Hukum Puasa Tapi Belum Mandi Wajib

sisca


Hukum Puasa Tapi Belum Mandi Wajib

Penentuan hukum puasa saat seseorang belum mandi wajib merupakan persoalan yang perlu dipahami oleh umat Islam. Pasalnya, mandi wajib merupakan salah satu syarat sah shalat, dan shalat adalah salah satu rukun puasa.

Pentingnya memahami hukum ini terletak pada konsekuensi yang ditimbulkan apabila seseorang melaksanakan puasa dalam keadaan tidak suci karena belum mandi wajib. Selain itu, pengetahuan tentang hukum ini juga memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang ibadah puasa.

Secara historis, hukum puasa bagi orang yang belum mandi wajib telah dibahas oleh para ulama fikih sejak masa awal Islam. Ulama berbeda pendapat dalam menentukan hukum ini, yang pada akhirnya memunculkan beberapa pendapat yang berbeda.

Hukum Puasa Tapi Belum Mandi Wajib

Hukum puasa bagi orang yang belum mandi wajib merupakan persoalan yang memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami. Aspek-aspek ini memengaruhi keabsahan puasa seseorang dan berkaitan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan ibadah puasa secara sah.

  • Thaharah (kesucian)
  • Syarat sah shalat
  • Rukun puasa
  • Fiqih ibadah
  • Pendapat ulama
  • Hukum fikih
  • Konsekuensi ibadah
  • Sah atau tidak
  • Kewajiban
  • Pengetahuan agama

Memahami aspek-aspek ini penting karena berkaitan dengan keabsahan ibadah puasa dan kewajiban seorang Muslim untuk menjalankan ibadah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pengetahuan tentang hukum puasa bagi orang yang belum mandi wajib juga dapat membantu menghindari kesalahpahaman dan perbedaan pendapat dalam praktik ibadah di masyarakat.

Thaharah (kesucian)

Dalam konteks hukum puasa, thaharah (kesucian) menjadi aspek penting yang memengaruhi keabsahan puasa seseorang. Thaharah merupakan prasyarat untuk melaksanakan shalat, yang merupakan salah satu rukun puasa.

  • Thaharah dari hadas besar

    Hadas besar adalah kondisi tidak suci yang mengharuskan seseorang untuk mandi wajib, seperti setelah berhubungan seksual, haid, atau nifas. Dalam kondisi ini, seseorang tidak diperbolehkan melaksanakan shalat dan puasa.

  • Thaharah dari hadas kecil

    Hadas kecil adalah kondisi tidak suci yang mengharuskan seseorang untuk berwudhu, seperti setelah buang air kecil atau besar, menyentuh kemaluan, atau tidur. Dalam kondisi ini, seseorang diperbolehkan melaksanakan shalat dan puasa, namun dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu.

  • Thaharah dari najis

    Najis adalah kotoran yang berasal dari benda-benda tertentu, seperti kotoran manusia, hewan, dan bangkai. Seseorang yang terkena najis harus membersihkan diri dari najis tersebut sebelum melaksanakan shalat dan puasa.

  • Thaharah dari hadas dan najis

    Kondisi ini merupakan gabungan dari hadas dan najis, sehingga seseorang harus membersihkan diri dari keduanya sebelum melaksanakan shalat dan puasa.

Dengan memahami aspek-aspek thaharah tersebut, seseorang dapat memastikan bahwa ia melaksanakan puasa dalam keadaan suci dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Syarat sah shalat

Dalam konteks hukum puasa, syarat sah shalat menjadi aspek penting yang memengaruhi keabsahan puasa seseorang. Pasalnya, shalat merupakan salah satu rukun puasa, sehingga jika shalatnya tidak sah, maka puasanya juga tidak sah. Syarat sah shalat yang berkaitan dengan hukum puasa tapi belum mandi wajib meliputi:

  • Suci dari hadas besar

    Seseorang yang berhadas besar, seperti setelah berhubungan seksual, haid, atau nifas, wajib mandi wajib sebelum melaksanakan shalat. Jika seseorang melaksanakan shalat dalam keadaan berhadas besar, maka shalatnya tidak sah dan puasanya juga tidak sah.

  • Suci dari hadas kecil

    Seseorang yang berhadas kecil, seperti setelah buang air kecil atau besar, menyentuh kemaluan, atau tidur, wajib berwudhu sebelum melaksanakan shalat. Jika seseorang melaksanakan shalat dalam keadaan berhadas kecil, maka shalatnya sah, tetapi dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu.

  • Menggunakan pakaian yang menutup aurat

    Dalam melaksanakan shalat, seseorang wajib menggunakan pakaian yang menutup auratnya. Jika seseorang melaksanakan shalat dalam keadaan tidak menutup aurat, maka shalatnya tidak sah.

  • Menghadap kiblat

    Dalam melaksanakan shalat, seseorang wajib menghadap kiblat, yaitu arah Ka’bah di Mekah. Jika seseorang melaksanakan shalat tidak menghadap kiblat, maka shalatnya tidak sah.

Dengan memahami syarat sah shalat tersebut, seseorang dapat memastikan bahwa ia melaksanakan shalat dan puasa dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Rukun puasa

Rukun puasa merupakan syarat-syarat wajib yang harus dipenuhi agar puasa seseorang menjadi sah. Salah satu rukun puasa yang penting adalah shalat, yang mengharuskan seseorang dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil. Oleh karena itu, hukum puasa tapi belum mandi wajib menjadi persoalan penting karena berkaitan dengan keabsahan shalat dan puasa.

Jika seseorang melaksanakan puasa dalam keadaan belum mandi wajib, maka puasanya tidak sah karena shalatnya juga tidak sah. Hal ini disebabkan karena shalat merupakan rukun puasa, sehingga jika salah satu rukunnya tidak terpenuhi, maka puasa tersebut tidak dianggap sah.

Dengan demikian, pemahaman tentang hukum puasa tapi belum mandi wajib sangat penting untuk memastikan bahwa puasa yang dijalankan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu menghindari kesalahpahaman dan perbedaan pendapat dalam praktik ibadah di masyarakat.

Fiqih ibadah

Fiqih ibadah merupakan salah satu cabang ilmu fiqih yang membahas tentang hukum-hukum ibadah dalam Islam. Hukum puasa tapi belum mandi wajib termasuk dalam pembahasan fiqih ibadah, karena puasa merupakan salah satu ibadah yang memiliki ketentuan dan syarat tertentu.

Fiqih ibadah memainkan peran penting dalam menentukan hukum puasa tapi belum mandi wajib. Para ulama fiqih berbeda pendapat dalam menentukan hukum ini, yang pada akhirnya memunculkan beberapa pendapat yang berbeda. Perbedaan pendapat tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan dalam memahami nash-nash (dalil-dalil) yang berkaitan dengan masalah ini.

Contoh penerapan fiqih ibadah dalam hukum puasa tapi belum mandi wajib adalah sebagai berikut. Jika seseorang belum mandi wajib karena junub (berhubungan seksual) pada malam hari, maka ia tidak diperbolehkan melaksanakan puasa pada hari tersebut. Hal ini dikarenakan shalat merupakan salah satu rukun puasa, dan shalat tidak sah jika dilakukan dalam keadaan junub. Oleh karena itu, seseorang yang belum mandi wajib tidak diperbolehkan melaksanakan puasa.

Pemahaman tentang fiqih ibadah sangat penting untuk memastikan bahwa ibadah yang dilakukan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Dengan memahami fiqih ibadah, seseorang dapat mengetahui syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan ibadah, termasuk hukum puasa tapi belum mandi wajib.

Pendapat ulama

Perbedaan pendapat ulama dalam menentukan hukum puasa tapi belum mandi wajib disebabkan oleh adanya perbedaan dalam memahami nash-nash (dalil-dalil) yang berkaitan dengan masalah ini. Perbedaan pendapat ini kemudian melahirkan beberapa pandangan yang berbeda mengenai hukum puasa tapi belum mandi wajib.

Salah satu contoh perbedaan pendapat ulama dalam masalah ini adalah pendapat Imam Syafi’i dan Imam Malik. Imam Syafi’i berpendapat bahwa puasa seseorang tidak sah jika ia belum mandi wajib, meskipun ia telah berwudhu. Sementara itu, Imam Malik berpendapat bahwa puasa seseorang tetap sah meskipun ia belum mandi wajib, selama ia telah berwudhu.

Perbedaan pendapat ulama ini menunjukkan bahwa hukum puasa tapi belum mandi wajib merupakan masalah khilafiyah (perbedaan pendapat) di kalangan ulama. Oleh karena itu, setiap Muslim bebas memilih pendapat mana yang akan diikutinya, selama pendapat tersebut didasarkan pada dalil yang kuat.

Hukum fikih

Hukum fikih berperan penting dalam menentukan hukum puasa tapi belum mandi wajib. Hukum fikih merupakan salah satu cabang ilmu fiqih yang membahas tentang hukum-hukum ibadah dalam Islam, termasuk hukum puasa. Para ulama fikih berbeda pendapat dalam menentukan hukum puasa tapi belum mandi wajib, yang pada akhirnya memunculkan beberapa pendapat yang berbeda.

  • Sumber hukum

    Sumber hukum dalam fikih ibadah adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Para ulama fikih menggunakan kedua sumber hukum ini untuk menetapkan hukum puasa tapi belum mandi wajib.

  • Metode penetapan hukum

    Para ulama fikih menggunakan berbagai metode untuk menetapkan hukum puasa tapi belum mandi wajib, seperti qiyas (analogi), ijma’ (konsensus), dan istidlal (pengambilan dalil). Metode-metode ini digunakan untuk memahami nash-nash (dalil-dalil) yang berkaitan dengan masalah ini.

  • Perbedaan pendapat

    Perbedaan pendapat ulama fikih dalam menentukan hukum puasa tapi belum mandi wajib disebabkan oleh adanya perbedaan dalam memahami nash-nash yang berkaitan dengan masalah ini. Perbedaan pendapat ini kemudian melahirkan beberapa pendapat yang berbeda, seperti pendapat Imam Syafi’i dan Imam Malik yang telah disebutkan sebelumnya.

  • Implikasi hukum

    Implikasi hukum dari perbedaan pendapat ulama fikih dalam masalah ini adalah adanya perbedaan dalam praktik ibadah di kalangan umat Islam. Ada sebagian umat Islam yang mengikuti pendapat Imam Syafi’i, sehingga mereka tidak melaksanakan puasa jika belum mandi wajib. Ada pula sebagian umat Islam yang mengikuti pendapat Imam Malik, sehingga mereka tetap melaksanakan puasa meskipun belum mandi wajib.

Dengan demikian, hukum fikih memainkan peran penting dalam menentukan hukum puasa tapi belum mandi wajib. Perbedaan pendapat ulama fikih dalam masalah ini menunjukkan bahwa hukum puasa tapi belum mandi wajib merupakan masalah khilafiyah (perbedaan pendapat) di kalangan ulama. Oleh karena itu, setiap Muslim bebas memilih pendapat mana yang akan diikutinya, selama pendapat tersebut didasarkan pada dalil yang kuat.

Konsekuensi ibadah

Konsekuensi ibadah merupakan hasil atau dampak dari pelaksanaan ibadah yang dilakukan oleh seseorang. Konsekuensi ibadah dapat berupa pahala atau siksa, tergantung pada apakah ibadah tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat atau tidak.

Dalam konteks hukum puasa tapi belum mandi wajib, konsekuensi ibadah yang paling utama adalah batalnya puasa. Hal ini disebabkan karena shalat merupakan salah satu rukun puasa, dan shalat tidak sah jika dilakukan dalam keadaan tidak suci dari hadas besar, seperti junub. Oleh karena itu, jika seseorang melaksanakan puasa dalam keadaan belum mandi wajib, maka puasanya tidak sah dan ia harus menggantinya pada hari lain.

Selain batalnya puasa, konsekuensi ibadah yang dapat timbul akibat melaksanakan puasa tapi belum mandi wajib adalah dosa. Hal ini disebabkan karena meninggalkan mandi wajib setelah berhadas besar merupakan perbuatan yang dilarang dalam Islam. Oleh karena itu, seseorang yang melaksanakan puasa tapi belum mandi wajib tidak hanya puasanya yang batal, tetapi juga berpotensi mendapatkan dosa.

Dengan demikian, memahami hukum puasa tapi belum mandi wajib sangat penting untuk menghindari konsekuensi ibadah yang negatif. Seseorang yang ingin melaksanakan puasa wajib memastikan bahwa ia dalam keadaan suci dari hadas besar maupun hadas kecil. Jika seseorang belum mandi wajib karena alasan tertentu, maka ia harus mengganti puasanya pada hari lain.

Sah atau tidak

Sah atau tidaknya puasa merupakan persoalan penting yang perlu dipahami oleh umat Islam. Sebab, puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan oleh setiap Muslim yang telah memenuhi syarat. Dalam konteks hukum puasa, salah satu syarat sahnya puasa adalah suci dari hadas besar, seperti junub (berhubungan seksual), haid, dan nifas. Seseorang yang belum mandi wajib karena hadas besar tidak diperbolehkan melaksanakan puasa.

Hubungan antara “sah atau tidak” dan “hukum puasa tapi belum mandi wajib” sangat erat. Sah atau tidaknya puasa sangat bergantung pada terpenuhinya syarat-syarat yang telah ditetapkan, termasuk syarat suci dari hadas besar. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka puasa yang dijalankan tidak sah dan tidak mendapatkan pahala.

Contoh nyata dari hubungan antara “sah atau tidak” dan “hukum puasa tapi belum mandi wajib” adalah sebagai berikut. Jika seseorang melakukan hubungan seksual pada malam hari dan belum sempat mandi wajib hingga terbit fajar, maka puasanya pada hari tersebut tidak sah. Hal ini disebabkan karena ia belum memenuhi syarat suci dari hadas besar, sehingga shalatnya juga tidak sah. Akibatnya, puasanya tidak mendapatkan pahala dan ia wajib menggantinya pada hari lain.

Pemahaman tentang hubungan antara “sah atau tidak” dan “hukum puasa tapi belum mandi wajib” sangat penting untuk memastikan bahwa puasa yang dijalankan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Dengan memahami hubungan ini, umat Islam dapat menghindari kesalahan dalam menjalankan ibadah puasa dan memperoleh pahala yang sempurna.

Kewajiban

Kewajiban merupakan salah satu aspek penting yang berkaitan dengan hukum puasa tapi belum mandi wajib. Kewajiban dalam menjalankan puasa didasarkan pada perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Kewajiban ini melekat pada setiap Muslim yang telah memenuhi syarat, yaitu baligh, berakal, dan mampu secara fisik.

Dalam konteks hukum puasa, kewajiban menjadi faktor penentu sah atau tidaknya puasa seseorang. Jika seseorang meninggalkan puasa tanpa alasan yang dibenarkan, maka ia telah melanggar kewajibannya dan puasanya tidak sah. Kewajiban ini juga berimplikasi pada konsekuensi ibadah yang dilakukan, seperti batalnya puasa dan dosa yang ditimpakan.

Contoh nyata dari kewajiban dalam hukum puasa tapi belum mandi wajib adalah sebagai berikut. Jika seseorang belum mandi wajib karena hadas besar, seperti junub, maka ia wajib untuk segera mandi wajib sebelum melaksanakan puasa. Jika ia tetap melaksanakan puasa tanpa mandi wajib, maka puasanya tidak sah dan ia wajib menggantinya pada hari lain.

Dengan memahami kewajiban dalam hukum puasa tapi belum mandi wajib, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat. Hal ini penting untuk memperoleh pahala yang sempurna dan menghindari kesalahan dalam beribadah.

Pengetahuan Agama

Pengetahuan agama merupakan salah satu aspek penting dalam memahami dan menjalankan hukum puasa tapi belum mandi wajib. Dengan memiliki pengetahuan agama yang baik, seseorang akan mampu memahami dalil-dalil dan alasan di balik hukum tersebut, serta mengamalkannya dengan benar.

  • Pengertian

    Pengetahuan agama adalah pemahaman tentang ajaran-ajaran agama Islam, meliputi aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Pengetahuan ini diperoleh melalui proses belajar dan memahami sumber-sumber ajaran Islam, seperti Al-Qur’an, Sunnah, dan kitab-kitab ulama.

  • Sumber Hukum

    Pengetahuan agama menjadi dasar bagi penetapan hukum puasa tapi belum mandi wajib. Para ulama menggunakan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah untuk menentukan hukum tersebut, sehingga pemahaman yang benar tentang dalil-dalil ini sangat penting.

  • Panduan Praktik

    Pengetahuan agama memberikan panduan praktis dalam menjalankan hukum puasa tapi belum mandi wajib. Seseorang yang memiliki pengetahuan agama yang baik akan mengetahui tata cara mandi wajib yang benar, waktu yang tepat untuk melaksanakannya, dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar puasa sah.

  • Dampak Ibadah

    Pengetahuan agama juga membantu seseorang memahami dampak ibadah puasa tapi belum mandi wajib. Dengan mengetahui bahwa puasa dalam keadaan tidak suci dapat membatalkan puasa, seseorang akan termotivasi untuk menjaga kesucian dirinya dan melaksanakan puasa dengan benar.

Dengan demikian, pengetahuan agama sangat penting dalam memahami dan menjalankan hukum puasa tapi belum mandi wajib. Dengan memiliki pengetahuan agama yang baik, seseorang dapat melaksanakan puasa dengan benar, memperoleh pahala yang sempurna, dan menghindari kesalahan dalam beribadah.

Pertanyaan Seputar Hukum Puasa Tapi Belum Mandi Wajib

Bagian ini berisi beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan hukum puasa tapi belum mandi wajib. Pertanyaan-pertanyaan ini disusun untuk mengantisipasi pertanyaan pembaca atau memberikan klarifikasi tentang berbagai aspek hukum tersebut.

Pertanyaan 1: Bolehkah melaksanakan puasa jika belum mandi wajib karena junub?

Jawaban: Tidak boleh, karena shalat merupakan salah satu rukun puasa, dan shalat tidak sah jika dilakukan dalam keadaan junub.

Pertanyaan 2: Bagaimana jika seseorang lupa mandi wajib setelah junub dan baru ingat saat sudah mulai puasa?

Jawaban: Puasanya batal dan harus menggantinya pada hari lain, serta wajib mandi wajib sesegera mungkin.

Pertanyaan 3: Apakah puasa tetap sah jika belum mandi wajib karena haid?

Jawaban: Tidak sah, karena haid merupakan hadas besar yang mengharuskan seseorang untuk mandi wajib.

Pertanyaan 4: Apa saja konsekuensi jika melaksanakan puasa tapi belum mandi wajib?

Jawaban: Puasa batal, tidak mendapatkan pahala, dan berpotensi mendapatkan dosa.

Pertanyaan 5: Apakah hukum puasa tapi belum mandi wajib sama untuk semua mazhab?

Jawaban: Tidak, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mazhab tentang hukum ini.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara memastikan bahwa puasa sah dalam hal kesucian dari hadas besar?

Jawaban: Memastikan telah mandi wajib setelah hadas besar, seperti junub, haid, dan nifas.

Dengan memahami pertanyaan dan jawaban ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang hukum puasa tapi belum mandi wajib. Pemahaman ini penting untuk memastikan bahwa ibadah puasa dilaksanakan dengan benar dan sesuai ketentuan syariat.

Selanjutnya, artikel ini akan membahas tentang tata cara mandi wajib yang benar dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Tips Memahami Hukum Puasa Tapi Belum Mandi Wajib

Bagian ini berisi beberapa tips penting untuk membantu Anda memahami hukum puasa tapi belum mandi wajib dengan lebih baik.

  1. Pelajari Dalil-Dalilnya
    Pelajari dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah yang menjadi dasar penetapan hukum puasa tapi belum mandi wajib. Hal ini akan memberikan Anda pemahaman yang kuat tentang alasan di balik hukum tersebut.
  2. Konsultasi dengan Ulama
    Jika Anda memiliki pertanyaan atau keraguan tentang hukum puasa tapi belum mandi wajib, konsultasikanlah dengan ulama atau ahli agama yang terpercaya. Mereka dapat memberikan penjelasan yang jelas dan sesuai dengan syariat Islam.
  3. Ikuti Pendapat Mazhab yang Anda Anut
    Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mazhab tentang hukum puasa tapi belum mandi wajib. Ikutilah pendapat mazhab yang Anda anut dan konsistenlah dengan pendapat tersebut.
  4. Pahami Konsekuensi Ibadahnya
    Ketahui konsekuensi ibadah jika Anda melaksanakan puasa tapi belum mandi wajib. Hal ini akan memotivasi Anda untuk menjaga kesucian diri dan melaksanakan puasa dengan benar.
  5. Biasakan Menjaga Kesucian Diri
    Biasakan untuk selalu menjaga kesucian diri dari hadas besar maupun kecil. Hal ini akan memudahkan Anda dalam melaksanakan ibadah puasa dan ibadah lainnya.
  6. Segera Mandi Wajib Jika Junub
    Jika Anda junub karena hubungan seksual atau sebab lainnya, segera mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar. Jangan menunda-nunda mandi wajib hingga waktu puasa tiba.
  7. Bertanyalah Jika Ragu
    Jangan ragu untuk bertanya kepada orang yang lebih paham jika Anda memiliki keraguan tentang hukum puasa tapi belum mandi wajib. Hal ini akan membantu Anda menghindari kesalahan dalam beribadah.

Dengan memahami dan mengamalkan tips-tips ini, Anda akan dapat memahami dan menjalankan hukum puasa tapi belum mandi wajib dengan benar sesuai dengan syariat Islam.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara mandi wajib yang benar agar ibadah puasa Anda menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT.

Kesimpulan

Pemahaman terhadap hukum puasa bagi yang belum mandi wajib merupakan hal penting dalam menjalankan ibadah puasa. Hukum ini terkait dengan syarat sah shalat, yang menjadi salah satu rukun puasa. Para ulama memiliki perbedaan pendapat dalam menentukan hukum ini, sehingga terdapat beberapa pandangan yang berbeda.

Adapun poin-poin utama yang perlu ditekankan adalah:

  1. Puasa tidak sah bagi orang yang belum mandi wajib karena hadas besar, seperti junub, haid, dan nifas.
  2. Perbedaan pendapat ulama tentang hukum ini berdampak pada praktik ibadah di kalangan umat Islam.
  3. Penting bagi umat Islam untuk memahami hukum ini dan mengamalkannya dengan benar agar ibadah puasa sah dan diterima oleh Allah SWT.

Dengan mengetahui dan memahami hukum puasa tapi belum mandi wajib, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Hal ini penting untuk memperoleh pahala yang sempurna dan menghindari kesalahan dalam beribadah.



Rekomendasi Herbal Alami :

Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru