelaksanaannya.
Salah satu contoh dalil urfi dalam shalat tarawih adalah pelaksanaan shalat tarawih secara berjamaah di masjid. Meskipun tidak ada dalil yang eksplisit dalam Alquran atau hadis yang mewajibkan shalat tarawih dilaksanakan secara berjamaah, namun kebiasaan ini telah dilakukan oleh umat Islam sejak zaman sahabat Nabi Muhammad SAW dan telah disepakati oleh para ulama. Hal ini menunjukkan bahwa shalat tarawih secara berjamaah merupakan bagian dari adat istiadat yang telah diterima dan diakui oleh syariat Islam.
Dalil urfi memiliki peran penting dalam penetapan hukum shalat tarawih. Hal ini karena dalil urfi dapat memberikan landasan hukum bagi praktik-praktik keagamaan yang tidak memiliki dalil yang jelas dalam Alquran atau hadis. Dalam kasus shalat tarawih, dalil urfi membantu memperkuat hukum shalat tarawih sebagai ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dan memberikan panduan tentang tata cara pelaksanaannya.
Dengan demikian, dalil urfi merupakan salah satu komponen penting dalam dalil shalat tarawih. Dalil urfi memberikan landasan hukum bagi praktik-praktik keagamaan yang tidak memiliki dalil yang jelas dalam Alquran atau hadis, termasuk tata cara pelaksanaan shalat tarawih. Hal ini menunjukkan bahwa syariat Islam tidak hanya didasarkan pada teks tertulis, tetapi juga pada adat istiadat dan kebiasaan yang telah disepakati oleh umat Islam.
Logika
Dalam konteks dalil shalat tarawih, logika berperan sebagai alat bantu untuk memahami dan menganalisis dalil-dalil yang ada. Logika memberikan kerangka berpikir yang sistematis dan rasional untuk menguji keabsahan dan kekuatan dalil.
-
Koherensi
Logika membantu memastikan bahwa dalil-dalil yang digunakan dalam menetapkan hukum shalat tarawih saling koheren, tidak bertentangan, dan konsisten dengan prinsip-prinsip dasar syariat Islam.
-
Konsistensi
Logika juga menguji konsistensi dalil-dalil yang digunakan. Dalil-dalil yang digunakan untuk menetapkan hukum shalat tarawih harus konsisten dengan dalil-dalil lain yang terkait, seperti dalil tentang shalat malam pada umumnya.
-
Analogi
Logika memungkinkan penggunaan analogi untuk memperkuat argumen atau dalil. Misalnya, dengan menganalogikan shalat tarawih dengan shalat malam yang dianjurkan dalam hadis, ulama dapat memperkuat dalil tentang hukum sunnah shalat tarawih.
-
Akal Sehat
Logika juga melibatkan penggunaan akal sehat dalam menganalisis dalil. Dalil yang tidak masuk akal atau bertentangan dengan akal sehat dapat dipertanyakan dan ditolak.
Dengan menggunakan logika, ulama dapat menyusun argumen yang kuat dan komprehensif untuk menetapkan hukum shalat tarawih. Logika membantu memastikan bahwa dalil-dalil yang digunakan valid, konsisten, dan masuk akal sehingga dapat diterima sebagai landasan hukum yang kuat.
Tanya Jawab Seputar Dalil Shalat Tarawih
Berikut ini adalah tanya jawab mengenai dalil shalat tarawih yang diharapkan dapat membantu memahami hukum dan tata caranya.
Pertanyaan 1: Apa dalil yang menjadi dasar pensyariatan shalat tarawih?
Dalil shalat tarawih bersumber dari Alquran, hadis, ijma’ ulama, amalan sahabat, kesepakatan ulama, maslahat, dan urfi.
Pertanyaan 2: Bagaimana tata cara shalat tarawih yang benar?
Tata cara shalat tarawih yang benar dapat merujuk pada kebiasaan masyarakat atau mazhab tertentu yang merujuk pada salah satu dalil yang telah disebutkan sebelumnya.
Pertanyaan 3: Apakah shalat tarawih hukumnya wajib?
Shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan. Artinya, shalat tarawih sangat dianjurkan untuk dikerjakan, namun tidak wajib.
Pertanyaan 4: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?
Jumlah rakaat shalat tarawih tidak ditentukan secara pasti. Namun, umumnya masyarakat melaksanakannya dengan 8 atau 20 rakaat.
Pertanyaan 5: Apakah shalat tarawih bisa dikerjakan secara sendiri?
Shalat tarawih dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah di masjid. Namun, jika terdapat uzur syar’i, boleh juga dikerjakan sendiri di rumah.
Pertanyaan 6: Apa keutamaan mengerjakan shalat tarawih?
Keutamaan mengerjakan shalat tarawih antara lain mendapatkan pahala yang berlimpah, pengampunan dosa, peningkatan ketaqwaan, dan ketenangan jiwa.
Demikian tanya jawab seputar dalil shalat tarawih. Semoga dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang ibadah ini.
Selanjutnya, kita akan membahas tata cara shalat tarawih secara lebih rinci, termasuk jumlah rakaat, bacaan, dan gerakannya.
Tips Memahami Dalil Shalat Tarawih
Bagian ini akan memberikan beberapa tips untuk membantu Anda memahami dalil shalat tarawih dengan lebih baik.
Tip 1: Pelajari Dalil secara Komprehensif
Pelajarilah dalil shalat tarawih dari berbagai sumber, seperti Alquran, hadis, ijma’ ulama, dan sumber-sumber lainnya. Ini akan memberikan Anda pemahaman yang lebih komprehensif tentang landasan hukum shalat tarawih.
Tip 2: Pahami Konteks Dalil
Memahami konteks di mana dalil shalat tarawih disebutkan sangat penting. Pertimbangkan situasi, waktu, dan alasan di balik ditetapkannya hukum shalat tarawih.
Tip 3: Gunakan Logika dan Akal Sehat
Gunakan logika dan akal sehat saat menganalisis dalil shalat tarawih. Pastikan bahwa dalil-dalil yang digunakan masuk akal dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar syariat Islam.
Tip 4: Cari Penjelasan dari Ahlinya
Jika Anda mengalami kesulitan memahami dalil shalat tarawih, jangan ragu untuk mencari penjelasan dari ulama atau ahli agama yang terpercaya. Mereka dapat memberikan bimbingan dan pemahaman yang lebih mendalam.
Tip 5: Berdiskusi dengan Orang Lain
Berdiskusi tentang dalil shalat tarawih dengan orang lain dapat membantu Anda memperluas pemahaman dan memperkuat argumen Anda. Bertukar pikiran dengan orang lain dapat memberikan perspektif yang baru.
Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat meningkatkan pemahaman Anda tentang dalil shalat tarawih dan memperkuat keyakinan Anda dalam melaksanakan ibadah ini.
Memahami dalil shalat tarawih dengan baik merupakan langkah penting untuk mengamalkan ibadah ini dengan benar dan memperoleh manfaatnya secara maksimal.
Kesimpulan
Dalil shalat tarawih yang bersumber dari Alquran, hadis, ijma’ ulama, dan dalil-dalil lainnya menunjukkan bahwa shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya mendapatkan pahala yang berlimpah, pengampunan dosa, dan peningkatan ketaqwaan.
Pemahaman yang komprehensif tentang dalil shalat tarawih sangat penting untuk mengamalkan ibadah ini dengan benar dan memperoleh manfaatnya secara maksimal. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk mempelajari dalil-dalil tersebut secara mendalam, menggunakan logika dan akal sehat, serta berkonsultasi dengan ulama jika diperlukan.
Dengan memahami dan mengamalkan shalat tarawih sesuai dengan tuntunan syariat, umat Islam dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta memperoleh keberkahan dan pahala yang berlimpah di bulan Ramadan yang penuh berkah ini.