Hukum Puasa Idul Adha

sisca

hukum puasa idul adha

Hukum Puasa Idul Adha

Hukum puasa Idul Adha adalah hukum yang mengatur tentang kewajiban berpuasa pada hari raya Idul Adha. Puasa ini dilaksanakan oleh umat Islam setelah melaksanakan sholat Idul Adha. Contohnya, seorang Muslim diwajibkan untuk berpuasa pada tanggal 10 Dzulhijjah, yang merupakan hari raya Idul Adha.

Puasa Idul Adha memiliki beberapa manfaat, seperti melatih kedisiplinan diri, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, serta mendapatkan pahala. Dalam sejarah Islam, puasa Idul Adha pertama kali diwajibkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Pada artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai hukum puasa Idul Adha, termasuk syarat sah, tata cara pelaksanaan, serta hikmah dan manfaatnya.

hukum puasa idul adha

Hukum puasa Idul Adha merupakan aspek penting dalam menjalankan ibadah puasa pada hari raya Idul Adha. Berikut adalah beberapa aspek esensial yang perlu diperhatikan:

  • Wajib
  • Setelah sholat Idul Adha
  • 10 Dzulhijjah
  • Menahan makan dan minum
  • Dari terbit fajar hingga terbenam matahari
  • Menambah pahala
  • Melatih kedisiplinan
  • Meneladani Nabi Muhammad SAW
  • Sunnah diamalkan secara berjamaah

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk pemahaman yang komprehensif tentang hukum puasa Idul Adha. Misalnya, kewajiban berpuasa pada hari Idul Adha setelah melaksanakan sholat Id, menunjukkan bahwa puasa merupakan bagian integral dari perayaan Idul Adha. Menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari merupakan syarat sah puasa, yang bertujuan untuk melatih kedisiplinan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Pahala yang diperoleh dari puasa Idul Adha menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakannya dengan ikhlas dan penuh penghayatan.

Wajib

Hukum puasa Idul Adha adalah wajib bagi setiap Muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Kewajiban ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang artinya: “Barangsiapa yang berpuasa pada hari Arafah, maka puasanya akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Idul Adha memiliki keutamaan yang besar dan pahala yang berlimpah.

Kewajiban puasa Idul Adha merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Dengan melaksanakan puasa Idul Adha, umat Islam menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT, serta meningkatkan ketakwaan dan keimanannya. Selain itu, puasa Idul Adha juga menjadi sarana untuk melatih kedisiplinan diri dan mengendalikan hawa nafsu.

Dalam praktiknya, kewajiban puasa Idul Adha dilaksanakan dengan menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari pada tanggal 10 Dzulhijjah. Umat Islam di seluruh dunia melaksanakan puasa Idul Adha secara berjamaah, sehingga menciptakan suasana kebersamaan dan persaudaraan dalam menjalankan ibadah. Puasa Idul Adha juga menjadi bagian dari rangkaian ibadah haji, yang merupakan salah satu rukun Islam bagi yang mampu melaksanakannya.

Melaksanakan puasa Idul Adha dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan akan memberikan banyak manfaat, baik secara spiritual maupun sosial. Puasa Idul Adha dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan, melatih kedisiplinan diri, dan mempererat hubungan sesama umat Islam. Selain itu, puasa Idul Adha juga dapat menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT dan saling tolong-menolong dalam kebaikan.

Setelah Sholat Idul Adha

Sholat Idul Adha merupakan salah satu ibadah penting yang dilaksanakan pada hari raya Idul Adha. Sholat ini dilaksanakan setelah matahari terbit dan sebelum waktu Zuhur. Hukum melaksanakan sholat Idul Adha adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Sholat Idul Adha dilaksanakan secara berjamaah di lapangan atau masjid.

Pelaksanaan sholat Idul Adha memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:

  1. Mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
  2. Menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.
  3. Mempererat tali silaturahim antar sesama umat Islam.
  4. Meneladani sunnah Rasulullah SAW.

Salah satu keutamaan sholat Idul Adha adalah berkaitan dengan hukum puasa Idul Adha. Puasa Idul Adha hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Puasa Idul Adha dilaksanakan setelah melaksanakan sholat Idul Adha. Dengan melaksanakan puasa Idul Adha, umat Islam akan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Selain itu, puasa Idul Adha juga dapat menjadi sarana untuk melatih kedisiplinan diri dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Jadi, terdapat hubungan yang erat antara sholat Idul Adha dan hukum puasa Idul Adha. Sholat Idul Adha menjadi penanda dimulainya waktu pelaksanaan puasa Idul Adha. Dengan melaksanakan sholat Idul Adha terlebih dahulu, umat Islam telah memenuhi salah satu syarat sah untuk melaksanakan puasa Idul Adha. Selain itu, pahala yang diperoleh dari sholat Idul Adha akan semakin besar jika dilanjutkan dengan melaksanakan puasa Idul Adha.

10 Dzulhijjah

10 Dzulhijjah merupakan tanggal yang sangat penting dalam kalender Islam. Pada tanggal ini, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha. Idul Adha adalah hari raya kurban, di mana umat Islam menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ibadah dan rasa syukur kepada Allah SWT.

Hukum puasa Idul Adha sangat berkaitan erat dengan tanggal 10 Dzulhijjah. Puasa Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, setelah melaksanakan sholat Idul Adha. Puasa Idul Adha hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Dengan melaksanakan puasa Idul Adha, umat Islam akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Selain itu, puasa Idul Adha juga dapat menjadi sarana untuk melatih kedisiplinan diri dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Jadi, 10 Dzulhijjah merupakan tanggal yang sangat penting dalam kaitannya dengan hukum puasa Idul Adha. Puasa Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, setelah melaksanakan sholat Idul Adha. Dengan melaksanakan puasa Idul Adha, umat Islam akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.

Menahan Makan dan Minum

Menahan makan dan minum merupakan salah satu rukun puasa, termasuk puasa Idul Adha. Hukum menahan makan dan minum dalam puasa Idul Adha adalah wajib, artinya harus dilakukan oleh setiap Muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Kewajiban menahan makan dan minum ini dimulai sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Menahan makan dan minum dalam puasa Idul Adha memiliki beberapa hikmah dan manfaat, di antaranya:

  1. Melatih kedisiplinan diri.
  2. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
  3. Menambah pahala ibadah.
  4. Meneladani sunnah Rasulullah SAW.

Selain itu, menahan makan dan minum dalam puasa Idul Adha juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, seperti:

  1. Membersihkan saluran pencernaan.
  2. Menurunkan berat badan.
  3. Meningkatkan metabolisme tubuh.

Bagi umat Islam, menahan makan dan minum dalam puasa Idul Adha merupakan bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Dengan melaksanakan puasa Idul Adha dengan ikhlas dan penuh penghayatan, umat Islam akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Selain itu, puasa Idul Adha juga dapat menjadi sarana untuk melatih kedisiplinan diri, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dan mempererat hubungan sesama umat Islam.

Dari terbit fajar hingga terbenam matahari

Waktu pelaksanaan puasa Idul Adha dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Batasan waktu ini merupakan salah satu rukun puasa, yang artinya harus dipenuhi oleh setiap Muslim yang melaksanakan puasa Idul Adha. Hukum menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari dalam puasa Idul Adha adalah wajib, artinya harus dilakukan oleh setiap Muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Kewajiban menahan makan dan minum ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang artinya: “Barangsiapa yang berpuasa, maka puasanya dimulai sejak terbit fajar dan diakhiri saat terbenam matahari.”

Menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari dalam puasa Idul Adha memiliki hikmah dan manfaat yang besar. Di antaranya adalah melatih kedisiplinan diri, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, menambah pahala ibadah, dan meneladani sunnah Rasulullah SAW. Selain itu, menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari dalam puasa Idul Adha juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, seperti membersihkan saluran pencernaan, menurunkan berat badan, dan meningkatkan metabolisme tubuh.

Dalam praktiknya, menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari dalam puasa Idul Adha dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, dengan makan sahur sebelum waktu subuh dan berbuka puasa setelah waktu maghrib. Umat Islam juga dapat memperbanyak membaca Al-Qur’an, berzikir, dan melakukan ibadah lainnya selama waktu puasa. Dengan melaksanakan puasa Idul Adha dengan ikhlas dan penuh penghayatan, umat Islam akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Selain itu, puasa Idul Adha juga dapat menjadi sarana untuk melatih kedisiplinan diri, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dan mempererat hubungan sesama umat Islam.

Menambah pahala

Salah satu hikmah dan manfaat puasa Idul Adha adalah menambah pahala. Hukum puasa Idul Adha adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Dengan melaksanakan puasa Idul Adha, umat Islam akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Pahala tersebut diberikan karena umat Islam telah menahan makan dan minum, serta hawa nafsu lainnya, selama waktu puasa.

Menambah pahala merupakan salah satu tujuan utama dalam melaksanakan ibadah puasa. Pahala yang diperoleh dari puasa Idul Adha dapat menjadi bekal bagi umat Islam di akhirat kelak. Selain itu, pahala dari puasa Idul Adha juga dapat digunakan untuk menghapus dosa-dosa yang telah diperbuat. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang artinya: “Barangsiapa yang berpuasa pada hari Arafah, maka puasanya akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”

Untuk mendapatkan pahala yang besar dari puasa Idul Adha, umat Islam harus melaksanakan puasa dengan ikhlas dan penuh penghayatan. Selain itu, umat Islam juga harus menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan berkata-kata kotor. Dengan melaksanakan puasa Idul Adha dengan benar, umat Islam akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Pahala tersebut dapat menjadi bekal bagi umat Islam di akhirat kelak.

Melatih kedisiplinan

Melatih kedisiplinan merupakan salah satu hikmah dan manfaat dari hukum puasa Idul Adha. Hukum puasa Idul Adha adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Dengan melaksanakan puasa Idul Adha, umat Islam akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Selain itu, puasa Idul Adha juga dapat menjadi sarana untuk melatih kedisiplinan diri.

Kedisiplinan merupakan salah satu sifat terpuji yang sangat penting dalam kehidupan. Dengan memiliki kedisiplinan, seseorang akan mampu mengatur waktu dan aktivitasnya dengan baik. Kedisiplinan juga dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuan-tujuannya. Puasa Idul Adha dapat menjadi sarana untuk melatih kedisiplinan diri, karena selama waktu puasa, umat Islam harus menahan makan dan minum, serta hawa nafsu lainnya. Dengan melaksanakan puasa Idul Adha dengan ikhlas dan penuh penghayatan, umat Islam akan terbiasa untuk mengendalikan hawa nafsunya dan mengatur waktu makan dan minumnya dengan baik.

Melatih kedisiplinan melalui puasa Idul Adha juga dapat memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan terbiasa menahan makan dan minum selama waktu puasa, umat Islam akan lebih mudah untuk mengontrol pola makannya. Selain itu, dengan terbiasa mengatur waktu makan dan minumnya, umat Islam akan lebih mudah untuk mengatur waktu aktivitas lainnya, seperti waktu belajar, bekerja, dan beribadah. , hukum puasa Idul Adha tidak hanya memberikan pahala yang besar dari Allah SWT, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk melatih kedisiplinan diri, yang akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Meneladani Nabi Muhammad SAW

Meneladani Nabi Muhammad SAW dalam hukum puasa Idul Adha sangatlah penting. Beliau adalah suri tauladan terbaik bagi seluruh umat Islam. Dengan meneladani beliau, umat Islam dapat melaksanakan puasa Idul Adha dengan benar dan penuh berkah.

  • Melaksanakan Puasa Tepat Waktu

    Rasulullah SAW selalu melaksanakan puasa Idul Adha tepat pada waktunya, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah. Beliau juga selalu berbuka puasa setelah matahari terbenam. Umat Islam hendaknya meneladani beliau dengan melaksanakan puasa Idul Adha tepat waktu.

  • Menahan Makan dan Minum dengan Ikhlas

    Rasulullah SAW selalu menahan makan dan minum dengan ikhlas selama berpuasa. Beliau tidak pernah mengeluh atau merasa lapar dan haus. Umat Islam hendaknya meneladani beliau dengan menahan makan dan minum dengan ikhlas selama berpuasa Idul Adha.

  • Mengutamakan Ibadah

    Rasulullah SAW selalu mengutamakan ibadah selama berpuasa. Beliau selalu memperbanyak membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa. Umat Islam hendaknya meneladani beliau dengan mengutamakan ibadah selama berpuasa Idul Adha.

  • Memberikan Makan kepada Orang yang Membutuhkan

    Rasulullah SAW selalu memberikan makan kepada orang yang membutuhkan, terutama pada saat berpuasa. Beliau selalu berbagi makanan dengan tetangga dan orang-orang miskin. Umat Islam hendaknya meneladani beliau dengan memberikan makan kepada orang yang membutuhkan, terutama pada saat berpuasa Idul Adha.

Dengan meneladani Nabi Muhammad SAW dalam hukum puasa Idul Adha, umat Islam dapat melaksanakan puasa dengan benar dan penuh berkah. Puasa Idul Adha akan menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Islam.

Sunnah diamalkan secara berjamaah

Pelaksanaan puasa Idul Adha secara berjamaah merupakan salah satu sunnah yang sangat dianjurkan dalam hukum puasa Idul Adha. Hal ini karena puasa Idul Adha memiliki keutamaan yang besar dan pahala yang berlimpah, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya: “Barangsiapa yang berpuasa pada hari Arafah, maka puasanya akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

Dengan melaksanakan puasa Idul Adha secara berjamaah, umat Islam dapat memperoleh beberapa manfaat, di antaranya:

  • Mendapatkan pahala yang lebih besar, karena berjamaah merupakan salah satu sebab dilipatgandakannya pahala ibadah.
  • Mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Islam, karena puasa Idul Adha menjadi momen berkumpul dan saling berbagi kebahagiaan.
  • Menumbuhkan semangat kebersamaan dan persaudaraan dalam menjalankan ibadah.

Selain itu, melaksanakan puasa Idul Adha secara berjamaah juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi dan semangat dalam berpuasa. Ketika melihat orang lain juga berpuasa, maka akan timbul semangat untuk ikut berpuasa dan menahan diri dari makan dan minum. Dengan demikian, puasa Idul Adha secara berjamaah dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan mempererat hubungan sesama umat Islam.

Pertanyaan Seputar Hukum Puasa Idul Adha

Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar hukum puasa Idul Adha yang mungkin berguna untuk Anda:

Pertanyaan 1: Apakah hukum puasa Idul Adha?

Jawaban: Hukum puasa Idul Adha adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan puasa Idul Adha?

Jawaban: Puasa Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, setelah sholat Idul Adha.

Pertanyaan 3: Apakah syarat sah puasa Idul Adha?

Jawaban: Syarat sah puasa Idul Adha adalah beragama Islam, baligh, berakal sehat, dan tidak sedang dalam keadaan haid atau nifas bagi wanita.

Pertanyaan 4: Apa saja hikmah dan manfaat puasa Idul Adha?

Jawaban: Hikmah dan manfaat puasa Idul Adha antara lain menambah pahala, melatih kedisiplinan, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dan meneladani sunnah Nabi Muhammad SAW.

Pertanyaan 5: Bagaimana cara melaksanakan puasa Idul Adha?

Jawaban: Cara melaksanakan puasa Idul Adha adalah dengan menahan makan dan minum, serta hawa nafsu lainnya, dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Pertanyaan 6: Apakah hukum melaksanakan puasa Idul Adha secara berjamaah?

Jawaban: Hukum melaksanakan puasa Idul Adha secara berjamaah adalah sunnah, artinya dianjurkan untuk dilaksanakan.

Dengan memahami hukum dan tata cara puasa Idul Adha, semoga kita dapat melaksanakannya dengan baik dan khusyuk, sehingga memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara sholat Idul Adha yang perlu diketahui oleh umat Islam.

Tips Melaksanakan Puasa Idul Adha

Puasa Idul Adha merupakan ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Untuk melaksanakan puasa Idul Adha dengan baik dan khusyuk, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:

Tip 1: Niat dengan Ikhlas
Awali puasa Idul Adha dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Niat yang tulus akan membuat ibadah puasa menjadi lebih bermakna dan berpahala.

Tip 2: Persiapan Fisik dan Mental
Sebelum memulai puasa, pastikan kondisi fisik dan mental dalam keadaan baik. Istirahat yang cukup dan konsumsi makanan bergizi saat sahur akan membantu kelancaran puasa.

Tip 3: Kendalikan Hawa Nafsu
Puasa Idul Adha bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan hawa nafsu lainnya. Hindari perbuatan yang dapat membatalkan puasa, seperti berkata-kata kotor, berbuat maksiat, dan marah-marah.

Tip 4: Perbanyak Ibadah
Manfaatkan waktu puasa untuk memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa. Ibadah yang khusyuk akan meningkatkan ketakwaan dan pahala puasa.

Tip 5: Berbagi dengan Sesama
Di samping menahan diri, puasa Idul Adha juga merupakan momen untuk berbagi dengan sesama. Bersedekah atau memberikan makan kepada orang yang membutuhkan akan menambah keberkahan puasa.

Tip 6: Menjaga Kesehatan
Meskipun berpuasa, kesehatan tetap harus dijaga. Konsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka, serta istirahat yang cukup akan membantu menjaga kesehatan selama berpuasa.

Tip 7: Hindari Berlebihan
Saat berbuka puasa, hindari makan dan minum secara berlebihan. Makanlah secukupnya dan bertahap untuk menjaga kesehatan pencernaan.

Tip 8: Bersyukur dan Bertaubat
Akhiri puasa Idul Adha dengan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Beristighfar dan bertaubat atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat.

Dengan mengikuti tips di atas, semoga kita dapat melaksanakan puasa Idul Adha dengan baik dan khusyuk, sehingga memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara sholat Idul Adha yang perlu diketahui oleh umat Islam.

Kesimpulan

Hukum puasa Idul Adha merupakan hukum yang mengatur kewajiban berpuasa pada hari raya Idul Adha. Puasa Idul Adha memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar bagi umat Islam yang menjalankannya. Hukum puasa Idul Adha adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

Beberapa poin penting terkait hukum puasa Idul Adha yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Puasa Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, setelah sholat Idul Adha.
  • Syarat sah puasa Idul Adha adalah beragama Islam, baligh, berakal sehat, dan tidak sedang dalam keadaan haid atau nifas bagi wanita.
  • Hikmah dan manfaat puasa Idul Adha antara lain menambah pahala, melatih kedisiplinan, meningkatkan ketakwaan, dan meneladani sunnah Rasulullah SAW.

Dengan memahami hukum dan tata cara puasa Idul Adha, semoga kita dapat melaksanakannya dengan baik dan khusyuk, sehingga memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Mari kita jadikan puasa Idul Adha sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Tags

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru