Suasana Idul Fitri

sisca


Suasana Idul Fitri

Suasana Idul Fitri adalah suasana yang penuh dengan kegembiraan, kebahagiaan, dan rasa syukur yang menyelimuti umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Momen ini memiliki makna yang sangat penting bagi umat Islam karena merupakan puncak dari bulan suci Ramadan dan menjadi tanda kemenangan dalam melawan hawa nafsu. Suasana Idul Fitri juga menjadi ajang silaturahmi dan saling memaafkan antar sesama.

Dalam sejarah Islam, Idul Fitri telah menjadi tradisi yang dirayakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Beliau sangat menganjurkan umatnya untuk merayakan Idul Fitri dengan penuh sukacita dan memperbanyak amal kebaikan.

Suasana Idul Fitri

Suasana Idul Fitri merupakan perpaduan berbagai aspek penting yang menciptakan momen istimewa bagi umat Islam. Aspek-aspek tersebut meliputi:

  • Kegembiraan
  • Sukacita
  • Syukur
  • Silaturahmi
  • Maaf Meminta Maaf
  • Ibadah
  • Tradisi
  • Kuliner
  • Kepedulian

Kegembiraan dan sukacita terpancar dari wajah-wajah umat Islam yang telah berhasil menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan. Syukur dipanjatkan atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Silaturahmi dan saling memaafkan menjadi momen penting untuk mempererat tali persaudaraan. Ibadah, seperti salat Idul Fitri dan zakat fitrah, semakin menyempurnakan suasana kemenangan melawan hawa nafsu. Tradisi, seperti takbiran dan pawai obor, menambah semarak perayaan Idul Fitri. Kuliner khas, seperti ketupat dan opor, menjadi bagian tak terpisahkan dari suasana Idul Fitri. Kepedulian terhadap sesama juga sangat ditekankan, melalui kegiatan berbagi zakat dan santunan kepada yang membutuhkan.

Kegembiraan

Kegembiraan merupakan aspek sentral dari suasana Idul Fitri. Umat Islam bersuka cita karena telah berhasil menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh dan meraih kemenangan melawan hawa nafsu.

  • Fitrah Manusia

    Kegembiraan Idul Fitri bersifat fitrah, karena manusia pada dasarnya menyukai kebahagiaan dan kesenangan. Momen ini menjadi kesempatan untuk mengekspresikan kebahagiaan tersebut secara bersama-sama.

  • Pencapaian Ibadah

    Kegembiraan juga muncul dari rasa syukur atas pencapaian ibadah puasa. Umat Islam merasa bersukacita karena telah menjalankan perintah Allah SWT dengan penuh keikhlasan.

  • Silaturahmi dan Maaf Meminta Maaf

    Idul Fitri menjadi ajang silaturahmi dan saling memaafkan, yang semakin menambah kegembiraan. Momen ini mempererat tali persaudaraan dan membersihkan hati dari segala kesalahan.

  • Tradisi dan Kuliner

    Berbagai tradisi dan kuliner khas Idul Fitri turut menyumbang pada kegembiraan. Takbiran, pawai obor, ketupat, dan opor menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri yang menambah semarak dan keceriaan.

Kegembiraan Idul Fitri tidak hanya bersifat sesaat, tetapi juga memiliki implikasi jangka panjang. Momen ini menjadi pengingat untuk terus bersyukur, mempererat silaturahmi, dan menjalani hidup dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan.

Sukacita

Sukacita merupakan aspek penting yang menambah semarak suasana Idul Fitri. Sukacita ini tidak hanya bersifat sesaat, tetapi juga memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam.

  • Kemenangan Iman

    Sukacita Idul Fitri muncul dari rasa kemenangan iman setelah berhasil menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Umat Islam merasa bersukacita karena telah berhasil melawan hawa nafsu dan godaan.

  • Berkah dan Ampunan

    Idul Fitri juga identik dengan berkah dan ampunan dari Allah SWT. Umat Islam bersuka cita karena dosa-dosa mereka telah diampuni dan mereka kembali suci seperti bayi yang baru lahir.

  • Silaturahmi dan Maaf Meminta Maaf

    Silaturahmi dan saling memaafkan menjadi bagian tak terpisahkan dari Idul Fitri. Momen ini membawa sukacita karena mempererat tali persaudaraan dan membersihkan hati dari segala kesalahan.

  • Tradisi dan Kuliner

    Berbagai tradisi dan kuliner khas Idul Fitri turut menyumbang pada sukacita. Takbiran, pawai obor, ketupat, dan opor menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri yang menambah semarak dan keceriaan.

Sukacita Idul Fitri merupakan manifestasi dari rasa syukur dan kemenangan iman. Sukacita ini menjadi pengingat untuk terus bersyukur, mempererat silaturahmi, dan menjalani hidup dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan.

Syukur

Syukur merupakan aspek fundamental yang sangat erat kaitannya dengan suasana Idul Fitri. Rasa syukur ini muncul karena umat Islam telah berhasil menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, berhasil melawan hawa nafsu, dan meraih kemenangan iman.

Syukur menjadi komponen kritis dari suasana Idul Fitri karena mencerminkan esensi dari perayaan ini. Idul Fitri bukan hanya sekadar hari raya kemenangan, tetapi juga hari raya syukur. Umat Islam bersyukur atas segala nikmat dan ampunan yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Realitas kehidupan sehari-hari menunjukkan bagaimana syukur menjadi bagian integral dari suasana Idul Fitri. Kita dapat melihat umat Islam bertakbir dan mengucapkan “Alhamdulillah” sebagai bentuk rasa syukur atas kemenangan yang telah diraih. Mereka juga saling bersilaturahmi dan memaafkan, serta berbagi kebahagiaan dengan sesama sebagai wujud syukur atas nikmat persaudaraan.

Pemahaman tentang hubungan antara syukur dan suasana Idul Fitri memiliki aplikasi praktis yang penting. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dalam segala kondisi, terutama setelah meraih keberhasilan. Syukur dapat menjadi sumber kebahagiaan dan ketenangan hati, serta menjadi motivasi untuk terus berbuat baik.

Selain itu, syukur juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa segala pencapaian dan kemenangan yang kita raih bukanlah semata-mata hasil usaha kita sendiri, melainkan berkat pertolongan dan karunia dari Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus selalu rendah hati dan tetap berada di jalan kebaikan.

Silaturahmi

Silaturahmi merupakan salah satu aspek penting yang sangat berpengaruh terhadap suasana Idul Fitri. Silaturahmi adalah kegiatan menjalin dan mempererat tali persaudaraan dengan mengunjungi, menghubungi, atau bertukar kabar dengan sanak saudara, teman, atau kerabat lainnya.

Dalam konteks Idul Fitri, silaturahmi menjadi kegiatan yang sangat dianjurkan karena memiliki banyak manfaat. Pertama, silaturahmi dapat menjadi sarana untuk saling memaafkan kesalahan dan kekhilafan yang mungkin terjadi selama setahun terakhir. Kedua, silaturahmi dapat memperkuat rasa persaudaraan dan kebersamaan antar sesama umat Islam. Ketiga, silaturahmi dapat menjadi ajang untuk berbagi kebahagiaan, suka, dan duka bersama sehingga dapat meringankan beban hidup dan mempererat hubungan.

Contoh nyata silaturahmi dalam suasana Idul Fitri dapat kita lihat dalam tradisi halal bihalal yang biasa dilakukan setelah salat Idul Fitri. Dalam tradisi ini, umat Islam saling berkunjung dan bersalaman untuk saling memaafkan dan mempererat silaturahmi. Selain itu, silaturahmi juga dapat dilakukan melalui telepon, pesan singkat, atau media sosial untuk mempererat hubungan dengan sanak saudara atau teman yang berada jauh.

Memahami hubungan antara silaturahmi dan suasana Idul Fitri memiliki banyak manfaat praktis. Pertama, hal ini dapat memotivasi kita untuk selalu menjaga dan mempererat tali silaturahmi dengan sanak saudara, teman, dan kerabat. Kedua, hal ini dapat membantu kita untuk menciptakan suasana Idul Fitri yang lebih harmonis, penuh kebahagiaan, dan penuh makna.

Maaf Meminta Maaf

Maaf meminta maaf merupakan tradisi penting yang sangat berpengaruh terhadap suasana Idul Fitri. Tradisi ini merupakan wujud dari ajaran Islam yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, kebersamaan, dan saling memaafkan.

Maaf meminta maaf memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan suasana Idul Fitri yang harmonis dan penuh kebahagiaan. Dengan saling memaafkan, kesalahan dan kekhilafan yang mungkin terjadi selama setahun terakhir dapat dihapuskan, sehingga hubungan antar sesama menjadi lebih bersih dan suci. Selain itu, tradisi ini juga dapat mempererat tali silaturahmi dan memperkuat rasa persaudaraan antar umat Islam.

Dalam praktiknya, tradisi maaf meminta maaf biasanya dilakukan setelah salat Idul Fitri. Umat Islam saling berkunjung, bersalaman, dan mengucapkan kalimat “minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin”. Tradisi ini merupakan momen yang sangat mengharukan dan penuh makna, karena dapat menghapus segala kesalahan dan kebencian yang mungkin ada di hati.

Bagi umat Islam, tradisi maaf meminta maaf bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan perintah agama. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak halal bagi seorang Muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Jika lebih dari tiga hari, maka keduanya bertemu, maka yang lebih dahulu mengucapkan salam, dialah yang lebih utama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Memahami hubungan antara maaf meminta maaf dan suasana Idul Fitri memiliki banyak manfaat praktis. Pertama, hal ini dapat memotivasi kita untuk selalu berlapang dada dan memaafkan kesalahan orang lain. Kedua, hal ini dapat membantu kita untuk menciptakan suasana Idul Fitri yang lebih harmonis, penuh kebahagiaan, dan penuh makna.

Ibadah

Ibadah merupakan salah satu aspek terpenting yang sangat berpengaruh terhadap suasana Idul Fitri. Ibadah, dalam konteks ini, merujuk pada segala bentuk pengabdian dan ketaatan kepada Allah SWT, yang dilakukan oleh umat Islam untuk meraih ridha-Nya.

Ibadah memiliki peran yang sangat krusial dalam menciptakan suasana Idul Fitri yang penuh dengan keberkahan dan kebahagiaan. Melalui ibadah, umat Islam dapat membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan yang mungkin telah dilakukan selama setahun terakhir. Selain itu, ibadah juga dapat meningkatkan ketakwaan dan rasa syukur kepada Allah SWT, sehingga dapat menciptakan suasana Idul Fitri yang lebih bermakna dan khusyuk.

Contoh nyata ibadah yang dilakukan dalam suasana Idul Fitri adalah salat Idul Fitri. Salat Idul Fitri merupakan ibadah wajib yang dilakukan pada pagi hari setelah bulan Ramadan berakhir. Salat ini menjadi simbol kemenangan umat Islam setelah berhasil menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sunnah lainnya, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, dan bersedekah, untuk menambah keberkahan dan kebahagiaan di hari raya Idul Fitri.

Memahami hubungan antara ibadah dan suasana Idul Fitri memiliki banyak manfaat praktis. Pertama, hal ini dapat memotivasi kita untuk selalu meningkatkan kualitas ibadah kita, baik di bulan Ramadan maupun di luar bulan Ramadan. Kedua, hal ini dapat membantu kita untuk menciptakan suasana Idul Fitri yang lebih harmonis, penuh kebahagiaan, dan penuh makna. Ketiga, hal ini dapat menjadi pengingat bagi kita bahwa tujuan utama dari ibadah adalah untuk meraih ridha Allah SWT, bukan sekadar untuk mencari pengakuan atau pujian dari manusia.

Tradisi

Tradisi memiliki peran penting dalam membentuk suasana Idul Fitri. Tradisi tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan hari raya umat Islam ini dan memberikan makna yang lebih dalam pada setiap rangkaian kegiatan yang dilakukan.

Salah satu tradisi Idul Fitri yang paling terkenal adalah takbiran. Tradisi ini dilakukan pada malam Idul Fitri, di mana umat Islam berkumpul di masjid-masjid atau lapangan untuk bersama-sama mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil. Takbiran menjadi simbol kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa dan menahan diri dari segala hawa nafsu.

Selain takbiran, tradisi lain yang tidak kalah penting adalah silaturahmi. Pada hari raya Idul Fitri, umat Islam saling berkunjung ke rumah sanak saudara, tetangga, dan kerabat untuk mempererat tali persaudaraan. Silaturahmi menjadi sarana untuk saling memaafkan kesalahan dan memulai lembaran baru yang lebih bersih.

Tradisi-tradisi tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap suasana Idul Fitri. Tradisi takbiran menciptakan suasana yang khusyuk dan penuh kemenangan, sedangkan tradisi silaturahmi mempererat rasa persaudaraan dan saling memaafkan. Dengan memahami hubungan antara tradisi dan suasana Idul Fitri ini, kita dapat semakin menghayati makna dari hari raya besar umat Islam ini.

Kuliner

Kuliner memegang peranan penting dalam membentuk suasana Idul Fitri yang meriah dan berkesan. Beragam sajian khas disiapkan dan dinikmati bersama, menambah keceriaan dan kebersamaan di hari raya umat Islam ini.

  • Ketupat dan Opor

    Ketupat dan opor ayam menjadi hidangan wajib yang kerap hadir di meja makan saat Idul Fitri. Ketupat yang terbuat dari anyaman daun kelapa muda melambangkan kesucian, sementara opor ayam yang gurih dan kental menyimbolkan kemakmuran. Kedua hidangan ini menjadi simbol kebersamaan dan kegembiraan saat berkumpul bersama keluarga dan kerabat.

  • Makanan Manis

    Makanan manis seperti kue kering, dodol, dan sirup menjadi pelengkap yang tak boleh ketinggalan saat Idul Fitri. Manisnya kue dan sirup merepresentasikan kebahagiaan dan keceriaan yang dirasakan saat merayakan hari kemenangan ini.

  • Sajian Khas Daerah

    Selain hidangan nasional, setiap daerah di Indonesia memiliki sajian khas tersendiri yang disajikan saat Idul Fitri. Di Aceh misalnya, ada kue keukarah, di Jawa Barat ada peuyeum dan dodol garut, sedangkan di Sulawesi Selatan ada ketupat palekko. Keanekaragaman kuliner ini menambah kekayaan tradisi dan kebudayaan yang mewarnai Idul Fitri di Indonesia.

  • Tradisi Makan Bersama

    Tradisi makan bersama menjadi salah satu momen penting saat Idul Fitri. Keluarga dan kerabat berkumpul untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan bersama. Tradisi ini mempererat tali silaturahmi dan menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat.

Kuliner menjadi bagian tak terpisahkan dari suasana Idul Fitri. Sajian khas yang disiapkan membawa berbagai makna dan simbol, memperkuat kebersamaan, kegembiraan, dan kehangatan di hari raya yang penuh berkah ini.

Kepedulian

Suasana Idul Fitri tidak hanya tentang kegembiraan dan kebahagiaan, tetapi juga diwarnai dengan semangat kepedulian yang tinggi. Kepedulian ini terwujud dalam berbagai bentuk, mulai dari berbagi zakat hingga memberikan santunan kepada yang membutuhkan.

  • Zakat Fitrah

    Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam yang mampu untuk memberikan sebagian hartanya kepada yang membutuhkan. Pada hari raya Idul Fitri, umat Islam berbondong-bondong menunaikan zakat fitrah sebagai bentuk kepedulian kepada sesama.

  • Santunan Anak Yatim

    Pada hari raya Idul Fitri, banyak umat Islam yang memberikan santunan kepada anak-anak yatim sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang. Santunan ini dapat berupa uang, pakaian, atau kebutuhan pokok lainnya.

  • Donasi untuk Panti Asuhan

    Selain memberikan santunan kepada anak yatim, umat Islam juga memberikan donasi kepada panti asuhan sebagai bentuk kepedulian terhadap anak-anak yang kurang beruntung. Donasi ini dapat berupa uang, bahan makanan, atau pakaian.

  • Membantu Tetangga yang Membutuhkan

    Semangat kepedulian pada hari raya Idul Fitri juga dapat diwujudkan dengan membantu tetangga yang membutuhkan. Misalnya, membantu memasak makanan, membersihkan rumah, atau sekadar memberikan ucapan selamat.

Kepedulian yang tinggi pada hari raya Idul Fitri merupakan cerminan dari ajaran Islam yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan sosial. Melalui kepedulian, umat Islam dapat berbagi kebahagiaan dan meringankan beban sesama, sehingga suasana Idul Fitri menjadi lebih bermakna dan penuh berkah.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) tentang Suasana Idul Fitri

Bagian ini berisi pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan mengenai suasana Idul Fitri. FAQ ini bertujuan untuk memberikan informasi tambahan dan mengklarifikasi aspek-aspek penting yang terkait dengan topik ini.

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan suasana Idul Fitri?

Jawaban: Suasana Idul Fitri adalah suasana penuh kegembiraan, kebahagiaan, dan rasa syukur yang menyelimuti umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Pertanyaan 2: Apa saja aspek yang memengaruhi suasana Idul Fitri?

Jawaban: Suasana Idul Fitri dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti kegembiraan, sukacita, syukur, silaturahmi, maaf meminta maaf, ibadah, tradisi, kuliner, dan kepedulian.

Pertanyaan 3: Bagaimana tradisi memengaruhi suasana Idul Fitri?

Jawaban: Tradisi seperti takbiran dan silaturahmi memperkuat suasana khusyuk dan kebersamaan, sehingga menambah kekayaan makna Idul Fitri.

Pertanyaan 4: Mengapa kepedulian menjadi bagian dari suasana Idul Fitri?

Jawaban: Kepedulian merupakan cerminan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial dalam ajaran Islam, sehingga menjadi bagian penting dari suasana Idul Fitri yang penuh berkah.

Pertanyaan 5: Bagaimana cara menjaga suasana Idul Fitri yang harmonis?

Jawaban: Suasana Idul Fitri yang harmonis dapat dijaga dengan saling memaafkan, mempererat silaturahmi, dan memperbanyak ibadah.

Pertanyaan 6: Apa makna mendalam dari suasana Idul Fitri?

Jawaban: Suasana Idul Fitri menjadi pengingat tentang kemenangan melawan hawa nafsu, memperkuat persaudaraan, dan meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat Allah SWT.

FAQ di atas memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang suasana Idul Fitri. Aspek-aspek yang memengaruhi suasana ini sangat penting untuk dipahami agar dapat menghayati makna dan keberkahan Idul Fitri dengan lebih mendalam. Selanjutnya, kita akan membahas secara lebih mendalam tentang tradisi dan praktik yang terkait dengan Idul Fitri.

Tips Menjaga Suasana Idulfitri yang Harmonis

Menjaga suasana Idulfitri yang harmonis sangat penting untuk menciptakan perayaan yang bermakna. Berikut beberapa tips yang dapat Anda terapkan:

Tip 1: Saling Memaafkan
Lupakan kesalahan masa lalu dan saling memaafkan. Dengan begitu, hati akan menjadi bersih dan hubungan silaturahmi semakin kuat.

Tip 2: Pererat Silaturahmi
Kunjungi sanak saudara, tetangga, dan teman untuk mempererat tali persaudaraan. Silaturahmi dapat dilakukan dengan cara berkunjung langsung, telepon, atau video call.

Tip 3: Perbanyak Ibadah
Tingkatkan ibadah, seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan berzikir. Ibadah dapat menenangkan hati dan memperkuat keimanan, sehingga suasana Idulfitri menjadi lebih khusyuk.

Tip 4: Hindari Perkataan yang Menyinggung
Berhati-hatilah dalam berbicara dan hindari perkataan yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Jagalah lisan agar suasana Idulfitri tetap harmonis.

Tip 5: Berbagi Kebahagiaan
Bagikan kebahagiaan Idulfitri dengan membantu mereka yang membutuhkan, seperti anak yatim dan fakir miskin. Berbagi dapat menambah keberkahan dan kebahagiaan.

Tip 6: Hormati Perbedaan
Setiap orang memiliki cara merayakan Idulfitri yang berbeda. Hormati perbedaan tersebut dan jangan memaksakan kehendak kepada orang lain.

Tip 7: Jaga Kebersihan
Jaga kebersihan lingkungan sekitar, baik di rumah maupun tempat umum. Kebersihan dapat menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan.

Tip 8: Bersyukur
Bersyukurlah atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Dengan bersyukur, hati akan menjadi lebih tenang dan suasana Idulfitri menjadi lebih bermakna.

Dengan menerapkan tips di atas, kita dapat menjaga suasana Idulfitri yang harmonis, penuh kebahagiaan, dan berkah. Suasana yang harmonis ini akan memperkuat persaudaraan dan meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.

Selanjutnya, kita akan membahas secara lebih mendalam tentang tradisi dan praktik yang terkait dengan Idulfitri. Tradisi-tradisi ini menjadi bagian penting dari perayaan Idulfitri dan memberikan makna yang lebih dalam.

Kesimpulan

Suasana Idul Fitri merupakan perpaduan berbagai aspek yang menciptakan momen istimewa bagi umat Islam. Aspek-aspek tersebut, seperti kegembiraan, sukacita, syukur, silaturahmi, maaf meminta maaf, ibadah, tradisi, kuliner, dan kepedulian, saling terkait dan memperkuat satu sama lain.

Salah satu poin penting yang dibahas dalam artikel ini adalah makna mendalam dari suasana Idul Fitri. Momen ini menjadi pengingat tentang kemenangan melawan hawa nafsu, memperkuat persaudaraan, dan meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat Allah SWT. Selain itu, tradisi dan praktik yang terkait dengan Idul Fitri, seperti takbiran, silaturahmi, dan zakat fitrah, memiliki nilai-nilai luhur yang memperkaya makna perayaan ini.

Sebagai penutup, marilah kita jadikan suasana Idul Fitri sebagai momentum untuk terus menjaga persaudaraan, meningkatkan keimanan, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama. Semoga semangat Idul Fitri dapat terus kita bawa dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga kita menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Tags

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru