Zakat fitrah adalah salah satu kewajiban bagi umat muslim yang mampu untuk mengeluarkan sebagian hartanya kepada mereka yang membutuhkan, khususnya pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Cara menerima zakat fitrah dapat dilakukan dengan mendatangi langsung rumah-rumah warga yang berhak menerima, atau melalui lembaga-lembaga penyalur zakat yang terpercaya.
Zakat fitrah sangat penting untuk ditunaikan karena memiliki banyak manfaat, baik bagi pemberi maupun penerima. Bagi pemberi, zakat fitrah dapat membersihkan harta dan mensucikan jiwa dari sifat kikir. Sementara bagi penerima, zakat fitrah dapat membantu meringankan beban ekonomi dan memenuhi kebutuhan pokok mereka, terutama pada saat menjelang hari raya.
Dalam sejarah Islam, zakat fitrah telah menjadi kewajiban sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada awalnya, zakat fitrah diwajibkan untuk diberikan dalam bentuk makanan pokok, seperti gandum, kurma, atau beras. Namun seiring berjalannya waktu, zakat fitrah dapat diberikan juga dalam bentuk uang yang nilainya setara dengan makanan pokok tersebut.
Cara Menerima Zakat Fitrah
Dalam menunaikan zakat fitrah, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan agar proses penyaluran dan penerimaan zakat fitrah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
- Kelayakan Penerima
- Waktu Penyaluran
- Jenis Zakat
- Nilai Zakat
- Penyalur Zakat
- Distribusi Zakat
- Laporan Penyaluran
- Akuntabilitas
- Transparansi
Aspek-aspek tersebut saling terkait dan memiliki peran penting dalam memastikan bahwa zakat fitrah diterima oleh mereka yang berhak dan digunakan sesuai dengan tujuannya. Kelayakan penerima zakat fitrah harus dipastikan agar zakat tersebut tepat sasaran, sementara waktu penyaluran yang tepat akan memastikan bahwa zakat fitrah dapat dimanfaatkan secara optimal oleh penerima. Jenis dan nilai zakat yang sesuai dengan ketentuan syariat Islam juga perlu diperhatikan, serta penyalur zakat yang terpercaya akan menjamin bahwa zakat fitrah dikelola dengan baik dan akuntabel. Distribusi zakat yang merata dan transparan akan menjamin bahwa seluruh penerima zakat dapat merasakan manfaatnya, serta laporan penyaluran yang jelas akan memberikan informasi yang lengkap kepada pemberi zakat tentang penggunaan zakat yang telah mereka tunaikan.
Kelayakan Penerima
Kelayakan penerima zakat fitrah merupakan aspek penting dalam cara menerima zakat fitrah. Zakat fitrah wajib diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya, yaitu:
- Fakir: orang yang tidak memiliki harta dan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
- Miskin: orang yang memiliki harta dan penghasilan, tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
- Amil: orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
- Mualaf: orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Riqab: budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.
- Gharimin: orang yang berutang dan tidak mampu membayar utangnya.
- Fisabilillah: orang yang berjuang di jalan Allah, seperti untuk dakwah atau jihad.
- Ibnu sabil: orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal.
Memastikan kelayakan penerima zakat fitrah sangat penting agar zakat tersebut dapat tepat sasaran dan benar-benar bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Jika zakat fitrah diberikan kepada orang yang tidak berhak menerimanya, maka zakat tersebut tidak akan sah dan tidak akan memberikan pahala bagi pemberi zakat.
Selain itu, kelayakan penerima zakat fitrah juga mempengaruhi cara menerima zakat fitrah. Misalnya, zakat fitrah yang diberikan kepada fakir dan miskin biasanya diberikan langsung dalam bentuk uang atau makanan pokok. Sementara itu, zakat fitrah yang diberikan kepada amil biasanya diberikan dalam bentuk uang yang akan digunakan untuk membiayai operasional pengumpulan dan pendistribusian zakat.
Waktu Penyaluran
Waktu penyaluran zakat fitrah merupakan salah satu aspek penting dalam cara menerima zakat fitrah. Zakat fitrah wajib disalurkan pada waktu tertentu, yaitu:
-
Sebelum Salat Idul Fitri
Waktu penyaluran zakat fitrah yang paling utama adalah sebelum Salat Idul Fitri. Hal ini bertujuan agar zakat fitrah dapat segera dimanfaatkan oleh penerima untuk memenuhi kebutuhan mereka pada hari raya.
-
Sejak Awal Ramadan
Zakat fitrah juga dapat disalurkan sejak awal bulan Ramadan. Hal ini diperbolehkan karena zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan pada bulan Ramadan.
-
Setelah Salat Idul Fitri
Jika zakat fitrah belum sempat disalurkan sebelum atau pada hari raya Idul Fitri, maka zakat fitrah masih boleh disalurkan setelah Salat Idul Fitri. Namun, penyaluran zakat fitrah setelah Idul Fitri dianggap tidak sempurna dan tidak mendapatkan pahala yang sempurna.
-
Batasan Waktu
Penyaluran zakat fitrah memiliki batasan waktu, yaitu hingga menjelang Salat Idul Adha. Setelah Salat Idul Adha, zakat fitrah tidak lagi dianggap sebagai zakat fitrah, melainkan menjadi sedekah biasa.
Waktu penyaluran zakat fitrah yang tepat akan memastikan bahwa zakat fitrah dapat dimanfaatkan secara optimal oleh penerima. Zakat fitrah yang disalurkan sebelum atau pada hari raya Idul Fitri akan sangat bermanfaat bagi penerima untuk memenuhi kebutuhan mereka pada hari raya. Sementara itu, zakat fitrah yang disalurkan setelah Idul Fitri masih tetap sah, namun pahalanya tidak sempurna dan tidak dapat menggantikan zakat fitrah yang seharusnya ditunaikan sebelum Idul Fitri.
Jenis Zakat
Jenis zakat merupakan salah satu aspek penting dalam cara menerima zakat fitrah. Zakat fitrah adalah salah satu jenis zakat yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu pada bulan Ramadan. Jenis zakat lainnya yang juga umum ditunaikan adalah zakat mal, zakat penghasilan, dan zakat pertanian. Masing-masing jenis zakat memiliki ketentuan dan cara penyaluran yang berbeda-beda.
Dalam hal zakat fitrah, jenis zakat ini dikhususkan untuk diberikan kepada fakir dan miskin. Cara menerima zakat fitrah biasanya dilakukan secara langsung oleh penerima zakat kepada pemberi zakat. Pemberi zakat dapat memberikan zakat fitrah dalam bentuk makanan pokok atau uang yang nilainya setara dengan makanan pokok tersebut. Sementara itu, zakat mal, zakat penghasilan, dan zakat pertanian biasanya disalurkan melalui lembaga-lembaga penyalur zakat yang terpercaya.
Memahami jenis zakat sangat penting dalam cara menerima zakat fitrah karena akan menentukan kepada siapa zakat tersebut diberikan dan bagaimana cara penyalurannya. Dengan mengetahui jenis zakat yang akan diterima, penerima zakat dapat mempersiapkan diri untuk menerima zakat tersebut dan menggunakannya sesuai dengan kebutuhannya.
Nilai Zakat
Nilai zakat merupakan salah satu aspek penting dalam cara menerima zakat fitrah. Nilai zakat menentukan jumlah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu. Nilai zakat fitrah telah ditetapkan sebesar 1 sha’ atau sekitar 2,5 kilogram makanan pokok, seperti beras, gandum, atau kurma. Nilai zakat ini bersifat tetap dan tidak berubah-ubah.
Nilai zakat fitrah yang telah ditetapkan memiliki hikmah dan manfaat tersendiri. Pertama, nilai zakat yang tetap akan memudahkan umat Islam dalam menunaikan kewajiban zakat fitrah. Kedua, nilai zakat yang sama untuk semua muslim akan menciptakan pemerataan dalam penyaluran zakat fitrah. Ketiga, nilai zakat yang cukup akan memastikan bahwa penerima zakat fitrah dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka pada hari raya Idul Fitri.
Dalam praktiknya, nilai zakat fitrah dapat dikonversikan ke dalam bentuk uang yang nilainya setara dengan makanan pokok tersebut. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penyaluran zakat fitrah, terutama di daerah-daerah perkotaan. Nilai zakat fitrah yang dikonversi ke dalam bentuk uang harus sesuai dengan harga makanan pokok yang berlaku di daerah tersebut.
Penyalur Zakat
Dalam cara menerima zakat fitrah, penyalur zakat memiliki peran penting dalam memastikan bahwa zakat fitrah dapat disalurkan kepada penerima yang berhak dan digunakan sesuai dengan tujuannya. Penyalur zakat dapat berupa individu, lembaga, atau organisasi yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat fitrah.
-
Lembaga Amil Zakat (LAZ)
LAZ adalah lembaga resmi yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengelola zakat, termasuk zakat fitrah. LAZ memiliki jaringan yang luas dan kredibilitas yang baik, sehingga masyarakat dapat menyalurkan zakat fitrahnya melalui LAZ dengan yakin bahwa zakat tersebut akan disalurkan kepada penerima yang tepat.
-
Masjid dan Mushalla
Masjid dan mushalla juga dapat menjadi penyalur zakat fitrah. Biasanya, pengurus masjid dan mushalla akan mengumpulkan zakat fitrah dari jamaahnya dan kemudian menyalurkannya kepada warga sekitar yang membutuhkan.
-
Organisasi Sosial
Beberapa organisasi sosial juga menerima dan menyalurkan zakat fitrah. Organisasi-organisasi ini biasanya memiliki program khusus untuk membantu masyarakat miskin dan membutuhkan, termasuk penyaluran zakat fitrah.
-
Perorangan
Meskipun tidak umum, zakat fitrah juga dapat disalurkan melalui perorangan yang dipercaya. Namun, pemberi zakat harus memastikan bahwa perorangan tersebut akan menyalurkan zakat fitrah kepada penerima yang berhak.
Memilih penyalur zakat yang tepat sangat penting dalam cara menerima zakat fitrah. Penyalur zakat yang kredibel dan terpercaya akan memastikan bahwa zakat fitrah disalurkan kepada penerima yang berhak dan digunakan sesuai dengan tujuannya. Dengan demikian, zakat fitrah dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat yang membutuhkan.
Distribusi Zakat
Distribusi zakat merupakan aspek penting dalam cara menerima zakat fitrah. Distribusi zakat yang baik akan memastikan bahwa zakat fitrah dapat tersalurkan kepada penerima yang berhak dan digunakan sesuai dengan tujuannya.
-
Penerima Zakat
Zakat fitrah wajib disalurkan kepada delapan golongan penerima zakat yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Penerima zakat fitrah meliputi fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.
-
Waktu Penyaluran
Zakat fitrah disalurkan pada waktu tertentu, yaitu sebelum Salat Idul Fitri. Penyaluran zakat fitrah sebelum Salat Idul Fitri bertujuan agar penerima zakat dapat segera memanfaatkan zakat tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka pada hari raya.
-
Tempat Penyaluran
Zakat fitrah dapat disalurkan di berbagai tempat, seperti masjid, mushala, lembaga amil zakat, dan rumah-rumah penerima zakat. Pemberi zakat dapat memilih tempat penyaluran zakat fitrah yang paling mudah dan sesuai dengan keinginan mereka.
-
Cara Penyaluran
Zakat fitrah dapat disalurkan secara langsung oleh pemberi zakat kepada penerima zakat atau melalui lembaga penyalur zakat. Penyaluran zakat fitrah secara langsung dapat dilakukan dengan mendatangi rumah-rumah penerima zakat atau memberikan zakat fitrah di tempat-tempat umum.
Distribusi zakat yang baik akan memberikan manfaat yang maksimal bagi penerima zakat. Oleh karena itu, pemberi zakat dan lembaga penyalur zakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa zakat fitrah dapat tersalurkan kepada penerima yang berhak dan digunakan sesuai dengan tujuannya.
Laporan Penyaluran
Laporan penyaluran merupakan aspek penting dalam cara menerima zakat fitrah. Laporan penyaluran berfungsi untuk memberikan informasi yang jelas dan transparan tentang penggunaan zakat fitrah yang telah disalurkan.
-
Penerima Zakat
Laporan penyaluran harus memuat informasi tentang penerima zakat fitrah, termasuk nama, alamat, dan jumlah zakat yang diterima. Informasi ini penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah telah disalurkan kepada penerima yang berhak.
-
Jenis Zakat
Laporan penyaluran juga harus memuat informasi tentang jenis zakat fitrah yang disalurkan, seperti beras, gandum, atau uang. Informasi ini penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah telah disalurkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
-
Waktu Penyaluran
Laporan penyaluran harus memuat informasi tentang waktu penyaluran zakat fitrah. Informasi ini penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah telah disalurkan pada waktu yang tepat, yaitu sebelum Salat Idul Fitri.
-
Bukti Penyaluran
Laporan penyaluran harus dilengkapi dengan bukti penyaluran, seperti tanda terima atau foto penyerahan zakat fitrah. Bukti penyaluran ini penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah telah benar-benar disalurkan kepada penerima.
Laporan penyaluran yang baik akan memberikan manfaat bagi pemberi zakat, penerima zakat, dan lembaga penyalur zakat. Bagi pemberi zakat, laporan penyaluran akan memberikan kepastian bahwa zakat fitrah yang mereka tunaikan telah digunakan sesuai dengan tujuannya. Bagi penerima zakat, laporan penyaluran akan memberikan informasi tentang jumlah dan jenis zakat fitrah yang mereka terima. Bagi lembaga penyalur zakat, laporan penyaluran akan menjadi bahan evaluasi dan pengembangan program penyaluran zakat fitrah di masa mendatang.
Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan salah satu aspek penting dalam cara menerima zakat fitrah. Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan amanah yang diberikan. Dalam konteks zakat fitrah, akuntabilitas sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang diterima dari pemberi zakat digunakan sesuai dengan syariat Islam dan sampai kepada penerima yang berhak.
Tanpa akuntabilitas, pengelolaan zakat fitrah dapat menjadi tidak transparan dan rentan terhadap penyelewengan. Penerima zakat fitrah juga tidak dapat mengetahui secara pasti apakah zakat fitrah yang mereka terima berasal dari sumber yang halal dan digunakan sesuai dengan tujuannya. Oleh karena itu, akuntabilitas dalam cara menerima zakat fitrah sangat penting untuk menjaga kepercayaan pemberi zakat dan memastikan bahwa zakat fitrah dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi penerima.
Salah satu contoh akuntabilitas dalam cara menerima zakat fitrah adalah dengan membuat laporan keuangan yang rinci dan transparan. Laporan keuangan ini harus memuat informasi tentang jumlah zakat fitrah yang diterima, sumber zakat fitrah, jenis zakat fitrah, waktu penyaluran, penerima zakat fitrah, dan biaya operasional penyaluran zakat fitrah. Laporan keuangan ini harus dipublikasikan secara luas agar pemberi zakat dan penerima zakat dapat mengetahui secara jelas bagaimana zakat fitrah yang mereka tunaikan atau terima digunakan.
Akuntabilitas dalam cara menerima zakat fitrah juga dapat dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga yang independen untuk melakukan audit. Audit ini bertujuan untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang diterima telah dikelola dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam. Hasil audit harus dipublikasikan secara luas agar pemberi zakat dan penerima zakat dapat mengetahui secara pasti bagaimana zakat fitrah yang mereka tunaikan atau terima digunakan.
Transparansi
Transparansi merupakan salah satu aspek penting dalam cara menerima zakat fitrah. Transparansi adalah keterbukaan dan kejujuran dalam mengelola dan menyalurkan zakat fitrah. Transparansi sangat penting untuk menjaga kepercayaan pemberi zakat dan memastikan bahwa zakat fitrah digunakan sesuai dengan syariat Islam dan sampai kepada penerima yang berhak.
Tanpa transparansi, pengelolaan zakat fitrah dapat menjadi tidak akuntabel dan rentan terhadap penyelewengan. Pemberi zakat tidak dapat mengetahui secara pasti bagaimana zakat fitrah yang mereka tunaikan digunakan. Penerima zakat juga tidak dapat mengetahui secara pasti apakah zakat fitrah yang mereka terima berasal dari sumber yang halal dan digunakan sesuai dengan tujuannya. Oleh karena itu, transparansi sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan akuntabilitas dalam cara menerima zakat fitrah.
Salah satu contoh transparansi dalam cara menerima zakat fitrah adalah dengan membuat laporan keuangan yang rinci dan transparan. Laporan keuangan ini harus memuat informasi tentang jumlah zakat fitrah yang diterima, sumber zakat fitrah, jenis zakat fitrah, waktu penyaluran, penerima zakat fitrah, dan biaya operasional penyaluran zakat fitrah. Laporan keuangan ini harus dipublikasikan secara luas agar pemberi zakat dan penerima zakat dapat mengetahui secara jelas bagaimana zakat fitrah yang mereka tunaikan atau terima digunakan.
Transparansi dalam cara menerima zakat fitrah juga dapat dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga yang independen untuk melakukan audit. Audit ini bertujuan untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang diterima telah dikelola dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam. Hasil audit harus dipublikasikan secara luas agar pemberi zakat dan penerima zakat dapat mengetahui secara pasti bagaimana zakat fitrah yang mereka tunaikan atau terima digunakan.
Tanya Jawab tentang Cara Menerima Zakat Fitrah
Berikut ini adalah beberapa tanya jawab yang sering diajukan terkait cara menerima zakat fitrah. Tanya jawab ini disusun untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas dan komprehensif kepada masyarakat.
Pertanyaan 1: Kapan waktu yang tepat untuk menerima zakat fitrah?
Jawaban: Zakat fitrah dapat diterima mulai dari awal bulan Ramadhan hingga sebelum Salat Idul Fitri. Namun, waktu yang paling utama untuk menerima zakat fitrah adalah sebelum Salat Idul Fitri.
Pertanyaan 2: Siapa saja yang berhak menerima zakat fitrah?
Jawaban: Zakat fitrah berhak diterima oleh delapan golongan, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.
Pertanyaan 3: Berapa nilai zakat fitrah yang harus dibayarkan?
Jawaban: Nilai zakat fitrah adalah sebesar 1 sha’ atau sekitar 2,5 kilogram makanan pokok, seperti beras, gandum, atau kurma.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara menyalurkan zakat fitrah?
Jawaban: Zakat fitrah dapat disalurkan secara langsung kepada penerima zakat atau melalui lembaga penyalur zakat yang terpercaya.
Pertanyaan 5: Apa saja syarat penerima zakat fitrah?
Jawaban: Syarat penerima zakat fitrah adalah beragama Islam, tidak memiliki harta dan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, dan tidak termasuk dalam golongan yang dilarang menerima zakat.
Pertanyaan 6: Bagaimana cara memastikan bahwa zakat fitrah yang disalurkan tepat sasaran?
Jawaban: Untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang disalurkan tepat sasaran, masyarakat dapat menyalurkan zakat fitrah melalui lembaga penyalur zakat yang terpercaya dan memiliki laporan penyaluran yang jelas dan transparan.
Demikianlah beberapa tanya jawab tentang cara menerima zakat fitrah. Semoga tanya jawab ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang pentingnya zakat fitrah dan cara penyalurannya yang benar.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang cara menghitung zakat fitrah. Perhitungan zakat fitrah sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang dibayarkan sesuai dengan kewajiban masing-masing individu.
Tips Cara Menerima Zakat Fitrah
Bagi penerima zakat fitrah, terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang diterima dapat dimanfaatkan secara optimal. Berikut adalah lima tips yang dapat dipertimbangkan:
Tip 1: Pastikan Kelayakan
Pastikan bahwa Anda termasuk dalam golongan yang berhak menerima zakat fitrah, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, atau ibnu sabil.
Tip 2: Cari Informasi Penyalur
Cari informasi tentang lembaga atau individu yang menyalurkan zakat fitrah di sekitar Anda. Pastikan penyalur tersebut kredibel dan terpercaya.
Tip 3: Berikan Data Diri
Ketika menerima zakat fitrah, berikan data diri Anda dengan jelas dan benar, termasuk nama, alamat, dan nomor telepon.
Tip 4: Tanyakan Jenis Zakat
Tanyakan kepada penyalur zakat fitrah tentang jenis zakat yang disalurkan, apakah berupa makanan pokok atau uang tunai.
Tip 5: Gunakan Zakat dengan Bijak
Gunakan zakat fitrah yang diterima dengan bijak untuk memenuhi kebutuhan pokok Anda, seperti membeli makanan, pakaian, atau membayar biaya pendidikan.
Dengan mengikuti tips-tips ini, penerima zakat fitrah dapat memastikan bahwa zakat fitrah yang diterima dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan dan membantu meningkatkan kesejahteraan hidup.
Tips-tips ini sejalan dengan prinsip-prinsip pengelolaan zakat fitrah yang baik, yaitu akuntabilitas, transparansi, dan distribusi yang tepat sasaran. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan zakat fitrah dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi penerima dan menjadi salah satu instrumen untuk mewujudkan keadilan sosial di masyarakat.
Kesimpulan
Cara menerima zakat fitrah merupakan aspek penting dalam penunaian ibadah zakat. Melalui artikel ini, kita telah mengeksplorasi berbagai aspek terkait cara menerima zakat fitrah, mulai dari kelayakan penerima hingga tips penerimaan zakat yang optimal. Artikel ini juga mengulas pentingnya akuntabilitas, transparansi, dan distribusi tepat sasaran dalam pengelolaan zakat fitrah.
Salah satu poin utama dalam cara menerima zakat fitrah adalah memastikan bahwa zakat tersebut sampai kepada penerima yang berhak. Hal ini berkaitan dengan kelayakan penerima dan penyaluran zakat yang tepat sasaran. Selain itu, akuntabilitas dan transparansi sangat penting untuk menjaga kepercayaan pemberi zakat dan memastikan bahwa zakat fitrah dikelola dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam.
Dengan memahami cara menerima zakat fitrah yang benar, diharapkan masyarakat dapat memaksimalkan manfaat zakat fitrah untuk memenuhi kebutuhan pokok dan meningkatkan kesejahteraan hidup. Zakat fitrah tidak hanya menjadi kewajiban ritual, tetapi juga menjadi instrumen untuk mewujudkan keadilan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
