Pada awal pekan ini, media sosial diramaikan dengan video seorang ibu yang menghardik anak yatim yang tengah mengaji di salah satu rumah di kawasan Jakarta Timur. Dalam video tersebut, ibu tersebut tampak memarahi anak yatim tersebut dengan kata-kata yang kasar dan tidak pantas. Video ini pun langsung viral dan menuai kecaman dari warganet.
Menghardik anak yatim merupakan perbuatan yang sangat keji dan tidak berperikemanusiaan. Anak yatim adalah anak-anak yang telah kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya. Mereka adalah anak-anak yang rentan dan membutuhkan perhatian serta kasih sayang. Oleh karena itu, menghardik anak yatim merupakan perbuatan yang sangat tidak terpuji dan harus dikecam.
Namun, tahukah Anda apa sebenarnya arti dari menghardik anak yatim? Menghardik anak yatim berarti memarahi, mencaci-maki, atau membentak anak yatim dengan kata-kata yang kasar dan tidak pantas. Perbuatan ini dapat menyebabkan anak yatim merasa tertekan, takut, dan tidak percaya diri. Bahkan, dalam beberapa kasus, menghardik anak yatim dapat menyebabkan anak yatim mengalami trauma psikologis. Oleh karena itu, menghardik anak yatim merupakan perbuatan yang sangat berbahaya dan harus dihindari.
menghardik anak yatim artinya
Menghardik anak yatim adalah perbuatan keji dan tidak berperikemanusiaan.
- Menyebabkan anak yatim merasa tertekan
- Menimbulkan rasa takut pada anak yatim
- Menjadikan anak yatim tidak percaya diri
- Menyebabkan trauma psikologis
- Perbuatan yang sangat berbahaya
- Dilarang oleh agama dan hukum
- Menunjukkan rendahnya moral pelaku
- Dapat merusak masa depan anak yatim
- Harus dihindari oleh semua orang
Menghardik anak yatim merupakan perbuatan yang sangat keji dan tidak berperikemanusiaan. Oleh karena itu, perbuatan ini harus dihindari oleh semua orang.
Menyebabkan anak yatim merasa tertekan
Menghardik anak yatim dapat menyebabkan anak yatim merasa tertekan. Hal ini karena anak yatim adalah anak-anak yang rentan dan membutuhkan perhatian serta kasih sayang. Ketika mereka dihardik, mereka akan merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan. Mereka juga akan merasa takut dan tidak percaya diri.
Perasaan tertekan yang dialami oleh anak yatim dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik mereka. Anak yatim yang merasa tertekan cenderung memiliki masalah tidur, nafsu makan, dan konsentrasi. Mereka juga lebih rentan terhadap penyakit fisik, seperti sakit kepala, sakit perut, dan diare.
Selain itu, perasaan tertekan yang dialami oleh anak yatim dapat menyebabkan mereka mengalami masalah perilaku. Anak yatim yang merasa tertekan cenderung lebih agresif, mudah marah, dan sulit diatur. Mereka juga lebih rentan terhadap perilaku menyimpang, seperti bolos sekolah, mencuri, dan menggunakan narkoba.
Oleh karena itu, menghardik anak yatim merupakan perbuatan yang sangat berbahaya dan harus dihindari. Menghardik anak yatim dapat menyebabkan anak yatim merasa tertekan, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik mereka. Bahkan, dalam beberapa kasus, menghardik anak yatim dapat menyebabkan anak yatim mengalami trauma psikologis.
Jika Anda melihat anak yatim yang sedang dihardik, janganlah tinggal diam. Segeralah hentikan pelaku dan berikan dukungan kepada anak yatim tersebut. Anda juga dapat melaporkan pelaku kepada pihak berwajib agar pelaku dapat diberikan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.
Menimbulkan rasa takut pada anak yatim
Selain menyebabkan anak yatim merasa tertekan, menghardik anak yatim juga dapat menimbulkan rasa takut pada anak yatim.
- Kata-kata kasar dan makian
Ketika anak yatim dihardik, pelaku biasanya akan menggunakan kata-kata kasar dan makian. Hal ini dapat membuat anak yatim merasa takut dan tidak berdaya. Mereka juga akan merasa bahwa pelaku tidak menyayangi mereka.
- Nada bicara yang keras dan mengancam
Pelaku biasanya akan menggunakan nada bicara yang keras dan mengancam ketika menghardik anak yatim. Hal ini dapat membuat anak yatim merasa takut dan terintimidasi. Mereka juga akan merasa bahwa pelaku bisa menyakiti mereka.
- Ekspresi wajah yang marah dan menakutkan
Pelaku biasanya akan menunjukkan ekspresi wajah yang marah dan menakutkan ketika menghardik anak yatim. Hal ini dapat membuat anak yatim merasa takut dan tidak nyaman. Mereka juga akan merasa bahwa pelaku adalah orang yang jahat.
- Gerakan tubuh yang agresif
Pelaku biasanya akan menunjukkan gerakan tubuh yang agresif ketika menghardik anak yatim. Hal ini dapat membuat anak yatim merasa takut dan terancam. Mereka juga akan merasa bahwa pelaku bisa menyakiti mereka.
Rasa takut yang dialami oleh anak yatim dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik mereka. Anak yatim yang merasa takut cenderung memiliki masalah tidur, nafsu makan, dan konsentrasi. Mereka juga lebih rentan terhadap penyakit fisik, seperti sakit kepala, sakit perut, dan diare.
Menjadikan anak yatim tidak percaya diri
Selain menyebabkan anak yatim merasa tertekan dan takut, menghardik anak yatim juga dapat menjadikan anak yatim tidak percaya diri.
- Kata-kata kasar dan makian
Ketika anak yatim dihardik, pelaku biasanya akan menggunakan kata-kata kasar dan makian. Hal ini dapat membuat anak yatim merasa tidak berharga dan tidak dicintai. Mereka juga akan merasa bahwa mereka tidak mampu melakukan apa pun dengan baik.
- Bandingkan dengan anak lain
Pelaku sering membanding-bandingkan anak yatim dengan anak lain. Hal ini dapat membuat anak yatim merasa rendah diri dan tidak mampu. Mereka juga akan merasa bahwa mereka tidak sebaik anak lain.
- Menyalahkan anak yatim atas kesalahan orang lain
Pelaku sering menyalahkan anak yatim atas kesalahan orang lain. Hal ini dapat membuat anak yatim merasa bersalah dan tidak berharga. Mereka juga akan merasa bahwa mereka adalah penyebab masalah.
- Tidak menghargai pendapat anak yatim
Pelaku sering tidak menghargai pendapat anak yatim. Hal ini dapat membuat anak yatim merasa tidak didengarkan dan tidak penting. Mereka juga akan merasa bahwa pendapat mereka tidak berharga.
Sikap pelaku yang demikian dapat membuat anak yatim menjadi tidak percaya diri. Anak yatim yang tidak percaya diri cenderung pemalu, pendiam, dan tidak berani mengungkapkan pendapat mereka. Mereka juga cenderung minder dan tidak berani mencoba hal-hal baru. Bahkan, dalam beberapa kasus, anak yatim yang tidak percaya diri dapat mengalami depresi.
Menyebabkan trauma psikologis
Dalam beberapa kasus, menghardik anak yatim dapat menyebabkan anak yatim mengalami trauma psikologis. Trauma psikologis adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan mental akibat peristiwa traumatis yang dialaminya.
- Ketakutan yang berlebihan
Anak yatim yang mengalami trauma psikologis seringkali mengalami ketakutan yang berlebihan. Mereka takut terhadap pelaku, takut terhadap lingkungan sekitarnya, dan takut terhadap hal-hal yang mengingatkan mereka pada peristiwa traumatis yang dialaminya.
- Mimpi buruk
Anak yatim yang mengalami trauma psikologis seringkali mengalami mimpi buruk. Mimpi buruk tersebut biasanya terkait dengan peristiwa traumatis yang dialaminya.
- Sulit tidur
Anak yatim yang mengalami trauma psikologis seringkali sulit tidur. Mereka merasa takut dan cemas ketika hendak tidur. Mereka juga sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk.
- Gangguan makan
Anak yatim yang mengalami trauma psikologis seringkali mengalami gangguan makan. Mereka mungkin kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan. Gangguan makan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti kekurangan gizi dan obesitas.
Trauma psikologis yang dialami oleh anak yatim dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik mereka. Anak yatim yang mengalami trauma psikologis cenderung memiliki masalah perilaku, seperti agresivitas, mudah marah, dan sulit diatur. Mereka juga lebih rentan terhadap penyakit fisik, seperti sakit kepala, sakit perut, dan diare. Bahkan, dalam beberapa kasus, trauma psikologis dapat menyebabkan anak yatim mengalami depresi dan bunuh diri.
