Hukum tarawih adalah suatu aturan atau ketetapan yang mengatur tentang amalan ibadah shalat tarawih yang dilakukan pada bulan Ramadan. Ibadah tarawih pada dasarnya merupakan ibadah sunnah yang dikerjakan secara berjamaah pada malam-malam bulan Ramadan.
Shalat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah mendapatkan pahala yang berlipat ganda, melatih kesabaran, dan sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Secara historis, shalat tarawih pertama kali dikerjakan pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang hukum tarawih, mulai dari dalil-dalil yang menjadi landasannya, tata cara pelaksanaannya, hingga perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai ketentuan-ketentuannya.
Hukum Tarawih Adalah
Hukum tarawih adalah suatu ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaan shalat tarawih, yang merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan. Hukum tarawih memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami oleh umat Islam, di antaranya:
- Dalil hukum
- Waktu pelaksanaan
- Rakaat shalat
- Tata cara pelaksanaan
- Keutamaan
- Hukum berjamaah
- Tempat pelaksanaan
- Perbedaan pendapat ulama
Memahami aspek-aspek hukum tarawih sangat penting agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat. Aspek-aspek tersebut saling terkait dan membentuk sebuah panduan lengkap mengenai pelaksanaan shalat tarawih. Dengan memahami hukum tarawih secara komprehensif, umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang besar dari ibadah yang dilakukan.
Dalil Hukum
Dalil hukum merupakan dasar atau landasan yang digunakan untuk menetapkan suatu hukum atau aturan dalam Islam. Dalam hal hukum tarawih, dalil hukum yang menjadi acuan adalah hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat, antara lain:
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang shalat di malam Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut menunjukkan bahwa shalat tarawih adalah ibadah yang dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar, yaitu pengampunan dosa. Selain itu, terdapat juga hadis-hadis lain yang memperkuat hukum sunnah tarawih, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA dan Ibnu Abbas RA.
Dengan adanya dalil-dalil hukum tersebut, para ulama sepakat bahwa hukum tarawih adalah sunnah muakkadah, yaitu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Hukum ini menjadi dasar bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadan sebagai bentuk ibadah dan upaya untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat tarawih menjadi salah satu aspek penting dalam hukum tarawih. Sebab, waktu pelaksanaan berkaitan dengan keabsahan dan keutamaan shalat tarawih itu sendiri.
Berdasarkan dalil-dalil hukum yang telah disebutkan sebelumnya, shalat tarawih dilaksanakan pada malam-malam bulan Ramadan. Waktu pelaksanaan dimulai setelah shalat Isya dan berakhir sebelum masuk waktu shalat Subuh. Waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu setelah tengah malam. Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang artinya, “Barang siapa yang mengerjakan shalat malam di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, memahami waktu pelaksanaan shalat tarawih sangatlah penting. Sebab, dengan melaksanakan shalat tarawih pada waktu yang tepat, umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang lebih besar. Selain itu, pelaksanaan shalat tarawih pada waktu yang tepat juga menunjukkan ketaatan dan kepatuhan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan terbaik.
Rakaat Shalat
Rakaat shalat merupakan salah satu aspek penting dalam hukum tarawih. Sebab, jumlah rakaat shalat tarawih menjadi salah satu pembeda antara pendapat ulama mengenai hukum tarawih. Secara umum, terdapat dua pendapat utama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, yaitu:
- Pendapat pertama berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 8 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat shalat witir.
- Pendapat kedua berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat shalat witir.
Perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih tersebut didasarkan pada perbedaan dalam memahami hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan shalat tarawih. Pendapat pertama berpegang pada hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat. Sementara itu, pendapat kedua berpegang pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, namun kedua pendapat tersebut tetap sepakat bahwa hukum tarawih adalah sunnah muakkadah. Artinya, shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Umat Islam dapat memilih salah satu pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih sesuai dengan keyakinan dan pemahaman mereka.
Tata cara pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan shalat tarawih merupakan aspek penting dalam hukum tarawih. Sebab, tata cara pelaksanaan yang benar akan mempengaruhi keabsahan dan kesempurnaan ibadah shalat tarawih itu sendiri.
-
Niat
Niat merupakan syarat sah shalat, termasuk shalat tarawih. Niat shalat tarawih adalah untuk melaksanakan ibadah shalat tarawih karena Allah SWT.
-
Rakaat
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Namun, secara umum, shalat tarawih dilaksanakan dalam jumlah rakaat yang genap, mulai dari 8 rakaat hingga 20 rakaat.
-
Cara Shalat
Cara shalat tarawih pada dasarnya sama dengan shalat sunnah lainnya. Dimulai dengan takbiratul ihram, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, dilanjutkan dengan gerakan rukuk, sujud, dan seterusnya hingga salam.
-
Doa dan Dzikir
Setelah shalat tarawih selesai, dianjurkan untuk membaca doa dan dzikir, seperti doa qunut dan wirid setelah shalat. Doa dan dzikir ini merupakan bagian dari ibadah tarawih yang dapat menambah keutamaan dan pahala.
Dengan memahami dan melaksanakan tata cara pelaksanaan shalat tarawih dengan benar, umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang besar dari ibadah yang dilakukan. Selain itu, pelaksanaan shalat tarawih yang sesuai dengan tuntunan syariat juga merupakan bentuk ketaatan dan kepatuhan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan terbaik.
Keutamaan
Keutamaan merupakan aspek penting dalam hukum tarawih. Ibadah tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
-
Pengampunan Dosa
Shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk memperoleh ampunan dosa. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang melaksanakan shalat pada malam Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
-
Pahala Berlipat Ganda
Shalat tarawih juga memiliki keutamaan berupa pahala yang berlipat ganda. Setiap rakaat shalat tarawih dilipatgandakan pahalanya hingga 1.000 kali lipat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang mengerjakan shalat qiyamul lail (tarawih) pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
-
Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan
Shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Saat melaksanakan shalat tarawih, umat Islam akan lebih fokus dalam beribadah dan merenungi kebesaran Allah SWT. Hal ini dapat membantu memperkuat keimanan dan ketakwaan.
-
Mendekatkan Diri kepada Allah SWT
Shalat tarawih merupakan salah satu bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Saat melaksanakan shalat tarawih, umat Islam akan bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT. Hal ini dapat mempererat hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Dengan memahami keutamaan shalat tarawih, umat Islam dapat lebih termotivasi untuk melaksanakan ibadah ini dengan baik dan penuh kekhusyukan. Selain itu, keutamaan tersebut juga dapat menjadi pengingat akan pentingnya ibadah dalam kehidupan seorang muslim.
Hukum Berjamaah
Hukum berjamaah merupakan salah satu aspek penting dalam hukum tarawih. Berjamaah dalam shalat tarawih memiliki beberapa keutamaan dan ketentuan yang perlu dipahami oleh umat Islam.
-
Keutamaan Berjamaah
Berjamaah dalam shalat tarawih dapat menambah pahala bagi yang melaksanakannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dari shalat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
-
Hukum Berjamaah
Secara hukum, shalat tarawih boleh dilaksanakan secara berjamaah maupun sendirian. Namun, berjamaah lebih dianjurkan karena memiliki keutamaan yang lebih besar.
-
Tata Cara Berjamaah
Tata cara shalat tarawih berjamaah pada dasarnya sama dengan shalat berjamaah lainnya. Yang membedakan adalah jumlah rakaatnya yang lebih banyak.
-
Waktu Berjamaah
Waktu pelaksanaan shalat tarawih berjamaah umumnya dimulai setelah shalat Isya dan berakhir sebelum masuk waktu shalat Subuh. Waktu yang paling utama untuk berjamaah adalah pada sepertiga malam terakhir.
Dengan memahami hukum berjamaah dalam shalat tarawih, umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang lebih besar. Selain itu, berjamaah juga dapat mempererat tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah antar sesama muslim.
Tempat pelaksanaan
Tempat pelaksanaan merupakan salah satu aspek hukum tarawih yang perlu diperhatikan. Sebab, tempat pelaksanaan shalat tarawih dapat mempengaruhi keabsahan dan keutamaan ibadah tarawih itu sendiri.
Menurut jumhur ulama, shalat tarawih hukumnya lebih utama jika dilaksanakan di masjid secara berjamaah. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang artinya, “Shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dari shalat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa shalat berjamaah, termasuk shalat tarawih, memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan shalat sendirian.
Selain itu, pelaksanaan shalat tarawih di masjid juga dapat mempererat tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah antar sesama muslim. Di masjid, umat Islam dapat saling berinteraksi dan bersilaturahmi sebelum dan sesudah shalat tarawih. Hal ini tentu saja akan menambah keutamaan dan manfaat ibadah tarawih itu sendiri.
Meskipun demikian, shalat tarawih juga diperbolehkan untuk dilaksanakan di rumah atau tempat lainnya. Namun, jika memungkinkan, lebih baik melaksanakan shalat tarawih di masjid secara berjamaah. Dengan memahami hukum tempat pelaksanaan shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah tarawih dengan lebih baik dan memperoleh keutamaan yang lebih besar.
Perbedaan Pendapat Ulama
Perbedaan pendapat ulama merupakan salah satu aspek hukum tarawih yang perlu dipahami. Perbedaan pendapat ini terjadi karena adanya perbedaan dalam menafsirkan dalil-dalil yang berkaitan dengan hukum tarawih. Berikut adalah beberapa perbedaan pendapat ulama terkait hukum tarawih:
-
Jumlah Rakaat
Ulama berbeda pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Ada yang berpendapat bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 8 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat shalat witir. Ada juga yang berpendapat bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 20 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat shalat witir. -
Waktu Pelaksanaan
Ulama juga berbeda pendapat mengenai waktu pelaksanaan shalat tarawih. Ada yang berpendapat bahwa shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya dan berakhir sebelum masuk waktu shalat Subuh. Ada pula yang berpendapat bahwa shalat tarawih dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir. -
Hukum Berjamaah
Ulama juga berbeda pendapat mengenai hukum berjamaah dalam shalat tarawih. Ada yang berpendapat bahwa shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, baik dikerjakan secara berjamaah maupun sendirian. Ada pula yang berpendapat bahwa shalat tarawih lebih utama dikerjakan secara berjamaah. -
Tempat Pelaksanaan
Ulama juga berbeda pendapat mengenai tempat pelaksanaan shalat tarawih. Ada yang berpendapat bahwa shalat tarawih lebih utama dilaksanakan di masjid. Ada pula yang berpendapat bahwa shalat tarawih boleh dilaksanakan di mana saja, baik di masjid maupun di rumah.
Perbedaan pendapat ulama mengenai hukum tarawih menunjukkan bahwa terdapat keluasan dalam pelaksanaan ibadah ini. Umat Islam dapat memilih pendapat ulama yang sesuai dengan keyakinan dan kondisi mereka. Namun, yang terpenting adalah melaksanakan shalat tarawih dengan khusyuk dan penuh kekhusyaan, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Tanya Jawab Hukum Tarawih
Bagian ini akan menjawab beberapa pertanyaan umum terkait hukum tarawih, termasuk pengertian, keutamaan, dan perbedaan pendapat ulama mengenai ibadah ini.
Pertanyaan 1: Apa pengertian hukum tarawih?
Jawaban: Hukum tarawih adalah aturan atau ketentuan yang mengatur pelaksanaan shalat tarawih, yaitu shalat sunnah yang dilakukan pada malam-malam bulan Ramadan.
Pertanyaan 2: Apa keutamaan shalat tarawih?
Jawaban: Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya pengampunan dosa, pahala berlipat ganda, meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pertanyaan 3: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?
Jawaban: Ulama berbeda pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Ada yang berpendapat 8 rakaat, ada juga yang berpendapat 20 rakaat.
Pertanyaan 4: Kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih?
Jawaban: Shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya dan berakhir sebelum masuk waktu shalat Subuh.
Pertanyaan 5: Apakah shalat tarawih lebih utama dilaksanakan secara berjamaah atau sendirian?
Jawaban: Shalat tarawih lebih utama dilaksanakan secara berjamaah karena memiliki keutamaan yang lebih besar.
Pertanyaan 6: Di mana shalat tarawih lebih utama dilaksanakan?
Jawaban: Shalat tarawih lebih utama dilaksanakan di masjid karena memiliki keutamaan yang lebih besar.
Demikian beberapa tanya jawab terkait hukum tarawih. Semoga dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah tarawih dengan baik dan benar.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas sejarah dan perkembangan shalat tarawih, serta amalan-amalan sunnah lainnya yang dianjurkan selama bulan Ramadan.
Tips Melaksanakan Shalat Tarawih
Pelaksanaan shalat tarawih yang baik dan benar akan memberikan keutamaan dan pahala yang besar. Berikut beberapa tips yang dapat diikuti:
Tip 1: Niat yang Benar
Niatkan shalat tarawih karena Allah SWT dan mengharap ridha-Nya.
Tip 2: Berjamaah di Masjid
Shalat tarawih lebih utama dilaksanakan secara berjamaah di masjid karena memiliki keutamaan yang lebih besar.
Tip 3: Khusyuk dan Fokus
Beribadahlah dengan khusyuk dan fokus, hindari gangguan dan pikiran yang melayang.
Tip 4: Membaca Al-Qur’an dengan Tartil
Bacaan Al-Qur’an dalam shalat tarawih hendaknya dilakukan dengan tartil dan penuh penghayatan.
Tip 5: Perbanyak Doa dan Dzikir
Setelah shalat tarawih, perbanyaklah membaca doa dan dzikir, serta bermunajat kepada Allah SWT.
Tip 6: Menjaga Adab dan Etika
Jaga adab dan etika selama shalat tarawih, seperti tidak berbicara, makan, atau minum.
Dengan mengikuti tips-tips tersebut, insya Allah umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan memperoleh keutamaan yang besar. Hal ini akan menjadi bekal berharga untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas sejarah dan perkembangan shalat tarawih, serta amalan-amalan sunnah lainnya yang dianjurkan selama bulan Ramadan.
Kesimpulan
Hukum tarawih merupakan ketentuan yang mengatur pelaksanaan shalat tarawih, ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan. Hukum tarawih memiliki beberapa aspek penting, seperti dalil hukum, waktu pelaksanaan, jumlah rakaat, tata cara pelaksanaan, keutamaan, hukum berjamaah, tempat pelaksanaan, serta perbedaan pendapat ulama.
Dengan memahami hukum tarawih secara komprehensif, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan benar, sehingga memperoleh keutamaan dan pahala yang besar. Shalawat tarawih menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim.