Nisab zakat emas adalah kadar atau batas minimal kepemilikan emas yang wajib dikeluarkan zakatnya. Nisab zakat emas setara dengan 85 gram emas murni atau 20 dinar. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki emas seberat 100 gram, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5 gram emas.
Zakat emas memiliki banyak manfaat, baik bagi individu maupun masyarakat. Secara individu, zakat dapat membersihkan harta dan meningkatkan ketakwaan. Sementara bagi masyarakat, zakat dapat membantu menyejahterakan masyarakat dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Salah satu perkembangan penting dalam sejarah zakat emas adalah ditetapkannya nisab zakat emas dalam bentuk dinar oleh Khalifah Umar bin Khattab.
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang nisab zakat emas, cara menghitungnya, dan hikmah di balik pensyariatan zakat emas.
Nisab Zakat Emas
Nisab zakat emas merupakan salah satu aspek penting dalam memahami kewajiban zakat bagi umat Islam. Berikut adalah 10 aspek penting terkait nisab zakat emas:
- Definisi Nisab
- Kadar Emas
- Nilai Tukar
- Waktu Menghitung
- Pemilik Emas
- Hutang Emas
- Emas Perhiasan
- Emas Tidak Produktif
- Emas Campuran
- Zakat Emas
Aspek-aspek tersebut saling terkait dan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang nisab zakat emas. Misalnya, kadar emas menentukan nilai tukar emas, yang pada akhirnya mempengaruhi besarnya zakat yang harus dikeluarkan. Demikian pula, waktu menghitung nisab sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dibayarkan tepat waktu. Memahami aspek-aspek ini sangat penting bagi umat Islam untuk dapat memenuhi kewajiban zakat emas mereka dengan benar.
Definisi Nisab
Definisi nisab merupakan aspek fundamental dalam memahami nishab zakat emas. Nisab adalah kadar atau batas minimal kepemilikan harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Dalam konteks zakat emas, nisab telah ditetapkan sebesar 85 gram emas murni atau 20 dinar. Penetapan nisab ini menjadi dasar untuk menentukan apakah seseorang wajib mengeluarkan zakat emas atau tidak.
Tanpa adanya definisi nisab yang jelas, maka tidak akan ada ukuran yang pasti untuk menentukan kewajiban zakat emas. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakjelasan dalam pelaksanaan zakat. Oleh karena itu, definisi nisab menjadi komponen yang sangat penting dalam nishab zakat emas.
Contoh nyata definisi nisab dalam nishab zakat emas adalah ketika seseorang memiliki emas seberat 100 gram. Berdasarkan definisi nisab, maka orang tersebut wajib mengeluarkan zakat emas karena kepemilikan emasnya telah melebihi batas minimal yang telah ditetapkan.
Memahami definisi nisab memiliki implikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui definisi nisab, umat Islam dapat menghitung dan mengeluarkan zakat emas dengan benar. Hal ini penting untuk memenuhi kewajiban agama dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Kadar Emas
Kadar emas merupakan aspek penting dalam menentukan nishab zakat emas. Kadar emas mengacu pada tingkat kemurnian emas, yang dinyatakan dalam karat. Kadar emas mempengaruhi nilai emas, sehingga berdampak langsung pada perhitungan nishab zakat emas.
Sebagai contoh, emas 24 karat adalah emas murni, sedangkan emas 18 karat mengandung 75% emas murni dan 25% logam lain. Jika seseorang memiliki emas 24 karat seberat 50 gram, maka nilai emas tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan emas 18 karat seberat 50 gram. Hal ini karena kadar emas 24 karat lebih tinggi, sehingga nilainya lebih mahal.
Dalam konteks nishab zakat emas, kadar emas sangat penting karena nishab zakat emas ditetapkan berdasarkan emas murni. Nishab zakat emas adalah 85 gram emas murni atau 20 dinar. Jika seseorang memiliki emas dengan kadar di bawah 24 karat, maka ia perlu menghitung ulang berapa kadar emas murni yang dimilikinya untuk menentukan apakah ia wajib mengeluarkan zakat emas atau tidak.
Memahami hubungan antara kadar emas dan nishab zakat emas sangat penting dalam praktik keagamaan. Dengan memahami konsep ini, umat Islam dapat menghitung dan mengeluarkan zakat emas dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Hal ini penting untuk memenuhi kewajiban agama dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Nilai Tukar
Nilai tukar merupakan faktor penting yang mempengaruhi nishab zakat emas. Nilai tukar mengacu pada harga emas dalam suatu mata uang tertentu. Fluktuasi nilai tukar dapat berdampak langsung pada besarnya nishab zakat emas.
Sebagai contoh, jika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat, maka harga emas dalam rupiah akan turun. Hal ini berarti, jumlah gram emas yang dibutuhkan untuk mencapai nishab zakat emas akan lebih banyak. Sebaliknya, jika nilai tukar rupiah melemah, maka harga emas dalam rupiah akan naik, sehingga jumlah gram emas yang dibutuhkan untuk mencapai nishab zakat emas akan lebih sedikit.
Dalam konteks nishab zakat emas, nilai tukar sangat penting karena nishab zakat emas ditetapkan dalam bentuk gram emas murni. Jika nilai tukar berubah, maka jumlah gram emas yang dibutuhkan untuk mencapai nishab zakat emas juga akan berubah. Hal ini perlu diperhatikan oleh umat Islam dalam menghitung dan mengeluarkan zakat emas.
Memahami hubungan antara nilai tukar dan nishab zakat emas sangat penting dalam praktik keagamaan. Dengan memahami konsep ini, umat Islam dapat menghitung dan mengeluarkan zakat emas dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Hal ini penting untuk memenuhi kewajiban agama dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Waktu Menghitung
Dalam konteks nishab zakat emas, waktu menghitung memiliki peranan yang sangat penting. Waktu menghitung nishab zakat emas menentukan apakah seseorang wajib mengeluarkan zakat emas atau tidak. Hal ini disebabkan karena nishab zakat emas harus dihitung pada waktu tertentu, yaitu pada saat kepemilikan emas telah mencapai nishab dan haul (satu tahun kepemilikan).
Jika seseorang memiliki emas yang telah mencapai nishab, namun belum genap satu tahun kepemilikan, maka ia belum wajib mengeluarkan zakat emas. Sebaliknya, jika seseorang memiliki emas yang telah mencapai nishab dan telah genap satu tahun kepemilikan, maka ia wajib mengeluarkan zakat emas.
Contoh nyata waktu menghitung nishab zakat emas adalah ketika seseorang membeli emas pada tanggal 1 Januari 2023 seberat 100 gram. Pada tanggal 1 Januari 2024, emas tersebut telah mencapai nishab dan genap satu tahun kepemilikan. Maka, pada saat itu orang tersebut wajib mengeluarkan zakat emas.
Memahami waktu menghitung nishab zakat emas sangat penting dalam praktik keagamaan. Dengan memahami konsep ini, umat Islam dapat menghitung dan mengeluarkan zakat emas dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Hal ini penting untuk memenuhi kewajiban agama dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Pemilik Emas
Dalam konteks nishab zakat emas, kepemilikan emas merupakan aspek yang sangat penting. Pemilik emas harus memenuhi syarat tertentu agar zakat emas dapat dikeluarkan. Berikut adalah beberapa aspek terkait pemilik emas dalam nishab zakat emas:
-
Kepemilikan Penuh
Pemilik emas harus memiliki kepemilikan penuh atas emas tersebut. Artinya, emas tersebut bukan milik orang lain atau sedang dalam status gadai atau sewa.
-
Kemampuan Men kan
Pemilik emas harus memiliki kemampuan untuk kan emas tersebut. Artinya, emas tersebut tidak dalam status terlarang atau disita oleh pihak berwenang.
-
Kedewasaan dan Kewarasan
Pemilik emas harus sudah dewasa dan berakal sehat. Artinya, zakat emas tidak wajib dikeluarkan oleh anak-anak atau orang yang tidak memiliki kemampuan berpikir secara rasional.
-
Bukan Mustahiq
Pemilik emas tidak boleh termasuk dalam golongan mustahiq zakat. Artinya, zakat emas tidak boleh dikeluarkan oleh orang yang berhak menerima zakat.
Memahami aspek pemilik emas sangat penting dalam menentukan kewajiban zakat emas. Dengan memahami aspek-aspek ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat emas dikeluarkan oleh orang yang tepat dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Hal ini penting untuk memenuhi kewajiban agama dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Hutang Emas
Hutang emas merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pembahasan nishab zakat emas. Hutang emas dapat mempengaruhi kewajiban seseorang untuk mengeluarkan zakat emas. Berikut adalah beberapa aspek terkait hutang emas dan nishab zakat emas:
-
Jenis Hutang Emas
Hutang emas dapat berupa pinjaman emas atau pembelian emas secara kredit. Dalam pinjaman emas, seseorang meminjam emas dari pihak lain dan wajib mengembalikan emas tersebut sesuai dengan perjanjian. Dalam pembelian emas secara kredit, seseorang membeli emas secara bertahap dan wajib melunasi pembayarannya sesuai dengan perjanjian.
-
Pengaruh pada Nishab
Hutang emas dapat mempengaruhi nishab zakat emas jika emas yang dijadikan jaminan atau yang masih dalam status kredit memiliki nilai yang setara atau lebih besar dari nishab zakat emas. Jika nilai emas tersebut mencapai nishab, maka seseorang wajib mengeluarkan zakat emas meskipun emas tersebut belum lunas.
-
Kewajiban Zakat
Kewajiban zakat emas atas hutang emas berbeda-beda tergantung pada jenis hutangnya. Jika hutang emas berupa pinjaman, maka kewajiban zakat ditanggung oleh pemilik emas yang meminjamkan emas tersebut. Jika hutang emas berupa pembelian secara kredit, maka kewajiban zakat ditanggung oleh pembeli emas.
-
Contoh Kasus
Sebagai contoh, jika seseorang meminjam emas seberat 100 gram dari pihak lain dan emas tersebut telah mencapai nishab, maka pemilik emas yang meminjamkan emas tersebut wajib mengeluarkan zakat emas. Sebaliknya, jika seseorang membeli emas secara kredit seberat 100 gram dan masih dalam status kredit, maka kewajiban zakat emas ditanggung oleh pembeli emas tersebut.
Memahami aspek hutang emas sangat penting dalam menentukan kewajiban zakat emas. Dengan memahami aspek-aspek ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat emas dikeluarkan dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Hal ini penting untuk memenuhi kewajiban agama dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Emas Perhiasan
Emas perhiasan merupakan salah satu bentuk kepemilikan emas yang perlu diperhatikan dalam pembahasan nishab zakat emas. Emas perhiasan dapat mempengaruhi kewajiban seseorang untuk mengeluarkan zakat emas, tergantung pada beberapa faktor.
-
Jenis Emas Perhiasan
Emas perhiasan dapat berupa perhiasan yang dipakai sehari-hari, seperti cincin, kalung, dan gelang, atau dapat juga berupa emas batangan yang disimpan sebagai investasi. -
Nilai Emas Perhiasan
Nilai emas perhiasan ditentukan oleh kadar emasnya, beratnya, dan desainnya. Semakin tinggi kadar emas dan semakin besar beratnya, maka semakin tinggi pula nilai emas perhiasan tersebut. -
Pengaruh pada Nishab
Emas perhiasan dapat mempengaruhi nishab zakat emas jika nilai total emas perhiasan yang dimiliki mencapai atau melebihi nishab zakat emas. Dalam hal ini, seseorang wajib mengeluarkan zakat emas atas emas perhiasan yang dimilikinya. -
Kewajiban Zakat
Kewajiban zakat atas emas perhiasan ditanggung oleh pemilik emas perhiasan tersebut. Artinya, pemilik emas perhiasan wajib mengeluarkan zakat emas jika nilai total emas perhiasan yang dimilikinya mencapai atau melebihi nishab zakat emas.
Memahami aspek emas perhiasan sangat penting dalam menentukan kewajiban zakat emas. Dengan memahami aspek-aspek ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat emas dikeluarkan dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Hal ini penting untuk memenuhi kewajiban agama dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Emas Tidak Produktif
Dalam konteks nishab zakat emas, emas tidak produktif merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Emas tidak produktif adalah emas yang tidak menghasilkan manfaat atau keuntungan bagi pemiliknya. Emas jenis ini biasanya disimpan dalam bentuk perhiasan atau emas batangan yang tidak diperjualbelikan.
Emas tidak produktif memiliki pengaruh terhadap nishab zakat emas. Jika seseorang memiliki emas tidak produktif yang nilainya mencapai atau melebihi nishab zakat emas, maka orang tersebut wajib mengeluarkan zakat emas atas emas tersebut. Hal ini dikarenakan emas tidak produktif tetap termasuk dalam kategori harta yang wajib dizakati, meskipun tidak menghasilkan manfaat atau keuntungan.
Contoh nyata emas tidak produktif dalam nishab zakat emas adalah ketika seseorang memiliki perhiasan emas seberat 100 gram yang tidak diperjualbelikan. Jika nilai emas tersebut mencapai atau melebihi nishab zakat emas, maka orang tersebut wajib mengeluarkan zakat emas atas perhiasan emas tersebut.
Pemahaman tentang emas tidak produktif sangat penting dalam menentukan kewajiban zakat emas. Dengan memahami aspek ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat emas dikeluarkan dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Hal ini penting untuk memenuhi kewajiban agama dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Emas Campuran
Dalam konteks nishab zakat emas, emas campuran merupakan aspek yang perlu diperhatikan. Emas campuran adalah emas yang dicampur dengan logam lain, seperti perak atau tembaga, sehingga kadar emasnya berkurang.
Emas campuran memiliki pengaruh terhadap nishab zakat emas. Jika seseorang memiliki emas campuran yang nilainya mencapai atau melebihi nishab zakat emas, maka orang tersebut wajib mengeluarkan zakat emas atas emas tersebut. Hal ini dikarenakan emas campuran tetap termasuk dalam kategori harta yang wajib dizakati, meskipun kadar emasnya berkurang.
Contoh nyata emas campuran dalam nishab zakat emas adalah ketika seseorang memiliki perhiasan emas seberat 100 gram yang dicampur dengan perak. Jika nilai emas tersebut mencapai atau melebihi nishab zakat emas, maka orang tersebut wajib mengeluarkan zakat emas atas perhiasan emas tersebut.
Pemahaman tentang emas campuran sangat penting dalam menentukan kewajiban zakat emas. Dengan memahami aspek ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat emas dikeluarkan dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Hal ini penting untuk memenuhi kewajiban agama dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Zakat Emas
Zakat emas merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang memiliki emas atau perak dalam jumlah tertentu. Zakat emas sendiri memiliki kaitan yang erat dengan nishab zakat emas, yaitu batas minimal kepemilikan emas yang wajib dizakati.
Nishab zakat emas sangat penting untuk diketahui karena menjadi acuan dalam menentukan kewajiban seseorang untuk mengeluarkan zakat emas. Jika kepemilikan emas atau perak telah mencapai nishab, maka wajib hukumnya untuk mengeluarkan zakat emas. Sebaliknya, jika kepemilikan emas atau perak belum mencapai nishab, maka tidak wajib mengeluarkan zakat emas.
Contoh penerapan nishab zakat emas dalam kehidupan nyata adalah sebagai berikut. Jika seseorang memiliki emas seberat 85 gram atau lebih, maka orang tersebut wajib mengeluarkan zakat emas sebesar 2,5%. Begitu juga jika seseorang memiliki perak seberat 200 dirham atau lebih, maka wajib mengeluarkan zakat perak sebesar 5%. Penetapan nishab ini bertujuan untuk memastikan bahwa zakat emas atau perak hanya dikeluarkan oleh mereka yang mampu secara finansial.
Memahami hubungan antara zakat emas dan nishab zakat emas sangat penting bagi umat Islam untuk dapat menjalankan kewajiban zakat dengan benar. Dengan mengetahui nishab zakat emas, umat Islam dapat menghitung dan mengeluarkan zakat emas sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Hal ini penting untuk memenuhi kewajiban agama dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Pertanyaan Umum tentang Nishab Zakat Emas
Pertanyaan umum (FAQ) ini disusun untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan terkait nishab zakat emas. FAQ ini akan membahas berbagai aspek nishab zakat emas, mulai dari pengertian, cara perhitungan, hingga hikmah di balik pensyariatannya.
Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan nishab zakat emas?
Nishab zakat emas adalah batas minimal kepemilikan emas yang wajib dizakati. Nishab zakat emas telah ditetapkan sebesar 85 gram emas murni atau 20 dinar.
Pertanyaan 2: Bagaimana cara menghitung nishab zakat emas?
Untuk menghitung nishab zakat emas, seseorang perlu mengetahui kadar emas yang dimilikinya. Jika emas yang dimiliki adalah emas murni, maka nishab zakat emas adalah 85 gram. Namun, jika emas yang dimiliki adalah emas campuran, maka perlu dikonversi terlebih dahulu menjadi emas murni.
Pertanyaan 3: Apakah emas perhiasan termasuk nishab zakat emas?
Ya, emas perhiasan termasuk nishab zakat emas. Emas perhiasan yang wajib dizakati adalah emas perhiasan yang telah mencapai nishab dan telah dimiliki selama satu tahun.
Pertanyaan 4: Bagaimana jika emas yang dimiliki belum mencapai nishab?
Jika emas yang dimiliki belum mencapai nishab, maka tidak wajib mengeluarkan zakat emas. Namun, disarankan untuk tetap menabung emas secara rutin agar dapat mencapai nishab dan memenuhi kewajiban zakat emas.
Pertanyaan 5: Kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan zakat emas?
Waktu yang tepat untuk mengeluarkan zakat emas adalah setelah emas yang dimiliki telah mencapai nishab dan telah dimiliki selama satu tahun. Zakat emas dapat dikeluarkan kapan saja sepanjang tahun, namun disarankan untuk dikeluarkan pada bulan Ramadhan atau saat Idul Fitri.
Pertanyaan 6: Apa hikmah di balik pensyariatan nishab zakat emas?
Pensyariatan nishab zakat emas memiliki beberapa hikmah, antara lain:
- Untuk membedakan antara orang kaya dan miskin.
- Untuk mendorong orang kaya agar menginfakkan sebagian hartanya kepada yang membutuhkan.
- Untuk membersihkan harta dan meningkatkan ketakwaan.
Nishab zakat emas merupakan bagian penting dalam sistem zakat Islam. Pemahaman yang benar tentang nishab zakat emas akan membantu umat Islam dalam memenuhi kewajiban zakat emas dengan baik dan benar. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang hikmah di balik pensyariatan zakat emas dan implikasinya bagi kehidupan sosial masyarakat.
Tips Menghitung dan Mengeluarkan Zakat Emas
Menghitung dan mengeluarkan zakat emas merupakan kewajiban bagi umat Islam yang memiliki harta berupa emas. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam menghitung dan mengeluarkan zakat emas dengan benar:
1. Ketahui Nishab Zakat Emas
Nishab zakat emas adalah batas minimal kepemilikan emas yang wajib dizakati, yaitu sebesar 85 gram emas murni atau 20 dinar. Pastikan kepemilikan emas Anda telah mencapai nishab sebelum menghitung zakat.
2. Hitung Kadar Emas
Jika emas yang Anda miliki bukan emas murni, maka perlu dihitung kadar emasnya terlebih dahulu. Kadar emas biasanya dinyatakan dalam karat. Misalnya, emas 24 karat adalah emas murni, sedangkan emas 18 karat memiliki kadar emas sebesar 75%.
3. Konversikan Emas Tidak Murni
Jika emas yang Anda miliki bukan emas murni, maka perlu dikonversi terlebih dahulu menjadi emas murni. Caranya dengan mengalikan berat emas dengan kadar emasnya. Misalnya, jika Anda memiliki emas 18 karat seberat 100 gram, maka emas murni yang Anda miliki adalah 100 gram x 75% = 75 gram.
4. Hitung Zakat Emas
Setelah mengetahui jumlah emas murni yang Anda miliki, maka Anda dapat menghitung zakat emas yang wajib dikeluarkan. Zakat emas dihitung sebesar 2,5% dari jumlah emas murni yang dimiliki. Misalnya, jika Anda memiliki emas murni seberat 100 gram, maka zakat emas yang wajib dikeluarkan adalah 100 gram x 2,5% = 2,5 gram emas.
5. Keluarkan Zakat Tepat Waktu
Zakat emas wajib dikeluarkan setelah kepemilikan emas mencapai nishab dan telah dimiliki selama satu tahun (haul). Keluarkan zakat emas tepat waktu agar terhindar dari dosa menunda-nunda kewajiban.
6. Niatkan Karena Allah
Saat mengeluarkan zakat emas, niatkan karena Allah SWT dan mengharap ridha-Nya. Jangan mengharapkan pujian atau balasan dari manusia.
7. Salurkan Zakat kepada yang Berhak
Salurkan zakat emas kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, hamba sahaya, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil. Pastikan zakat emas yang Anda salurkan tepat sasaran.
8. Dokumentasikan Pembayaran Zakat
Dokumentasikan pembayaran zakat emas Anda sebagai bukti bahwa Anda telah memenuhi kewajiban zakat. Dokumentasi ini dapat berupa kuitansi atau bukti transfer.
Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat menghitung dan mengeluarkan zakat emas dengan benar dan tepat waktu. Membayar zakat emas merupakan salah satu bentuk ibadah yang dapat meningkatkan ketakwaan dan mendatangkan keberkahan dari Allah SWT.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas hikmah di balik pensyariatan zakat emas dan implikasinya bagi kehidupan sosial masyarakat.
Kesimpulan
Pembahasan mengenai nishab zakat emas dalam artikel ini memberikan beberapa wawasan penting. Pertama, nishab zakat emas merupakan batas minimal kepemilikan emas yang wajib dizakati, yaitu sebesar 85 gram emas murni atau 20 dinar. Kedua, nishab zakat emas menjadi dasar bagi umat Islam untuk menentukan kewajiban mengeluarkan zakat emas. Ketiga, hikmah di balik pensyariatan nishab zakat emas adalah untuk membedakan orang kaya dan miskin, mendorong orang kaya menginfakkan hartanya, serta membersihkan harta dan meningkatkan ketakwaan.
Dengan memahami nishab zakat emas, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat emas dengan benar dan tepat waktu. Zakat emas bukan hanya kewajiban finansial, tetapi juga bentuk ibadah yang dapat meningkatkan ketakwaan dan mendatangkan keberkahan dari Allah SWT. Mari kita tunaikan kewajiban zakat emas kita dengan ikhlas dan penuh kesadaran, karena harta yang kita miliki hanyalah titipan yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