Perbuatan yang sangat berbahaya
Menghardik anak yatim merupakan perbuatan yang sangat berbahaya. Hal ini karena menghardik anak yatim dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, baik bagi anak yatim itu sendiri maupun bagi orang-orang di sekitarnya.
- Menyebabkan anak yatim mengalami masalah kesehatan mental dan fisik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menghardik anak yatim dapat menyebabkan anak yatim mengalami berbagai masalah kesehatan mental dan fisik, seperti depresi, kecemasan, gangguan makan, dan penyakit fisik lainnya.
- Menyebabkan anak yatim tidak percaya diri dan minder
Menghardik anak yatim dapat membuat anak yatim merasa tidak berharga dan tidak dicintai. Hal ini dapat menyebabkan anak yatim menjadi tidak percaya diri dan minder. Anak yatim yang tidak percaya diri dan minder cenderung pemalu, pendiam, dan tidak berani mengungkapkan pendapat mereka. Mereka juga cenderung minder dan tidak berani mencoba hal-hal baru.
- Menyebabkan anak yatim berperilaku buruk
Menghardik anak yatim dapat membuat anak yatim merasa marah, kesal, dan dendam. Hal ini dapat menyebabkan anak yatim berperilaku buruk, seperti membolos sekolah, mencuri, dan menggunakan narkoba.
- Menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi tumbuh kembang anak
Menghardik anak yatim dapat menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi tumbuh kembang anak. Anak yatim yang hidup dalam lingkungan yang tidak kondusif cenderung mengalami masalah perilaku dan kesulitan belajar. Mereka juga lebih rentan terhadap kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi.
Oleh karena itu, menghardik anak yatim merupakan perbuatan yang sangat berbahaya dan harus dihindari. Menghardik anak yatim dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, baik bagi anak yatim itu sendiri maupun bagi orang-orang di sekitarnya.
Dilarang oleh agama dan hukum
Menghardik anak yatim dilarang oleh agama dan hukum. Dalam agama Islam, menghardik anak yatim dianggap sebagai perbuatan dosa besar. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 17-19:
“Dan adapun anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang terhadap mereka. Dan adapun orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya.”
Dalam agama Kristen, menghardik anak yatim juga dianggap sebagai perbuatan dosa. Yesus Kristus berkata dalam Injil Matius pasal 25 ayat 40:
“Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Dalam hukum Indonesia, menghardik anak yatim juga dilarang. Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak menyatakan bahwa:
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).”
Jadi, jelaslah bahwa menghardik anak yatim dilarang oleh agama dan hukum. Oleh karena itu, perbuatan tersebut harus dihindari.
Jika Anda melihat ada anak yatim yang dihardik, janganlah tinggal diam. Segeralah hentikan pelaku dan berikan dukungan kepada anak yatim tersebut. Anda juga dapat melaporkan pelaku kepada pihak berwajib agar pelaku dapat diberikan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.
Menunjukkan rendahnya moral pelaku
Menghardik anak yatim menunjukkan rendahnya moral pelaku. Hal ini karena anak yatim adalah anak-anak yang rentan dan membutuhkan perhatian serta kasih sayang. Menghardik anak yatim berarti pelaku tidak memiliki rasa empati dan belas kasih terhadap anak-anak tersebut.
Pelaku yang menghardik anak yatim biasanya memiliki sifat-sifat negatif, seperti:
- Egois dan tidak peduli dengan perasaan orang lain
- Kejam dan tidak berbelas kasih
- Tidak memiliki rasa tanggung jawab
- Tidak memiliki moral dan etika yang baik
Perbuatan menghardik anak yatim juga menunjukkan bahwa pelaku tidak memiliki rasa takut terhadap Tuhan. Padahal, agama mengajarkan kita untuk menyayangi dan melindungi anak yatim. Menghardik anak yatim berarti pelaku tidak mengindahkan ajaran agama dan tidak takut kepada Tuhan.
Oleh karena itu, menghardik anak yatim merupakan perbuatan yang sangat tercela dan menunjukkan rendahnya moral pelaku. Pelaku yang menghardik anak yatim harus diberikan sanksi yang tegas agar pelaku jera dan tidak mengulangi perbuatannya.
Jika Anda melihat ada anak yatim yang dihardik, janganlah tinggal diam. Segeralah hentikan pelaku dan berikan dukungan kepada anak yatim tersebut. Anda juga dapat melaporkan pelaku kepada pihak berwajib agar pelaku dapat diberikan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.