Panduan Lengkap: Mengenal 8 Asnaf Penerima Zakat

sisca


Panduan Lengkap: Mengenal 8 Asnaf Penerima Zakat

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan bagi umat muslim yang mampu. Zakat disalurkan kepada yang berhak menerimanya, yang dikenal dengan sebutan asnaf. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa terdapat 8 asnaf yang berhak menerima zakat, yaitu:

  1. Fakir, yaitu orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu bekerja.
  2. Miskin, yaitu orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
  3. Amil, yaitu orang yang bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat.
  4. Muallaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan imannya.
  5. Riqab, yaitu budak yang ingin memerdekakan dirinya.
  6. Gharimin, yaitu orang yang memiliki utang dan tidak mampu membayarnya.
  7. Fisabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah, seperti berdakwah atau berjihad.
  8. Ibnu sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal.

Zakat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Islam. Zakat dapat membantu meringankan beban ekonomi bagi yang membutuhkan, sehingga tercipta kesejahteraan dan keadilan sosial. Selain itu, zakat juga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti untuk biaya pendidikan, kesehatan, dan pengembangan usaha.

Dalam sejarah Islam, terdapat perkembangan penting terkait penyaluran zakat. Pada masa Rasulullah SAW, zakat dikumpulkan dan disalurkan secara langsung oleh beliau. Namun, seiring dengan berkembangnya wilayah Islam, diperlukan sistem penyaluran zakat yang lebih terorganisir. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, dibentuk lembaga khusus untuk mengelola zakat, yang dikenal dengan Baitul Mal.

Pembahasan lebih lanjut tentang 8 asnaf yang berhak menerima zakat, serta pengelolaan dan penyalurannya, akan diulas dalam artikel ini.

8 asnaf yang berhak menerima zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan bagi umat muslim yang mampu. Zakat disalurkan kepada yang berhak menerimanya, yang dikenal dengan sebutan asnaf. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa terdapat 8 asnaf yang berhak menerima zakat, yaitu:

  • Fakir
  • Miskin
  • Amil
  • Muallaf
  • Riqab
  • Gharimin
  • Fisabilillah
  • Ibnu sabil

Kedelapan asnaf ini mewakili berbagai dimensi kemiskinan dan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat. Fakir dan miskin adalah mereka yang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Amil adalah mereka yang bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat, sehingga berhak menerima bagian dari zakat yang mereka kelola. Muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan imannya.

Riqab adalah budak yang ingin memerdekakan dirinya, sehingga zakat dapat digunakan untuk membantu mereka membeli kebebasan mereka. Gharimin adalah mereka yang memiliki utang dan tidak mampu membayarnya, sehingga zakat dapat digunakan untuk membantu melunasi utang mereka. Fisabilillah adalah mereka yang berjuang di jalan Allah, seperti berdakwah atau berjihad, sehingga zakat dapat digunakan untuk mendukung perjuangan mereka.

Ibnu sabil adalah mereka yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal, sehingga zakat dapat digunakan untuk membantu mereka melanjutkan perjalanan mereka. Dengan memahami hak-hak dari masing-masing asnaf ini, penyaluran zakat dapat dilakukan secara tepat sasaran dan efektif, sehingga dapat membantu meringankan beban ekonomi bagi yang membutuhkan dan menciptakan kesejahteraan sosial.

Fakir

Fakir adalah salah satu dari delapan asnaf yang berhak menerima zakat. Fakir didefinisikan sebagai orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemiskinan yang dialami oleh fakir dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau bencana alam.

Fakir merupakan komponen penting dari 8 asnaf yang berhak menerima zakat karena mereka termasuk kelompok masyarakat yang paling membutuhkan bantuan. Zakat yang diberikan kepada fakir dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pengobatan. Dengan membantu fakir, zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Contoh fakir dalam kehidupan nyata antara lain:

  • Orang tua yang tidak memiliki penghasilan dan tidak mampu bekerja.
  • Anak yatim atau piatu yang tidak memiliki keluarga yang mampu menghidupi mereka.
  • Penyandang disabilitas yang tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Memahami hubungan antara fakir dan 8 asnaf yang berhak menerima zakat sangat penting untuk memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang yang tepat. Dengan membantu fakir, zakat dapat memainkan peran penting dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Miskin

Dalam konteks “8 asnaf yang berhak menerima zakat”, miskin merujuk pada orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemiskinan yang dialami oleh miskin dapat bersifat sementara atau permanen, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kehilangan pekerjaan, pengeluaran yang tinggi, atau bencana alam.

  • Tidak Mampu Bekerja

    Miskin dapat merujuk pada orang yang tidak mampu bekerja karena sakit, cacat, atau usia lanjut. Mereka bergantung pada bantuan dari orang lain atau dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

  • Penghasilan Tidak Cukup

    Miskin juga dapat merujuk pada orang yang memiliki pekerjaan namun penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarga mereka. Mereka mungkin bekerja di sektor informal atau memiliki penghasilan yang tidak tetap.

  • Beban Tanggungan Berat

    Miskin dapat diperparah oleh beban tanggungan yang berat, seperti memiliki banyak anak atau anggota keluarga yang sakit. Hal ini dapat membuat mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka sendiri.

  • Korban Bencana

    Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau kebakaran dapat membuat orang kehilangan harta benda dan mata pencaharian mereka, sehingga jatuh ke dalam kemiskinan.

Memahami berbagai dimensi kemiskinan yang dihadapi oleh miskin sangat penting untuk memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang yang tepat. Dengan membantu miskin, zakat dapat memainkan peran penting dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Amil

Dalam konteks “8 asnaf yang berhak menerima zakat”, amil merujuk pada orang yang bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat. Amil memegang peranan penting dalam memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang yang tepat dan digunakan untuk tujuan yang benar.

  • Pengumpul Zakat

    Amil bertugas mengumpulkan zakat dari muzakki, yaitu orang yang wajib membayar zakat. Pengumpulan zakat dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah, memastikan bahwa zakat yang terkumpul adalah sah dan akuntabel.

  • Penyalur Zakat

    Amil juga bertugas menyalurkan zakat kepada yang berhak menerimanya, yaitu delapan asnaf yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an. Penyaluran zakat dilakukan secara adil dan transparan, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kelayakan masing-masing asnaf.

  • Pengelola Zakat

    Selain mengumpulkan dan menyalurkan zakat, amil juga bertugas mengelola zakat yang telah terkumpul. Hal ini meliputi pencatatan, penyimpanan, dan pelaporan keuangan zakat, memastikan bahwa zakat dikelola dengan baik dan akuntabel.

  • Pendayagunaan Zakat

    Amil dapat menggunakan zakat untuk berbagai tujuan yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti pembangunan fasilitas umum, bantuan pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi. Pendayagunaan zakat dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat dan potensi manfaat jangka panjang.

Keberadaan amil sangat penting dalam menjamin keberlangsungan dan efektivitas penyaluran zakat. Amil yang profesional dan berintegritas dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan zakat, sehingga semakin banyak muzakki yang bersedia menunaikan zakatnya. Dengan demikian, zakat dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Muallaf

Dalam konteks “8 asnaf yang berhak menerima zakat”, muallaf merujuk kepada orang-orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan imannya. Muallaf merupakan salah satu dari delapan asnaf yang berhak menerima zakat, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an.

Bantuan zakat kepada muallaf sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, muallaf sering menghadapi tantangan sosial dan ekonomi setelah masuk Islam. Mereka mungkin dikucilkan oleh keluarga atau komunitas sebelumnya, dan mereka mungkin kehilangan sumber pendapatan karena meninggalkan pekerjaan atau bisnis yang bertentangan dengan ajaran Islam. Kedua, muallaf membutuhkan dukungan untuk mempelajari dan memahami ajaran Islam, serta untuk membangun jaringan sosial baru dalam komunitas Muslim.

Contoh nyata muallaf yang berhak menerima zakat antara lain:

  • Orang yang baru masuk Islam dan kehilangan pekerjaan karena meninggalkan pekerjaan yang bertentangan dengan ajaran Islam.
  • Keluarga muallaf yang dikucilkan oleh komunitas sebelumnya dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka.
  • Muallaf yang ingin mempelajari Islam lebih dalam dan membutuhkan biaya untuk pendidikan atau bimbingan.

Memahami hubungan antara muallaf dan “8 asnaf yang berhak menerima zakat” sangat penting untuk memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang yang tepat. Dengan membantu muallaf, zakat dapat memainkan peran penting dalam memperkuat keimanan mereka, mengintegrasikan mereka ke dalam komunitas Muslim, dan mengurangi kesulitan sosial dan ekonomi yang mereka hadapi.

Riqab

Dalam konteks “8 asnaf yang berhak menerima zakat”, riqab merujuk pada budak yang ingin memerdekakan dirinya. Riqab merupakan salah satu dari delapan asnaf yang berhak menerima zakat, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an. Bantuan zakat kepada riqab sangat penting karena dapat membantu mereka memperoleh kebebasan dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

  • Membeli Kembali Kemerdekaan

    Salah satu bentuk bantuan zakat kepada riqab adalah untuk membeli kembali kemerdekaan mereka dari tuannya. Hal ini dilakukan dengan membayar sejumlah uang atau harta kepada tuan sebagai ganti dari kebebasan riqab.

  • Biaya Pendidikan dan Pelatihan

    Zakat juga dapat digunakan untuk membiayai pendidikan dan pelatihan riqab agar mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk hidup mandiri setelah merdeka.

  • Bantuan Modal Usaha

    Selain biaya pendidikan, zakat juga dapat digunakan untuk memberikan bantuan modal usaha kepada riqab yang ingin memulai usaha sendiri setelah merdeka.

  • Dukungan Sosial dan Psikologis

    Riqab yang baru merdeka mungkin menghadapi tantangan sosial dan psikologis. Zakat dapat digunakan untuk memberikan dukungan dalam bentuk konseling, bimbingan, dan pelatihan untuk membantu mereka berintegrasi kembali ke masyarakat.

Dengan memberikan bantuan kepada riqab, zakat dapat memainkan peran penting dalam menghapuskan perbudakan dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Riqab yang merdeka dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berkontribusi kepada pembangunan bangsa.

Gharimin

Gharimin merupakan salah satu dari delapan asnaf yang berhak menerima zakat, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an. Gharimin merujuk kepada orang-orang yang memiliki utang dan tidak mampu membayarnya. Kemiskinan yang dialami oleh gharimin dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kehilangan pekerjaan, biaya pengobatan yang tinggi, atau bencana alam.

Bantuan zakat kepada gharimin sangat penting karena dapat membantu mereka keluar dari kesulitan keuangan dan mencegah mereka jatuh ke dalam kemiskinan yang lebih dalam. Zakat dapat digunakan untuk melunasi utang gharimin, sehingga mereka dapat terbebas dari beban utang dan memulai hidup baru yang lebih baik. Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk memberikan bantuan modal usaha kepada gharimin yang ingin memulai usaha sendiri untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Contoh nyata gharimin yang berhak menerima zakat adalah:

  • Orang yang memiliki utang karena biaya pengobatan penyakit kritis.
  • Pedagang kecil yang memiliki utang karena usahanya mengalami kerugian.
  • Petani yang memiliki utang karena gagal panen akibat bencana alam.

Memahami hubungan antara gharimin dan “8 asnaf yang berhak menerima zakat” sangat penting untuk memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang yang tepat. Dengan membantu gharimin, zakat dapat memainkan peran penting dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Fisabilillah

Fisabilillah merupakan salah satu dari delapan asnaf yang berhak menerima zakat, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an. Fisabilillah merujuk kepada orang-orang yang berjuang di jalan Allah, baik dalam bentuk jihad maupun dakwah. Bantuan zakat kepada fisabilillah sangat penting karena dapat mendukung perjuangan mereka untuk menegakkan agama Islam dan menyebarkan kebaikan di muka bumi.

Fisabilillah merupakan komponen penting dari “8 asnaf yang berhak menerima zakat” karena mereka memainkan peran penting dalam menegakkan ajaran Islam dan menjaga keutuhan umat. Jihad yang dilakukan oleh fisabilillah dapat berupa perjuangan melawan musuh yang mengancam Islam, membela hak-hak kaum muslimin, atau berjuang untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Sedangkan dakwah yang dilakukan oleh fisabilillah bertujuan untuk menyebarkan ajaran Islam, membimbing manusia ke jalan yang benar, dan menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Contoh nyata fisabilillah yang berhak menerima zakat adalah:

  • Mujahidin yang berjuang melawan penjajah atau kelompok teroris.
  • Muballigh atau dai yang berdakwah di daerah terpencil atau kepada masyarakat yang belum mengenal Islam.
  • Aktivis kemanusiaan yang berjuang untuk membantu korban bencana atau konflik.

Memahami hubungan antara fisabilillah dan “8 asnaf yang berhak menerima zakat” sangat penting untuk memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang yang tepat. Dengan membantu fisabilillah, zakat dapat memainkan peran penting dalam memperkuat ajaran Islam, menyebarkan kebaikan, dan memperjuangkan keadilan dan kebenaran di muka bumi.

Ibnu sabil

Ibnu sabil merupakan salah satu dari delapan asnaf yang berhak menerima zakat, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an. Ibnu sabil merujuk kepada orang-orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal. Bantuan zakat kepada ibnu sabil sangat penting karena dapat membantu mereka melanjutkan perjalanan dan mencapai tujuannya.

  • Musafir yang Kehabisan Bekal

    Ibnu sabil yang paling umum adalah musafir atau pelancong yang kehabisan bekal selama perjalanan. Mereka bisa saja kehilangan uang atau barang bawaan mereka, atau mengalami kejadian tidak terduga yang membuat mereka kekurangan biaya.

  • Pekerja Migran

    Ibnu sabil juga dapat berupa pekerja migran yang bekerja jauh dari kampung halaman mereka. Mereka mungkin menghadapi kesulitan keuangan atau tidak menerima gaji tepat waktu, sehingga membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

  • Korban Bencana

    Ibnu sabil dapat pula merujuk kepada korban bencana alam atau konflik yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan kehilangan semua harta benda mereka. Mereka membutuhkan bantuan untuk melanjutkan perjalanan dan membangun kembali kehidupan mereka.

  • Pelajar atau Penuntut Ilmu

    Ibnu sabil juga dapat mencakup pelajar atau penuntut ilmu yang bepergian jauh dari rumah untuk mencari pendidikan. Mereka mungkin membutuhkan bantuan untuk biaya transportasi, akomodasi, atau biaya pendidikan.

Memahami hubungan antara ibnu sabil dan “8 asnaf yang berhak menerima zakat” sangat penting untuk memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang yang tepat. Dengan membantu ibnu sabil, zakat dapat memainkan peran penting dalam membantu mereka yang kesulitan dalam perjalanan, sehingga mereka dapat mencapai tujuan dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Tanya Jawab tentang 8 Asnaf yang Berhak Menerima Zakat

Bagian Tanya Jawab ini akan menjawab pertanyaan umum dan mengklarifikasi aspek-aspek penting tentang 8 asnaf yang berhak menerima zakat.

Pertanyaan 1: Siapa saja yang termasuk dalam 8 asnaf yang berhak menerima zakat?

8 asnaf yang berhak menerima zakat adalah fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Pertanyaan 2: Apa yang dimaksud dengan fakir?

Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pertanyaan 3: Bolehkah zakat diberikan kepada orang yang memiliki utang?

Ya, zakat boleh diberikan kepada orang yang memiliki utang (gharimin) untuk membantu mereka melunasi utangnya.

Pertanyaan 4: Siapa yang termasuk dalam asnaf fisabilillah?

Fisabilillah adalah orang yang berjuang di jalan Allah, baik dalam bentuk jihad maupun dakwah.

Pertanyaan 5: Apakah pelajar atau penuntut ilmu termasuk dalam asnaf ibnu sabil?

Ya, pelajar atau penuntut ilmu yang bepergian jauh dari rumah untuk mencari pendidikan dapat termasuk dalam asnaf ibnu sabil.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang yang tepat?

Untuk memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang yang tepat, penting untuk memahami kriteria masing-masing asnaf dan bekerja sama dengan lembaga atau organisasi penyalur zakat yang terpercaya.

Tanya Jawab ini memberikan pemahaman dasar tentang 8 asnaf yang berhak menerima zakat dan menjawab beberapa pertanyaan umum. Untuk pembahasan yang lebih mendalam tentang pengelolaan dan penyaluran zakat, silakan lanjutkan membaca artikel.

Transisi: Pengelolaan dan penyaluran zakat yang efektif sangat penting untuk memaksimalkan dampaknya dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tips Mengelola dan Menyalurkan Zakat Secara Efektif

Pengelolaan dan penyaluran zakat yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa zakat tepat sasaran dan memberikan manfaat maksimal bagi yang berhak menerimanya. Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan:

1. Pahami Kriteria Penerima Zakat:
Pelajari dan pahami kriteria masing-masing asnaf yang berhak menerima zakat untuk memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang yang tepat.

2. Bekerja Sama dengan Lembaga Terpercaya:
Salurkan zakat melalui lembaga atau organisasi penyalur zakat yang terpercaya dan memiliki reputasi yang baik dalam pengelolaan dan penyaluran zakat.

3. Lakukan Verifikasi dan Validasi:
Sebelum menyalurkan zakat, lakukan verifikasi dan validasi terhadap penerima zakat untuk memastikan bahwa mereka memenuhi kriteria dan benar-benar membutuhkan bantuan.

4. Salurkan Zakat Tepat Waktu:
Salurkan zakat tepat waktu untuk membantu mustahik memenuhi kebutuhan mereka secara segera.

5. Prioritaskan Kebutuhan yang Mendesak:
Dalam penyaluran zakat, prioritaskan kebutuhan yang paling mendesak, seperti kebutuhan pangan, kesehatan, dan pendidikan.

6. Gunakan Zakat untuk Program Produktif:
Selain memberikan bantuan langsung, gunakan zakat untuk program produktif yang dapat membantu mustahik keluar dari kemiskinan, seperti pelatihan keterampilan atau modal usaha.

7. Berikan Laporan yang Transparan:
Berikan laporan yang transparan dan akuntabel tentang pengelolaan dan penyaluran zakat kepada pemberi zakat dan masyarakat.

8. Edukasi Masyarakat:
Lakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya zakat dan cara pengelolaan yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam penunaian zakat.

Dengan menerapkan tips-tips ini, pengelolaan dan penyaluran zakat dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien, sehingga zakat dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

Transisi: Memaksimalkan manfaat zakat tidak hanya bergantung pada pengelolaan dan penyaluran yang efektif, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menunaikan zakat.

Kesimpulan

Artikel ini telah mengulas secara komprehensif tentang “8 asnaf yang berhak menerima zakat”, memberikan wawasan mendalam tentang masing-masing asnaf dan peran penting mereka dalam masyarakat.

Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan antara lain:

  • Zakat merupakan rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh umat muslim yang mampu, dan memiliki peran penting dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
  • 8 asnaf yang berhak menerima zakat adalah fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil, yang mewakili berbagai dimensi kemiskinan dan kesulitan yang dihadapi masyarakat.
  • Pengelolaan dan penyaluran zakat yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa zakat tepat sasaran dan memberikan manfaat maksimal bagi yang berhak menerimanya.

Dengan memahami dan mengimplementasikan pengetahuan ini, kita dapat memaksimalkan dampak zakat dalam membangun masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan bertakwa.



Rekomendasi Herbal Alami :

Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru