Cara Menghitung Zakat Penghasilan Berapa: Panduan Lengkap

sisca


Cara Menghitung Zakat Penghasilan Berapa: Panduan Lengkap

Zakat penghasilan adalah zakat yang dikenakan pada penghasilan yang kita peroleh. Penghasilan yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang kita dapatkan sebagai hasil dari pekerjaan atau usaha kita. Contohnya adalah gaji, honorarium, keuntungan usaha, dan lain sebagainya.

Zakat penghasilan sangat penting untuk ditunaikan karena merupakan salah satu rukun Islam. Selain itu, zakat penghasilan juga memiliki banyak manfaat, baik bagi yang menunaikan maupun bagi masyarakat luas. Manfaat zakat penghasilan antara lain:

  1. Membersihkan harta dari hak orang lain.
  2. Membantu menyejahterakan masyarakat.
  3. Memperkuat ukhuwah Islamiyah.

Dalam sejarah Islam, zakat penghasilan pertama kali diwajibkan oleh Khalifah Abu Bakar pada masa pemerintahannya. Pada masa itu, zakat penghasilan dikenakan sebesar 2,5% dari total penghasilan.

Pada masa sekarang, ketentuan zakat penghasilan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Undang-undang ini mengatur bahwa zakat penghasilan dikenakan sebesar 2,5% dari total penghasilan bruto.

Zakat Penghasilan Berapa

Zakat penghasilan adalah zakat yang dikenakan pada penghasilan yang kita peroleh. Penghasilan yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang kita dapatkan sebagai hasil dari pekerjaan atau usaha kita. Contohnya adalah gaji, honorarium, keuntungan usaha, dan lain sebagainya.

  • Nisab: Batasan minimal penghasilan yang wajib dizakati
  • Kadr: Persentase penghasilan yang wajib dizakati
  • Waktu: Waktu pengeluaran zakat penghasilan
  • Penerima: Golongan orang yang berhak menerima zakat penghasilan
  • Hukum: Kewajiban menunaikan zakat penghasilan
  • Syarat: Ketentuan yang harus dipenuhi agar zakat penghasilan wajib ditunaikan
  • Manfaat: Keuntungan menunaikan zakat penghasilan
  • Dalil: Landasan hukum zakat penghasilan
  • Tata Cara: Cara menghitung dan menunaikan zakat penghasilan

Selain aspek-aspek di atas, masih banyak hal lain yang terkait dengan zakat penghasilan. Misalnya, bagaimana cara menghitung nisab zakat penghasilan, bagaimana jika penghasilan kita tidak tetap, dan lain sebagainya. Untuk memahami lebih lanjut tentang zakat penghasilan, disarankan untuk membaca buku atau bertanya kepada ahlinya.

Nisab

Nisab adalah batasan minimal penghasilan yang wajib dizakati. Nisab zakat penghasilan berbeda-beda di setiap negara, tergantung pada mata uang yang digunakan. Di Indonesia, nisab zakat penghasilan ditetapkan sebesar Rp 53.823.000 per tahun, atau sekitar Rp 4.485.250 per bulan.

Jika penghasilan kita sudah mencapai nisab, maka kita wajib menunaikan zakat penghasilan. Kadar zakat penghasilan adalah 2,5% dari total penghasilan bruto. Penghasilan bruto adalah penghasilan sebelum dikurangi biaya-biaya.

Sebagai contoh, jika kita memiliki penghasilan sebesar Rp 5.000.000 per bulan, maka zakat penghasilan yang harus kita tunaikan adalah sebesar Rp 5.000.000 x 2,5% = Rp 125.000.

Nisab zakat penghasilan merupakan komponen penting dalam zakat penghasilan. Nisab berfungsi untuk menentukan apakah seseorang wajib menunaikan zakat atau tidak. Jika penghasilan kita belum mencapai nisab, maka kita tidak wajib menunaikan zakat. Sebaliknya, jika penghasilan kita sudah mencapai nisab, maka kita wajib menunaikan zakat.

Dengan memahami nisab zakat penghasilan, kita dapat mengetahui apakah kita wajib menunaikan zakat atau tidak. Hal ini penting karena zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu.

Kadr

Kadr atau kadar zakat adalah persentase penghasilan yang wajib dizakati. Kadr zakat penghasilan telah ditentukan oleh syariat Islam, yaitu sebesar 2,5%. Kadr ini bersifat tetap dan tidak boleh diubah.

Kadr zakat penghasilan merupakan komponen penting dalam zakat penghasilan. Kadr berfungsi untuk menentukan besarnya zakat yang harus ditunaikan. Besarnya zakat penghasilan dihitung dengan cara mengalikan penghasilan bruto dengan kadar zakat, yaitu 2,5%.

Sebagai contoh, jika kita memiliki penghasilan sebesar Rp 5.000.000 per bulan, maka zakat penghasilan yang harus kita tunaikan adalah sebesar Rp 5.000.000 x 2,5% = Rp 125.000.

Memahami kadar zakat penghasilan sangat penting agar kita dapat menghitung dan menunaikan zakat penghasilan dengan benar. Kadr zakat penghasilan juga merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah seseorang wajib menunaikan zakat atau tidak. Jika penghasilan kita sudah mencapai nisab, yaitu sebesar Rp 53.823.000 per tahun atau sekitar Rp 4.485.250 per bulan, dan sudah dikurangi kebutuhan pokok, maka kita wajib menunaikan zakat penghasilan sesuai dengan kadar yang telah ditentukan.

Dengan memahami kadar zakat penghasilan, kita dapat menjalankan kewajiban zakat dengan benar dan optimal. Zakat penghasilan yang kita tunaikan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan.

Waktu

Waktu pengeluaran zakat penghasilan merupakan salah satu aspek penting dalam zakat penghasilan. Waktu pengeluaran zakat penghasilan menentukan sejak kapan dan sampai kapan zakat penghasilan wajib ditunaikan.

  • Waktu wajib mengeluarkan zakat penghasilan
    Waktu wajib mengeluarkan zakat penghasilan adalah ketika penghasilan kita sudah mencapai nisab dan haul.
  • Waktu jatuh tempo zakat penghasilan
    Waktu jatuh tempo zakat penghasilan adalah satu tahun setelah haul.
  • Waktu boleh mengeluarkan zakat penghasilan
    Zakat penghasilan boleh dikeluarkan kapan saja, baik sebelum atau sesudah waktu jatuh tempo.
  • Waktu terbaik mengeluarkan zakat penghasilan
    Waktu terbaik mengeluarkan zakat penghasilan adalah pada bulan Ramadhan.

Memahami waktu pengeluaran zakat penghasilan sangat penting agar kita dapat menunaikan zakat penghasilan dengan benar dan tepat waktu. Dengan menunaikan zakat penghasilan tepat waktu, kita dapat menjalankan kewajiban kita sebagai umat Islam dengan baik dan memperoleh pahala yang berlipat ganda.

Penerima

Zakat penghasilan adalah zakat yang dikenakan pada penghasilan yang kita peroleh. Selain mengetahui nisab, kadar, dan waktu pengeluaran zakat penghasilan, kita juga perlu mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat penghasilan.

  • Fakir
    Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak memiliki kemampuan untuk mencari nafkah.
  • Miskin
    Miskin adalah orang yang memiliki harta namun tidak mencukupi kebutuhan dasarnya.
  • Amil
    Amil adalah orang yang bertugas mengelola dan mendistribusikan zakat.
  • Mualaf
    Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam.
  • Riqab
    Riqab adalah budak belian yang ingin memerdekakan dirinya.
  • Gharimin
    Gharimin adalah orang yang memiliki utang dan tidak mampu membayarnya.
  • Fisabilillah
    Fisabilillah adalah orang yang berjuang di jalan Allah, seperti untuk dakwah atau jihad.
  • Ibnu Sabil
    Ibnu sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal.

Dengan mengetahui golongan orang yang berhak menerima zakat penghasilan, kita dapat menyalurkan zakat kita kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Dengan demikian, zakat penghasilan yang kita tunaikan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.

Hukum

Zakat penghasilan adalah zakat yang dikenakan pada penghasilan yang kita peroleh. Hukum menunaikan zakat penghasilan adalah wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat. Kewajiban ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW.

Kewajiban menunaikan zakat penghasilan memiliki pengaruh yang besar terhadap besaran zakat penghasilan yang harus dikeluarkan. Sebab, salah satu syarat wajib zakat adalah mencapai nisab. Nisab zakat penghasilan adalah batas minimal penghasilan yang wajib dizakati. Jika penghasilan kita belum mencapai nisab, maka kita tidak wajib menunaikan zakat. Sebaliknya, jika penghasilan kita sudah mencapai nisab, maka kita wajib menunaikan zakat sebesar 2,5% dari total penghasilan bruto.

Sebagai contoh, jika seseorang memiliki penghasilan sebesar Rp 5.000.000 per bulan, maka ia wajib menunaikan zakat penghasilan sebesar Rp 5.000.000 x 2,5% = Rp 125.000. Kewajiban menunaikan zakat penghasilan ini merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat penting. Dengan menunaikan zakat, kita dapat membersihkan harta kita dari hak orang lain dan membantu masyarakat yang membutuhkan.

Memahami hukum menunaikan zakat penghasilan sangat penting bagi setiap muslim. Dengan memahami hukum ini, kita dapat mengetahui kewajiban kita sebagai umat Islam dan menjalankan ibadah zakat dengan benar. Selain itu, memahami hukum menunaikan zakat penghasilan juga dapat membantu kita dalam menghitung dan mendistribusikan zakat penghasilan dengan tepat.

Syarat

Untuk memahami “zakat penghasilan berapa”, kita perlu mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi agar zakat penghasilan wajib ditunaikan. Syarat-syarat ini merupakan ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam dan harus dipenuhi oleh setiap muslim yang ingin menunaikan zakat penghasilan.

  • Islam
    Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah beragama Islam. Zakat penghasilan hanya wajib ditunaikan oleh umat Islam yang beriman dan taat kepada Allah SWT.
  • Merdeka
    Syarat kedua adalah merdeka. Zakat penghasilan tidak wajib ditunaikan oleh budak atau hamba sahaya.
  • Baligh
    Syarat ketiga adalah baligh. Zakat penghasilan hanya wajib ditunaikan oleh orang yang sudah mencapai usia baligh, yaitu sekitar 15 tahun.
  • Berakal
    Syarat keempat adalah berakal. Zakat penghasilan tidak wajib ditunaikan oleh orang yang tidak berakal, seperti orang gila atau orang yang mengalami gangguan jiwa.

Dengan memahami syarat-syarat yang harus dipenuhi agar zakat penghasilan wajib ditunaikan, kita dapat mengetahui siapa saja yang wajib menunaikan zakat penghasilan dan berapa besar zakat penghasilan yang harus dikeluarkan. Dengan menunaikan zakat penghasilan, kita dapat menjalankan kewajiban kita sebagai umat Islam dan membantu masyarakat yang membutuhkan.

Manfaat

Menunaikan zakat penghasilan memiliki banyak manfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat luas. Salah satu manfaat utama zakat penghasilan adalah dapat membersihkan harta dari hak orang lain. Ketika kita menunaikan zakat penghasilan, kita telah mengeluarkan sebagian harta kita untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini dapat membersihkan harta kita dari hak orang lain yang mungkin telah kita ambil tanpa sengaja.

Selain itu, zakat penghasilan juga dapat membantu menyejahterakan masyarakat. Zakat yang kita tunaikan akan disalurkan kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, dan janda. Dengan demikian, zakat penghasilan dapat membantu meringankan beban hidup mereka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Manfaat lainnya dari menunaikan zakat penghasilan adalah dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah. Zakat penghasilan merupakan salah satu bentuk solidaritas sosial di kalangan umat Islam. Ketika kita menunaikan zakat penghasilan, kita telah menunjukkan kepedulian kita terhadap sesama saudara seiman. Hal ini dapat memperkuat hubungan persaudaraan dan ukhuwah di antara umat Islam.

Dengan memahami manfaat-manfaat dari menunaikan zakat penghasilan, kita dapat lebih termotivasi untuk menunaikan kewajiban ini. Zakat penghasilan tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, marilah kita tunaikan zakat penghasilan dengan ikhlas dan penuh kesadaran.

Dalil

Dalil atau landasan hukum merupakan aspek penting dalam memahami kewajiban zakat penghasilan. Dalil-dalil ini bersumber dari Al-Quran dan hadis, yang menjadi rujukan utama dalam menentukan ketentuan zakat penghasilan, mulai dari nisab, kadar, hingga waktu pengeluarannya.

  • Al-Quran
    Beberapa ayat dalam Al-Quran secara jelas menyebutkan kewajiban zakat, termasuk zakat penghasilan. Salah satu ayat yang terkenal adalah surat At-Taubah ayat 60, yang artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.”
  • Hadis
    Selain Al-Quran, hadis juga menjadi landasan hukum zakat penghasilan. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada Islam bagi orang yang tidak menunaikan zakat.” Hadis ini menunjukkan bahwa zakat, termasuk zakat penghasilan, merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu.
  • Ijma’ Ulama
    Ijma’ ulama atau kesepakatan para ulama juga menjadi salah satu dalil dalam penetapan zakat penghasilan. Para ulama sepakat bahwa zakat penghasilan termasuk dalam kategori zakat maal atau zakat harta. Hal ini berarti bahwa setiap muslim yang memiliki harta, termasuk penghasilan, wajib menunaikan zakat.
  • Qiyas
    Qiyas adalah metode menetapkan hukum suatu permasalahan dengan cara menganalogikannya dengan permasalahan lain yang sudah ada hukumnya. Dalam hal zakat penghasilan, qiyas dilakukan dengan menganalogikannya dengan zakat emas dan perak. Karena emas dan perak termasuk harta yang wajib dizakati, maka penghasilan juga wajib dizakati.

Dengan memahami dalil-dalil di atas, kita dapat mengetahui bahwa zakat penghasilan memiliki landasan hukum yang kuat dalam Islam. Dalil-dalil ini menjadi dasar bagi ketentuan dan tata cara zakat penghasilan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

Tata Cara

Tata cara menghitung dan menunaikan zakat penghasilan merupakan aspek penting dalam memahami zakat penghasilan secara keseluruhan. Dengan mengetahui tata cara yang benar, kita dapat memastikan bahwa zakat penghasilan yang kita tunaikan telah sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

  • Menghitung Penghasilan Bruto
    Penghasilan bruto adalah jumlah penghasilan yang kita peroleh sebelum dikurangi biaya-biaya. Penghasilan bruto yang wajib dizakati meliputi gaji, honorarium, keuntungan usaha, dan lain sebagainya.
  • Menghitung Nisab Zakat
    Nisab zakat adalah batas minimal penghasilan yang wajib dizakati. Di Indonesia, nisab zakat penghasilan ditetapkan sebesar Rp 53.823.000 per tahun, atau sekitar Rp 4.485.250 per bulan.
  • Menghitung Kadar Zakat
    Kadar zakat penghasilan adalah sebesar 2,5% dari total penghasilan bruto. Kadar ini bersifat tetap dan tidak boleh diubah.
  • Menyalurkan Zakat
    Setelah zakat dihitung, langkah selanjutnya adalah menyalurkan zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Penyaluran zakat dapat dilakukan melalui lembaga amil zakat atau secara langsung kepada penerima zakat.

Dengan memahami dan mengikuti tata cara menghitung dan menunaikan zakat penghasilan, kita dapat menunaikan kewajiban zakat dengan benar dan optimal. Dengan demikian, zakat yang kita tunaikan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan.

Tanya Jawab Zakat Penghasilan

Tanya jawab berikut disusun untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umum terkait zakat penghasilan. Pertanyaan-pertanyaan ini mengklarifikasi berbagai aspek zakat penghasilan, mulai dari definisi hingga tata cara penunaiannya.

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan zakat penghasilan?

Zakat penghasilan adalah zakat yang dikenakan atas penghasilan yang kita peroleh, seperti gaji, honorarium, keuntungan usaha, dan lain sebagainya.

Pertanyaan 2: Berapa nisab zakat penghasilan?

Nisab zakat penghasilan di Indonesia ditetapkan sebesar Rp 53.823.000 per tahun, atau sekitar Rp 4.485.250 per bulan.

Pertanyaan 3: Berapa kadar zakat penghasilan?

Kadar zakat penghasilan adalah 2,5% dari total penghasilan bruto.

Pertanyaan 4: Kapan waktu menunaikan zakat penghasilan?

Zakat penghasilan dapat ditunaikan kapan saja, namun waktu terbaik untuk menunaikannya adalah pada bulan Ramadhan.

Pertanyaan 5: Siapa saja yang berhak menerima zakat penghasilan?

Zakat penghasilan dapat diberikan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara menghitung zakat penghasilan?

Cara menghitung zakat penghasilan adalah dengan mengalikan penghasilan bruto dengan kadar zakat, yaitu 2,5%.

Dengan memahami tanya jawab ini, diharapkan dapat membantu kita dalam memahami dan menunaikan zakat penghasilan dengan benar. Penunaian zakat penghasilan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu, dan memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah atau manfaat menunaikan zakat penghasilan, serta dampak positifnya bagi diri sendiri dan masyarakat.

Tips Menunaikan Zakat Penghasilan

Menunaikan zakat penghasilan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Berikut ini adalah beberapa tips untuk membantu Anda dalam menunaikan zakat penghasilan dengan benar dan optimal:

Tip 1: Hitung penghasilan bruto dengan benar

Penghasilan bruto adalah jumlah penghasilan yang Anda peroleh sebelum dikurangi biaya-biaya. Pastikan Anda menghitung penghasilan bruto dengan benar agar perhitungan zakat penghasilan Anda akurat.

Tip 2: Pahami nisab zakat penghasilan

Nisab zakat penghasilan adalah batas minimal penghasilan yang wajib dizakati. Di Indonesia, nisab zakat penghasilan ditetapkan sebesar Rp 53.823.000 per tahun atau sekitar Rp 4.485.250 per bulan. Pastikan penghasilan Anda sudah mencapai nisab sebelum menunaikan zakat.

Tip 3: Gunakan kadar zakat yang tepat

Kadar zakat penghasilan adalah 2,5% dari total penghasilan bruto. Gunakan kadar ini untuk menghitung jumlah zakat yang harus Anda tunaikan.

Tip 4: Tunaikan zakat tepat waktu

Zakat penghasilan dapat ditunaikan kapan saja, namun waktu terbaik untuk menunaikannya adalah pada bulan Ramadhan. Usahakan untuk menunaikan zakat tepat waktu agar pahala yang Anda peroleh lebih besar.

Tip 5: Salurkan zakat melalui lembaga terpercaya

Jika Anda tidak memiliki waktu atau kesulitan dalam menyalurkan zakat secara langsung, Anda dapat menyalurkannya melalui lembaga amil zakat terpercaya. Lembaga amil zakat akan menyalurkan zakat Anda kepada golongan yang berhak menerimanya.

Tip 6: Niatkan zakat dengan ikhlas

Niat yang ikhlas sangat penting dalam menunaikan zakat. Niatkan zakat Anda semata-mata karena Allah SWT dan untuk membantu sesama yang membutuhkan.

Tip 7: Dokumentasikan penunaian zakat

Dokumentasikan penunaian zakat Anda dengan baik, seperti menyimpan bukti transfer atau kuitansi pembayaran. Dokumentasi ini dapat bermanfaat sebagai bukti penunaian zakat di kemudian hari.

Tip 8: Konsultasikan dengan ahli jika diperlukan

Jika Anda memiliki pertanyaan atau kesulitan dalam menunaikan zakat penghasilan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli, seperti ustadz atau lembaga amil zakat. Mereka dapat memberikan bimbingan dan membantu Anda menunaikan zakat dengan benar.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat menunaikan zakat penghasilan dengan benar dan optimal. Menunaikan zakat penghasilan tidak hanya kewajiban, tetapi juga ibadah yang memiliki banyak manfaat, baik bagi diri sendiri maupun masyarakat.

Tips-tips di atas merupakan langkah-langkah praktis yang dapat membantu kita dalam memahami dan menjalankan kewajiban zakat penghasilan. Dengan menunaikan zakat penghasilan, kita tidak hanya membersihkan harta kita dari hak orang lain, tetapi juga berkontribusi dalam menyejahterakan masyarakat.

Kesimpulan

Artikel tentang “zakat penghasilan berapa” telah mengulas berbagai aspek terkait zakat penghasilan, mulai dari pengertian, syarat, hingga tata cara penunaiannya. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari artikel ini adalah sebagai berikut:

  • Zakat penghasilan adalah zakat yang dikenakan atas penghasilan yang kita peroleh, seperti gaji, honorarium, keuntungan usaha, dan lain sebagainya.
  • Nisab zakat penghasilan di Indonesia ditetapkan sebesar Rp 53.823.000 per tahun atau sekitar Rp 4.485.250 per bulan. Jika penghasilan kita sudah mencapai nisab, maka kita wajib menunaikan zakat penghasilan sebesar 2,5% dari total penghasilan bruto.
  • Zakat penghasilan dapat disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Menunaikan zakat penghasilan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Zakat penghasilan tidak hanya membersihkan harta kita dari hak orang lain, tetapi juga berkontribusi dalam menyejahterakan masyarakat. Dengan memahami dan menunaikan zakat penghasilan dengan benar, kita dapat menjalankan ibadah ini dengan optimal dan memperoleh pahala yang berlimpah.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru