Cara Memahami Proses Reaksi Gelap untuk Referensi yang Tepat

sisca

proses reaksi gelap

Cara Memahami Proses Reaksi Gelap untuk Referensi yang Tepat

Proses reaksi gelap, juga dikenal sebagai reaksi Calvin, adalah serangkaian reaksi biokimia yang terjadi pada tahap kedua fotosintesis, setelah reaksi terang. Pada reaksi ini, karbon dioksida dari atmosfer difiksasi menjadi karbohidrat yang kaya energi, seperti glukosa. Proses ini sangat penting bagi kehidupan di Bumi karena menyediakan makanan bagi semua organisme hidup.

Reaksi gelap mendapat namanya dari fakta bahwa reaksi ini tidak membutuhkan cahaya matahari secara langsung. Namun, reaksi ini bergantung pada energi yang dihasilkan dari reaksi terang. Reaksi ini pertama kali ditemukan oleh Melvin Calvin pada tahun 1950-an, yang membuatnya mendapatkan Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1961.

Pada artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang proses reaksi gelap, termasuk tahapan-tahapannya, enzim-enzim yang terlibat, dan signifikansinya dalam fotosintesis.

Proses Reaksi Gelap

Proses reaksi gelap merupakan tahap kedua fotosintesis yang sangat penting, di mana karbon dioksida difiksasi menjadi karbohidrat berenergi tinggi. Proses ini memiliki beberapa aspek penting, antara lain:

  • Fiksasi karbon
  • Reduksi
  • Regenerasi
  • Enzim Rubisco
  • Siklus Calvin
  • ATP
  • NADPH
  • Kloroplas
  • Cahaya tidak langsung
  • Glukosa

Fiksasi karbon adalah proses penggabungan karbon dioksida ke dalam molekul organik. Reduksi adalah proses penambahan elektron ke molekul, yang dalam hal ini mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat. Regenerasi adalah proses pemulihan senyawa awal yang digunakan dalam suatu reaksi, seperti RuBP dalam siklus Calvin. Siklus Calvin adalah serangkaian reaksi yang terjadi pada stroma kloroplas, di mana karbon dioksida difiksasi dan diubah menjadi glukosa.

Fiksasi Karbon

Fiksasi karbon adalah proses penggabungan karbon dioksida (CO2) ke dalam molekul organik. Proses ini sangat penting bagi kehidupan di Bumi karena menyediakan makanan bagi semua organisme hidup. Fiksasi karbon terjadi pada tahap kedua fotosintesis, yang dikenal sebagai reaksi gelap atau siklus Calvin.

Pada reaksi gelap, karbon dioksida difiksasi menjadi senyawa organik sederhana, seperti gliseraldehida-3-fosfat (G3P). Fiksasi ini dikatalisis oleh enzim Rubisco. G3P kemudian dapat digunakan untuk mensintesis glukosa dan molekul organik lainnya yang dibutuhkan oleh sel tumbuhan. Proses ini membutuhkan energi dalam bentuk ATP dan NADPH, yang dihasilkan pada reaksi terang fotosintesis.

Fiksasi karbon sangat penting bagi proses reaksi gelap karena menyediakan bahan baku untuk sintesis karbohidrat. Tanpa fiksasi karbon, reaksi gelap tidak dapat menghasilkan molekul organik yang dibutuhkan oleh sel tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Fiksasi karbon juga merupakan proses penting dalam siklus karbon global, karena memindahkan karbon dioksida dari atmosfer ke biosfer.

Memahami fiksasi karbon dan proses reaksi gelap sangat penting untuk mengembangkan strategi untuk meningkatkan hasil panen tanaman dan mengurangi emisi karbon dioksida di atmosfer. Penelitian di bidang ini dapat membantu kita mengatasi tantangan ketahanan pangan dan perubahan iklim.

Reduksi

Reduksi adalah proses penambahan elektron ke suatu molekul. Dalam proses reaksi gelap, reduksi diperlukan untuk mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi karbohidrat. Reduksi ini dikatalisis oleh enzim Rubisco, yang mengikat CO2 dan menambahkan dua elektron dari NADPH ke molekul CO2. Proses ini menghasilkan senyawa antara yang tidak stabil, yang kemudian bereaksi dengan ribulosa-1,5-bisfosfat (RuBP) untuk membentuk dua molekul 3-fosfogliserat (3-PGA).

Reduksi sangat penting untuk proses reaksi gelap karena memungkinkan karbon dioksida diubah menjadi molekul organik yang dapat digunakan oleh sel tumbuhan. Tanpa reduksi, proses reaksi gelap tidak dapat menghasilkan karbohidrat, yang merupakan sumber energi utama bagi sel tumbuhan. Reduksi juga merupakan proses penting dalam siklus karbon global, karena memindahkan karbon dioksida dari atmosfer ke biosfer.

Memahami reduksi dan proses reaksi gelap sangat penting untuk mengembangkan strategi untuk meningkatkan hasil panen tanaman dan mengurangi emisi karbon dioksida di atmosfer. Penelitian di bidang ini dapat membantu kita mengatasi tantangan ketahanan pangan dan perubahan iklim. Selain itu, pemahaman tentang reduksi dan proses reaksi gelap juga dapat diterapkan dalam pengembangan bioteknologi, seperti rekayasa tanaman untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis dan produksi biomassa.

Regenerasi

Regenerasi merupakan proses pemulihan senyawa awal yang digunakan dalam suatu reaksi. Dalam proses reaksi gelap, regenerasi sangat penting untuk memastikan bahwa siklus Calvin dapat berlangsung secara terus menerus. Ada beberapa aspek penting dari regenerasi dalam proses reaksi gelap:

  • Regenerasi RuBP

    RuBP (ribulosa-1,5-bisfosfat) adalah senyawa awal yang digunakan dalam fiksasi karbon. Setelah RuBP bereaksi dengan CO2, RuBP harus diregenerasi agar dapat digunakan kembali dalam siklus Calvin. Regenerasi RuBP dikatalisis oleh enzim RuBisCO dan membutuhkan energi dalam bentuk ATP.

  • Regenerasi NADPH

    NADPH adalah pembawa elektron yang digunakan dalam reduksi CO2. Setelah NADPH digunakan, NADPH harus diregenerasi agar dapat digunakan kembali dalam siklus Calvin. Regenerasi NADPH terjadi pada reaksi terang fotosintesis.

  • Regenerasi ATP

    ATP adalah pembawa energi yang digunakan dalam berbagai reaksi dalam proses reaksi gelap, termasuk fiksasi karbon dan regenerasi RuBP. Setelah ATP digunakan, ATP harus diregenerasi agar dapat digunakan kembali dalam siklus Calvin. Regenerasi ATP terjadi pada reaksi terang fotosintesis.

Regenerasi sangat penting untuk proses reaksi gelap karena memungkinkan siklus Calvin berlangsung secara terus menerus. Tanpa regenerasi, senyawa awal yang diperlukan untuk fiksasi karbon akan habis, dan proses reaksi gelap akan berhenti. Oleh karena itu, regenerasi memastikan bahwa proses reaksi gelap dapat terus menghasilkan karbohidrat yang dibutuhkan oleh sel tumbuhan.

Enzim Rubisco

Enzim Rubisco (ribulosa-1,5-bisfosfat karboksilase/oksigenase) adalah enzim yang memegang peran penting dalam proses reaksi gelap fotosintesis. Rubisco mengkatalisis reaksi fiksasi karbon, yaitu penambahan karbon dioksida ke dalam senyawa organik. Reaksi ini merupakan langkah pertama dalam siklus Calvin, serangkaian reaksi biokimia yang mengubah karbon dioksida menjadi glukosa.

  • Struktur dan Mekanisme

    Rubisco adalah enzim yang sangat besar dan kompleks, terdiri dari delapan subunit protein. Mekanisme kerja Rubisco melibatkan pengikatan karbon dioksida dan ribulosa-1,5-bisfosfat, yang menghasilkan pembentukan dua molekul 3-fosfogliserat.

  • Kecepatan Reaksi

    Rubisco adalah enzim yang relatif lambat, yang membatasi laju fotosintesis pada beberapa tanaman. Namun, tanaman telah mengembangkan mekanisme untuk meningkatkan kecepatan reaksi Rubisco, seperti pembentukan pirenoid pada alga dan konsentrasi karbon dioksida di sekitar Rubisco pada tanaman C4.

  • Efisiensi

    Rubisco juga memiliki efisiensi yang rendah, karena dapat mengkatalisis reaksi sampingan yang tidak diinginkan, yaitu penambahan oksigen ke ribulosa-1,5-bisfosfat. Reaksi ini menghasilkan pembentukan senyawa yang tidak berguna, yang dapat menghambat fotosintesis.

  • Regulasi

    Rubisco diatur oleh berbagai faktor, termasuk konsentrasi karbon dioksida, cahaya, dan pH. Regulasi ini memastikan bahwa Rubisco aktif pada waktu dan kondisi yang tepat untuk memaksimalkan fotosintesis.

Penelitian tentang enzim Rubisco sangat penting untuk meningkatkan pemahaman kita tentang fotosintesis dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan hasil panen tanaman. Modifikasi genetik Rubisco telah terbukti dapat meningkatkan laju dan efisiensi fotosintesis, yang berpotensi mengarah pada peningkatan produksi pangan.

Siklus Calvin

Siklus Calvin merupakan rangkaian reaksi kimia yang terjadi pada tahap kedua fotosintesis, yang dikenal sebagai proses reaksi gelap. Siklus ini berperan penting dalam fiksasi karbon dioksida dan produksi karbohidrat.

  • Fiksasi Karbon

    Siklus Calvin dimulai dengan fiksasi karbon dioksida menjadi senyawa organik. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim Rubisco dan menghasilkan dua molekul 3-fosfogliserat.

  • Reduksi

    3-fosfogliserat kemudian direduksi menjadi gliseraldehida-3-fosfat (G3P) menggunakan energi dari ATP dan NADPH. G3P adalah molekul organik sederhana yang dapat digunakan untuk mensintesis glukosa dan karbohidrat lainnya.

  • Regenerasi

    Setelah G3P terbentuk, siklus Calvin harus meregenerasi ribulosa-1,5-bisfosfat (RuBP) agar dapat digunakan kembali untuk fiksasi karbon. Proses ini membutuhkan energi dari ATP.

  • Regulasi

    Siklus Calvin diatur oleh berbagai faktor, seperti konsentrasi karbon dioksida, cahaya, dan pH. Regulasi ini memastikan bahwa siklus Calvin aktif pada waktu dan kondisi yang tepat untuk memaksimalkan fotosintesis.

Siklus Calvin merupakan bagian penting dari proses reaksi gelap karena memungkinkan sel tumbuhan untuk mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat, yang merupakan sumber energi utama. Siklus ini juga merupakan bagian dari siklus karbon global, yang mengatur pertukaran karbon antara atmosfer dan biosfer.

ATP

Adenosina trifosfat (ATP) merupakan molekul penting yang terlibat dalam proses reaksi gelap fotosintesis. ATP berfungsi sebagai pembawa energi, menyediakan energi yang dibutuhkan untuk reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada proses reaksi gelap. Tanpa ATP, proses reaksi gelap tidak dapat berlangsung, sehingga menghambat produksi karbohidrat pada tumbuhan.

Salah satu contoh penting peran ATP dalam proses reaksi gelap adalah pada reaksi fiksasi karbon. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim Rubisco dan membutuhkan energi dalam bentuk ATP untuk mengikat karbon dioksida dan mengubahnya menjadi senyawa organik. Selain itu, ATP juga dibutuhkan untuk regenerasi ribulosa-1,5-bisfosfat (RuBP), senyawa awal yang digunakan dalam reaksi fiksasi karbon. Proses regenerasi RuBP juga memerlukan energi dari ATP.

Pemahaman tentang hubungan antara ATP dan proses reaksi gelap sangat penting untuk mengembangkan strategi meningkatkan hasil panen tanaman. Modifikasi genetik tanaman untuk meningkatkan produksi ATP atau efisiensi penggunaannya dapat berpotensi meningkatkan laju fotosintesis dan produksi biomassa. Selain itu, pemahaman ini juga dapat diterapkan dalam pengembangan bioteknologi, seperti produksi biofuel atau bahan baku industri dari sumber nabati.

NADPH

Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADPH) adalah molekul penting yang terlibat dalam proses reaksi gelap fotosintesis. NADPH berfungsi sebagai pembawa elektron, menyediakan elektron yang dibutuhkan untuk reaksi-reaksi reduksi pada proses reaksi gelap. Tanpa NADPH, proses reaksi gelap tidak dapat berlangsung, sehingga menghambat produksi karbohidrat pada tumbuhan.

  • Elektron dari Reaksi Terang

    NADPH dihasilkan pada reaksi terang fotosintesis, di mana energi cahaya digunakan untuk memindahkan elektron dari air ke NADP+. Elektron-elektron ini kemudian digunakan pada reaksi gelap untuk mereduksi karbon dioksida menjadi karbohidrat.

  • Reduksi Karbon Dioksida

    NADPH digunakan untuk mereduksi karbon dioksida menjadi gliseraldehida-3-fosfat (G3P), yang merupakan molekul organik sederhana yang dapat digunakan untuk mensintesis glukosa dan karbohidrat lainnya.

  • Regenerasi NADP+

    Setelah NADPH digunakan untuk mereduksi karbon dioksida, NADPH harus diregenerasi kembali menjadi NADP+ agar dapat digunakan kembali pada reaksi terang. Regenerasi NADP+ terjadi pada reaksi siklik dan non-siklik fotosintesis.

  • Pentingnya untuk Pertanian

    NADPH sangat penting untuk pertanian karena berperan dalam produksi karbohidrat pada tumbuhan. Meningkatkan ketersediaan NADPH pada tumbuhan dapat meningkatkan laju fotosintesis dan produksi biomassa, yang bermanfaat untuk meningkatkan hasil panen.

Secara keseluruhan, NADPH adalah molekul penting yang terlibat dalam proses reaksi gelap fotosintesis. NADPH menyediakan elektron yang dibutuhkan untuk mereduksi karbon dioksida menjadi karbohidrat, yang merupakan sumber energi utama bagi tumbuhan. Pemahaman tentang NADPH dan perannya dalam proses reaksi gelap sangat penting untuk mengembangkan strategi meningkatkan hasil panen tanaman dan mengatasi tantangan ketahanan pangan.

Kloroplas

Kloroplas merupakan organel yang terdapat pada sel tumbuhan dan berperan penting dalam proses reaksi gelap fotosintesis. Kloroplas mengandung pigmen hijau yang disebut klorofil, yang menyerap energi cahaya matahari dan menggunakannya untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa, atau gula.

Reaksi gelap fotosintesis terjadi di stroma kloroplas. Reaksi-reaksi ini tidak langsung memerlukan cahaya matahari, tetapi mereka bergantung pada produk dari reaksi terang fotosintesis, yaitu ATP dan NADPH. ATP dan NADPH menyediakan energi dan elektron yang dibutuhkan untuk mereduksi karbon dioksida menjadi glukosa.

Proses reaksi gelap sangat penting bagi tumbuhan karena memungkinkan tumbuhan untuk menghasilkan makanannya sendiri. Glukosa yang dihasilkan dari reaksi gelap digunakan sebagai sumber energi dan untuk membangun molekul organik lainnya, seperti selulosa dan protein. Kloroplas, dengan demikian, sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Pemahaman tentang hubungan antara kloroplas dan proses reaksi gelap memiliki beberapa aplikasi praktis. Misalnya, para ilmuwan dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan tanaman yang lebih efisien dalam melakukan fotosintesis. Tanaman yang lebih efisien dapat menghasilkan lebih banyak makanan, yang dapat membantu mengatasi masalah ketahanan pangan global. Selain itu, pemahaman tentang proses reaksi gelap juga dapat membantu para ilmuwan mengembangkan sumber energi terbarukan baru, seperti sel surya yang meniru proses fotosintesis.

Cahaya tidak langsung

Proses reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya matahari secara langsung. Namun, cahaya tidak langsung tetap memiliki peran penting dalam proses ini. Cahaya tidak langsung memberikan energi tidak langsung yang membantu enzim-enzim dalam proses reaksi gelap bekerja lebih efisien.

  • Intensitas cahaya

    Intensitas cahaya tidak langsung mempengaruhi laju reaksi gelap. Semakin tinggi intensitas cahaya, semakin cepat reaksi gelap berlangsung.

  • Durasi cahaya

    Durasi cahaya tidak langsung juga mempengaruhi laju reaksi gelap. Semakin lama durasi cahaya tidak langsung, semakin banyak waktu yang tersedia bagi enzim untuk bekerja dan semakin banyak produk yang dihasilkan.

  • Sumber cahaya

    Sumber cahaya tidak langsung dapat berasal dari berbagai sumber, seperti lampu atau cahaya alami yang dipantulkan. Berbagai sumber cahaya dapat memiliki kualitas dan intensitas yang berbeda, sehingga dapat mempengaruhi laju reaksi gelap.

Dengan demikian, meskipun cahaya tidak langsung tidak secara langsung digunakan dalam proses reaksi gelap, cahaya tidak langsung tetap berperan penting dalam menentukan laju dan efisiensi proses ini. Pemahaman tentang peran cahaya tidak langsung dapat membantu mengoptimalkan kondisi untuk proses reaksi gelap, meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

Glukosa

Glukosa merupakan produk utama dari proses reaksi gelap fotosintesis. Proses ini mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa, yang merupakan sumber energi utama bagi tumbuhan dan organisme lainnya.

  • Sumber Energi

    Glukosa adalah sumber energi utama bagi sel tumbuhan. Glukosa dipecah melalui respirasi seluler untuk menghasilkan ATP, yang digunakan untuk berbagai proses seluler.

  • Bahan Baku

    Glukosa juga merupakan bahan baku bagi banyak molekul organik lainnya, seperti selulosa dan pati. Selulosa digunakan untuk membangun dinding sel, sedangkan pati digunakan sebagai cadangan makanan.

  • Transpor

    Glukosa diangkut ke seluruh tumbuhan melalui floem. Floem adalah jaringan pembuluh yang mengangkut air dan nutrisi ke seluruh bagian tumbuhan.

  • Regulasi

    Produksi dan penggunaan glukosa diatur oleh berbagai hormon tumbuhan. Hormon-hormon ini memastikan bahwa glukosa tersedia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan.

Glukosa memainkan peran penting dalam proses reaksi gelap fotosintesis dan metabolisme tumbuhan secara keseluruhan. Glukosa menyediakan energi bagi sel tumbuhan, merupakan bahan baku bagi banyak molekul organik lainnya, diangkut ke seluruh tumbuhan, dan produksinya diatur secara hormonal. Pemahaman tentang glukosa dan perannya dalam proses reaksi gelap sangat penting untuk mengembangkan strategi meningkatkan produksi tanaman dan mengatasi tantangan ketahanan pangan.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Proses Reaksi Gelap

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang berkaitan dengan proses reaksi gelap beserta jawabannya:

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan proses reaksi gelap?

Proses reaksi gelap adalah tahap kedua fotosintesis yang mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa menggunakan energi dari reaksi terang.

Pertanyaan 2: Mengapa disebut reaksi gelap?

Disebut reaksi gelap karena reaksi ini tidak membutuhkan cahaya secara langsung. Namun, reaksi ini bergantung pada produk reaksi terang, yaitu ATP dan NADPH.

Pertanyaan 3: Di mana proses reaksi gelap terjadi?

Proses reaksi gelap terjadi di stroma kloroplas.

Pertanyaan 4: Apa saja tahapan utama proses reaksi gelap?

Tahapan utama proses reaksi gelap meliputi fiksasi karbon, reduksi, dan regenerasi.

Pertanyaan 5: Apa peran glukosa dalam proses reaksi gelap?

Glukosa adalah produk utama proses reaksi gelap dan merupakan sumber energi utama bagi tumbuhan.

Pertanyaan 6: Mengapa proses reaksi gelap penting?

Proses reaksi gelap sangat penting karena menyediakan makanan bagi tumbuhan dan organisme lain, serta merupakan bagian penting dari siklus karbon global.

Dengan memahami pertanyaan-pertanyaan umum ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang proses reaksi gelap dan perannya yang vital dalam fotosintesis dan kehidupan di Bumi.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas secara lebih mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi proses reaksi gelap dan strategi untuk meningkatkan efisiensinya.

Tips Tips Mengoptimalkan Proses Reaksi Gelap

Berikut adalah beberapa kiat yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan proses reaksi gelap pada tumbuhan:

1. Cukup Cahaya Tidak Langsung: Pastikan tanaman menerima cukup cahaya tidak langsung untuk mendukung reaksi gelap. Paparan cahaya yang tidak memadai dapat menghambat produksi ATP dan NADPH, yang penting untuk reaksi gelap.

2. Suhu Optimal: Jaga suhu tanaman pada kisaran optimal. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mengganggu aktivitas enzim dan menurunkan efisiensi reaksi gelap.

3. Nutrisi Seimbang: Berikan nutrisi yang seimbang bagi tanaman, terutama nitrogen, fosfor, dan kalium. Nutrisi ini penting untuk pertumbuhan tanaman secara keseluruhan dan aktivitas enzim yang terlibat dalam reaksi gelap.

4. Pengelolaan Air: Pastikan tanaman mendapat cukup air. Kekurangan air dapat menyebabkan stres pada tanaman dan menghambat reaksi gelap.

5. Pemupukan Karbon Dioksida: Dalam kondisi tertentu, pemupukan karbon dioksida dapat meningkatkan konsentrasi karbon dioksida di sekitar tanaman, sehingga meningkatkan laju reaksi gelap.

6. Modifikasi Genetik: Modifikasi genetik dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas enzim yang terlibat dalam reaksi gelap, sehingga meningkatkan efisiensi keseluruhan proses.

7. Lingkungan Bebas Stres: Hindari mengekspos tanaman pada kondisi stres seperti kekeringan, suhu ekstrem, atau serangan hama penyakit. Stres dapat menghambat reaksi gelap dan menurunkan pertumbuhan tanaman.

Mengoptimalkan proses reaksi gelap melalui kiat-kiat ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Langkah selanjutnya dalam diskusi kita adalah mengeksplorasi berbagai aplikasi praktis dari pemahaman kita tentang proses reaksi gelap.

Kesimpulan

Proses reaksi gelap merupakan tahap yang sangat penting dalam fotosintesis, di mana karbon dioksida diubah menjadi glukosa. Proses ini tidak membutuhkan cahaya secara langsung, namun bergantung pada produk reaksi terang berupa ATP dan NADPH. Reaksi gelap memainkan peran penting dalam menyediakan makanan bagi tumbuhan dan organisme lain, serta menjadi bagian penting dari siklus karbon global.

Memahami proses reaksi gelap tidak hanya penting untuk pertumbuhan dan produktivitas tanaman, tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas. Misalnya, penelitian di bidang ini dapat mengarah pada pengembangan tanaman hasil rekayasa genetika yang lebih efisien dalam melakukan fotosintesis. Selain itu, pemahaman tentang proses reaksi gelap dapat membantu kita mengembangkan strategi mitigasi perubahan iklim dengan meningkatkan kapasitas penyerapan karbon oleh tanaman.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru