Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

sisca

jumlah rakaat shalat tarawih

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Jumlah rakaat shalat tarawih merupakan jumlah unit shalat yang dilakukan pada malam hari di bulan Ramadan. Jumlah rakaat shalat ini bervariasi tergantung pada mazhab atau kebiasaan di masing-masing daerah, namun umumnya terdiri dari 8, 10, atau 20 rakaat.

Shalat tarawih sendiri memiliki keutamaan yang besar, antara lain sebagai amalan sunnah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, mendapatkan pahala yang berlipat ganda, serta menjadi ajang untuk meningkatkan ibadah dan taqarrub kepada-Nya. Shalat tarawih pertama kali diperkenalkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, yang pada awalnya dilakukan secara berjamaah di masjid dan kemudian menyebar ke seluruh umat Islam.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang jumlah rakaat shalat tarawih, termasuk perbedaan pendapat di antara para ulama, serta tata cara pelaksanaannya yang sesuai dengan sunnah.

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Jumlah rakaat shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipahami dalam menjalankan ibadah ini. Berikut adalah 10 aspek esensial terkait jumlah rakaat shalat tarawih:

  • Jumlah rakaat ganjil
  • Minimal 8 rakaat
  • Maksimal 20 rakaat
  • Terbagi dalam beberapa witir
  • Setiap witir terdiri dari 2 rakaat
  • Ditambah 3 rakaat witir akhir
  • Dilakukan secara berjamaah
  • Bisa dilakukan secara munfarid
  • Disunnahkan di masjid
  • Waktu pelaksanaan setelah shalat Isya

Memahami aspek-aspek tersebut sangat penting untuk memastikan pelaksanaan shalat tarawih yang sesuai dengan sunnah. Jumlah rakaat yang ganjil dan pembagiannya dalam beberapa witir merupakan ciri khas dari shalat tarawih. Pelaksanaannya secara berjamaah di masjid juga dianjurkan untuk mempererat ukhuwah dan kebersamaan antar sesama umat Islam.

Jumlah Rakaat Ganjil

Salah satu aspek penting dalam jumlah rakaat shalat tarawih adalah keharusan jumlah rakaatnya yang ganjil. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA:

“Rasulullah SAW tidak pernah mengerjakan shalat malam (tarawih) lebih dari sebelas rakaat, termasuk shalat witir.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis tersebut, dapat dipahami bahwa jumlah rakaat shalat tarawih minimal adalah 8 rakaat, yaitu terdiri dari 2 rakaat sunnah qabliyah, 2 rakaat sunnah tarawih, dan 3 rakaat witir. Jumlah rakaat ini dapat ditambah menjadi 10 rakaat atau 20 rakaat, namun tetap harus ganjil.

Hikmah di balik jumlah rakaat ganjil ini adalah untuk membedakan shalat tarawih dengan shalat witir. Shalat witir sendiri merupakan shalat sunnah yang wajib dikerjakan dengan jumlah rakaat ganjil, yaitu 1 rakaat. Dengan demikian, jumlah rakaat shalat tarawih yang ganjil menjadikannya sebagai ibadah tersendiri yang berbeda dari shalat witir.

Minimal 8 Rakaat

Ketentuan minimal 8 rakaat dalam jumlah rakaat shalat tarawih memiliki kaitan yang erat dengan sejarah dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Pada masa awal Islam, shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah di masjid dengan jumlah rakaat yang bervariasi. Namun, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, beliau menetapkan jumlah rakaat shalat tarawih menjadi 8 rakaat, terdiri dari 2 rakaat sunnah qabliyah dan 6 rakaat sunnah tarawih.

Penetapan jumlah rakaat minimal 8 ini didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, jumlah rakaat tersebut dianggap cukup untuk memenuhi tuntutan ibadah pada malam hari di bulan Ramadan, tanpa memberatkan umat Islam. Kedua, jumlah rakaat tersebut sesuai dengan kemampuan mayoritas umat Islam pada saat itu, sehingga dapat diikuti secara luas.

Dalam praktiknya, jumlah rakaat shalat tarawih dapat ditambah menjadi 10 rakaat atau 20 rakaat, namun tetap harus ganjil. Penambahan jumlah rakaat ini merupakan bentuk ibadah sunnah yang dianjurkan, namun tidak wajib. Namun demikian, jumlah rakaat minimal 8 rakaat tetap menjadi dasar utama dalam pelaksanaan shalat tarawih, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Umar bin Khattab dan diamalkan oleh umat Islam hingga saat ini.

Maksimal 20 Rakaat

Ketentuan maksimal 20 rakaat dalam jumlah rakaat shalat tarawih memiliki landasan dari pendapat sebagian ulama, di antaranya Imam Malik. Imam Malik berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih dapat ditambah hingga 20 rakaat, dengan rincian 4 rakaat sunnah qabliyah, 16 rakaat sunnah tarawih, dan 3 rakaat witir.

Penetapan maksimal 20 rakaat ini didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, jumlah rakaat tersebut dianggap sebagai batas maksimal yang masih memungkinkan umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan khusyuk, tanpa merasa terlalu berat atau lelah. Kedua, jumlah rakaat tersebut juga sejalan dengan kemampuan mayoritas umat Islam, sehingga dapat diikuti secara luas.

Dalam praktiknya, tidak semua umat Islam mengerjakan shalat tarawih hingga 20 rakaat. Banyak yang memilih untuk mengerjakan 8 rakaat atau 10 rakaat, sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. Namun, bagi mereka yang mampu dan ingin menambah pahala, mengerjakan shalat tarawih hingga 20 rakaat merupakan pilihan yang dianjurkan.

Penting untuk diingat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 8 rakaat, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Umar bin Khattab. Namun, mengerjakan shalat tarawih hingga 20 rakaat juga merupakan amalan yang baik dan berpahala, selama dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah.

Terbagi dalam beberapa witir

Shalat tarawih terbagi dalam beberapa witir, yang merupakan salah satu aspek penting dalam menentukan jumlah rakaatnya. Witir sendiri adalah istilah untuk shalat ganjil yang dilakukan pada akhir shalat tarawih. Berikut adalah beberapa aspek dari pembagian shalat tarawih dalam beberapa witir:

  • Jumlah Witir

    Shalat tarawih terdiri dari beberapa witir, yang jumlahnya bervariasi tergantung pada jumlah rakaat yang dikerjakan. Misalnya, jika shalat tarawih dikerjakan 8 rakaat, maka terdiri dari 4 witir, sedangkan jika dikerjakan 20 rakaat, maka terdiri dari 10 witir.

  • Dua Rakaat Setiap Witir

    Setiap witir terdiri dari dua rakaat, yang dikerjakan secara berurutan tanpa salam. Setelah selesai dua rakaat witir, baru kemudian dilakukan salam.

  • Witir Terakhir

    Pada witir terakhir, setelah salam, ditambahkan tiga rakaat witir yang disebut dengan witir syafa’iyyah. Witir syafa’iyyah ini dikerjakan secara terpisah dengan dua rakaat witir sebelumnya.

  • Sunnah Muakkadah

    Pembagian shalat tarawih dalam beberapa witir merupakan sunnah muakkadah, yang sangat dianjurkan untuk diikuti. Hal ini karena pembagian tersebut sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW dan telah diamalkan oleh para sahabatnya.

Dengan memahami pembagian shalat tarawih dalam beberapa witir, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini sesuai dengan sunnah dan memperoleh pahala yang maksimal.

Setiap witir terdiri dari 2 rakaat

Dalam konteks jumlah rakaat shalat tarawih, aspek “Setiap witir terdiri dari 2 rakaat” memegang peranan penting dalam menentukan jumlah keseluruhan rakaat. Berikut adalah beberapa aspek terkait ketentuan ini:

  • Jumlah Witir

    Jumlah witir dalam shalat tarawih bervariasi tergantung pada jumlah rakaat yang dikerjakan. Namun, setiap witir selalu terdiri dari dua rakaat.

  • Rakaat Berurutan

    Dua rakaat dalam setiap witir dikerjakan secara berurutan, tanpa jeda atau salam. Setelah selesai dua rakaat, barulah dilakukan salam.

  • Witir Terakhir

    Pada witir terakhir, setelah salam, ditambahkan tiga rakaat witir syafa’iyyah yang dikerjakan secara terpisah.

  • Sunnah Muakkadah

    Pembagian shalat tarawih dalam beberapa witir, dengan setiap witir terdiri dari dua rakaat, merupakan sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan untuk diikuti.

Dengan memahami aspek-aspek tersebut, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW dan memperoleh pahala yang maksimal.

Ditambah 3 rakaat witir akhir

Dalam konteks jumlah rakaat shalat tarawih, aspek “Ditambah 3 rakaat witir akhir” memiliki peran yang penting dalam menentukan jumlah keseluruhan rakaat. Setelah menyelesaikan witir-witir sebelumnya, shalat tarawih ditutup dengan penambahan tiga rakaat witir akhir yang disebut dengan witir syafa’iyyah.

  • Jumlah Rakaat Tambahan

    Tiga rakaat witir akhir ini merupakan tambahan rakaat di luar witir-witir sebelumnya. Ketiga rakaat ini dikerjakan secara terpisah, setelah salam dari witir sebelumnya.

  • Sunnah Muakkadah

    Penambahan tiga rakaat witir akhir hukumnya sunnah muakkadah, sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.

  • Keutamaan

    Shalat witir akhir memiliki keutamaan yang besar. Rasulullah SAW bersabda bahwa barangsiapa yang mengerjakan shalat witir akhir, maka ia akan diampuni dosanya oleh Allah SWT.

  • Tata Cara

    Tata cara shalat witir akhir sama seperti shalat witir pada umumnya. Namun, pada rakaat terakhir, setelah membaca surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali, surah Al-Falaq sekali, dan surah An-Nas sekali.

Dengan memahami aspek “Ditambah 3 rakaat witir akhir” dalam jumlah rakaat shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan memperoleh pahala yang maksimal.

Dilakukan secara berjamaah

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah. Pelaksanaan shalat tarawih secara berjamaah memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:

1. Mendapat pahala lebih besar
Rasulullah SAW bersabda: “Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dari shalat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Menambah ukhuwah dan kebersamaan
Shalat tarawih secara berjamaah dapat mempererat tali silaturahmi dan memperkuat rasa persaudaraan sesama umat Islam.

3. Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW selalu mengerjakan shalat tarawih secara berjamaah bersama para sahabatnya. Dengan melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah, umat Islam mengikuti sunnah beliau.

Meskipun shalat tarawih juga dapat dikerjakan secara munfarid (sendirian), namun sangat dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah. Hal ini karena shalat tarawih secara berjamaah memiliki keutamaan yang lebih besar dan dapat mempererat ukhuwah sesama umat Islam.

Bisa dilakukan secara munfarid

Meskipun shalat tarawih dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah, namun tidak menutup kemungkinan untuk mengerjakannya secara munfarid (sendirian). Pelaksanaan shalat tarawih secara munfarid diperbolehkan dalam kondisi tertentu, seperti:

  • Tidak adanya imam atau jamaah

    Jika tidak ada imam atau jamaah yang bisa diikuti, maka shalat tarawih dapat dikerjakan secara munfarid.

  • Udzur syar’i

    Orang yang memiliki udzur syar’i, seperti sakit, bepergian, atau halangan lainnya, diperbolehkan mengerjakan shalat tarawih secara munfarid.

  • Khawatir ketinggalan waktu

    Jika khawatir tidak bisa mendapatkan waktu yang tepat untuk shalat tarawih secara berjamaah, maka diperbolehkan mengerjakannya secara munfarid.

  • Memiliki kondisi khusus

    Orang yang memiliki kondisi khusus, seperti lansia atau wanita yang sedang haid, diperbolehkan mengerjakan shalat tarawih secara munfarid.

Meskipun diperbolehkan secara munfarid, namun tetap dianjurkan untuk mengerjakan shalat tarawih secara berjamaah, karena memiliki keutamaan yang lebih besar dan dapat mempererat ukhuwah sesama umat Islam.

Disunnahkan di masjid

Dalam konteks jumlah rakaat shalat tarawih, aspek “Disunnahkan di masjid” memiliki peran penting dalam tata cara pelaksanaan ibadah ini. Pelaksanaan shalat tarawih di masjid sangat dianjurkan karena beberapa pertimbangan, antara lain:

  • Tempat yang diberkahi

    Masjid merupakan tempat yang diberkahi dan suci, sehingga sangat afdal untuk melaksanakan ibadah di dalamnya, termasuk shalat tarawih.

  • Mempererat ukhuwah

    Shalat tarawih di masjid dapat mempererat ukhuwah dan kebersamaan sesama umat Islam, karena mempertemukan mereka dalam satu wadah ibadah.

  • Mengikuti sunnah Nabi

    Rasulullah SAW selalu melaksanakan shalat tarawih di masjid bersama para sahabatnya. Dengan melaksanakan shalat tarawih di masjid, umat Islam mengikuti sunnah beliau.

  • Mendapat pahala lebih besar

    Shalat yang dikerjakan di masjid memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan shalat yang dikerjakan di tempat lain. Hal ini juga berlaku untuk shalat tarawih yang dikerjakan di masjid.

Meskipun shalat tarawih dapat dikerjakan di tempat lain, seperti rumah atau musala, namun sangat dianjurkan untuk mengerjakannya di masjid, karena memiliki banyak keutamaan dan dapat memberikan pengalaman ibadah yang lebih khusyuk dan bermakna.

Waktu pelaksanaan setelah shalat Isya

Waktu pelaksanaan shalat tarawih memiliki kaitan erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya, yaitu pada waktu antara shalat Isya dan terbit fajar. Pelaksanaan tarawih pada waktu tersebut memiliki beberapa aspek penting:

  • Waktu yang tepat

    Waktu pelaksanaan shalat tarawih yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu setelah tengah malam. Namun, shalat tarawih juga dapat dikerjakan pada waktu-waktu sebelumnya, setelah shalat Isya hingga menjelang terbit fajar.

  • Sunnah Nabi

    Rasulullah SAW melaksanakan shalat tarawih pada sepertiga malam terakhir. Dengan melaksanakan shalat tarawih pada waktu tersebut, umat Islam mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

  • Kekhusyukan ibadah

    Waktu sepertiga malam terakhir merupakan waktu yang tenang dan hening, sehingga lebih memungkinkan untuk melaksanakan shalat tarawih dengan khusyuk dan fokus.

  • Memudahkan jamaah

    Pelaksanaan shalat tarawih setelah shalat Isya memudahkan jamaah untuk hadir dan mengikuti shalat berjamaah di masjid.

Dengan memahami waktu pelaksanaan shalat tarawih setelah shalat Isya dan aspek-aspek yang terkait dengannya, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan memperoleh pahala yang maksimal.

Pertanyaan Umum tentang Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Bagian ini akan menyajikan beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait jumlah rakaat shalat tarawih. Pertanyaan-pertanyaan ini akan mengupas berbagai aspek seputar jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan ketentuan lainnya yang berkaitan dengan shalat tarawih.

Pertanyaan 1: Berapa jumlah minimal rakaat shalat tarawih?

Jumlah minimal rakaat shalat tarawih adalah 8 rakaat, terdiri dari 2 rakaat sunnah qabliyah dan 6 rakaat sunnah tarawih.

Pertanyaan 2: Berapa jumlah maksimal rakaat shalat tarawih?

Jumlah maksimal rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat, terdiri dari 4 rakaat sunnah qabliyah, 16 rakaat sunnah tarawih, dan 3 rakaat witir.

Pertanyaan 3: Apakah jumlah rakaat shalat tarawih harus ganjil?

Ya, jumlah rakaat shalat tarawih harus ganjil, sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Pertanyaan 4: Berapa jumlah witir dalam shalat tarawih?

Jumlah witir dalam shalat tarawih bervariasi tergantung pada jumlah rakaat yang dikerjakan. Misalnya, jika shalat tarawih dikerjakan 8 rakaat, maka terdiri dari 4 witir.

Pertanyaan 5: Apakah shalat tarawih bisa dikerjakan secara munfarid?

Ya, shalat tarawih bisa dikerjakan secara munfarid (sendirian) dalam kondisi tertentu, seperti tidak adanya imam atau jamaah, memiliki udzur syar’i, atau khawatir ketinggalan waktu.

Pertanyaan 6: Di mana shalat tarawih sebaiknya dilaksanakan?

Shalat tarawih sebaiknya dilaksanakan di masjid karena memiliki keutamaan yang lebih besar dan dapat mempererat ukhuwah sesama umat Islam.

Dengan memahami berbagai aspek jumlah rakaat shalat tarawih yang dibahas dalam pertanyaan dan jawaban di atas, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah tarawih dengan lebih baik dan memperoleh pahala yang maksimal.

Dalam artikel selanjutnya, kita akan membahas tata cara pelaksanaan shalat tarawih, termasuk niat, bacaan, dan gerakan-gerakannya.

Tips Melaksanakan Shalat Tarawih

Tips berikut akan membantu Anda melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan khusyuk, sehingga dapat memperoleh pahala yang maksimal.

Tip 1: Niat dengan Benar
Niatkan shalat tarawih karena Allah SWT, untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan memperoleh pahala.

Tip 2: Berwudhu Sempurna
Berwudhulah dengan sempurna sebelum melaksanakan shalat tarawih untuk membersihkan diri dari hadas kecil.

Tip 3: Kerjakan Tepat Waktu
Kerjakan shalat tarawih tepat waktu, yaitu setelah shalat Isya dan sebelum terbit fajar.

Tip 4: Ikuti Tata Cara dengan Benar
Ikuti tata cara shalat tarawih sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW, termasuk jumlah rakaat, bacaan, dan gerakan.

Tip 5: Khusyuk dan Fokus
Berusahalah untuk khusyuk dan fokus selama melaksanakan shalat tarawih, dengan menjauhkan pikiran dari hal-hal duniawi.

Tip 6: Berjamaah di Masjid
Jika memungkinkan, kerjakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid karena memiliki keutamaan yang lebih besar.

Tip 7: Memperbanyak Doa
Perbanyak doa dan munajat kepada Allah SWT selama shalat tarawih, terutama memohon ampunan dan kebaikan di dunia dan akhirat.

Tip 8: Jaga Kesehatan
Jaga kondisi kesehatan dengan cukup istirahat dan konsumsi makanan yang sehat, agar dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik.

Dengan mengikuti tips-tips ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan lebih baik dan memperoleh pahala yang maksimal. Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, terutama pada bulan Ramadan. Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan penuh berkah ini untuk meningkatkan ketakwaan dan kedekatan kepada Allah SWT.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas doa-doa yang dianjurkan untuk dibaca dalam shalat tarawih.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas secara mendalam mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, mulai dari definisi, ketentuan, hingga tips pelaksanaannya. Kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting sebagai berikut:

  1. Jumlah rakaat shalat tarawih memiliki ketentuan minimal 8 rakaat dan maksimal 20 rakaat, dengan jumlah rakaat ganjil.
  2. Shalat tarawih terbagi dalam beberapa witir, dengan setiap witir terdiri dari dua rakaat, dan diakhiri dengan tiga rakaat witir tambahan (witir syafa’iyyah).
  3. Shalat tarawih sangat dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah di masjid, namun juga dapat dikerjakan secara munfarid (sendirian) dalam kondisi tertentu.

Jumlah rakaat shalat tarawih merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan ibadah ini. Dengan memahami ketentuan dan tata cara yang tepat, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan khusyuk, sehingga dapat memperoleh pahala yang maksimal.

Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru