Rakaat Tarawih Muhammadiyah adalah salat sunah yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan. Biasanya terdiri dari 8 rakaat, yang dikerjakan dalam 2 set 4 rakaat.
Rakaat Tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya mempererat ukhuwah, meningkatkan pahala, dan melatih kesabaran. Salat ini juga memiliki sejarah yang panjang, yang berasal dari masa Nabi Muhammad SAW.
Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah Rakaat Tarawih Muhammadiyah, serta manfaat dan tata cara pelaksanaannya.
Rakaat Tarawih Muhammadiyah
Rakaat Tarawih Muhammadiyah merupakan bagian penting dari ibadah selama bulan Ramadhan. Aspek-aspek pentingnya meliputi:
- Bilangan rakaat
- Waktu pelaksanaan
- Tata cara pelaksanaan
- Niat
- Keutamaan
- Sejarah
- Dalil
- Khushu’
Aspek-aspek ini saling terkait dan membentuk sebuah kesatuan dalam pelaksanaan Rakaat Tarawih Muhammadiyah. Misalnya, bilangan rakaat yang ditetapkan adalah 8 rakaat, yang dikerjakan dalam 2 set 4 rakaat. Waktu pelaksanaannya adalah setelah shalat Isya hingga menjelang waktu Subuh. Tata cara pelaksanaannya mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, dengan gerakan dan bacaan yang sesuai. Niat yang diikrarkan harus sesuai dengan tujuan pelaksanaan Rakaat Tarawih, yaitu untuk ibadah kepada Allah SWT dan mencari pahala.
Bilangan rakaat
Bilangan rakaat dalam Rakaat Tarawih Muhammadiyah merupakan salah satu aspek penting yang membedakannya dengan salat sunah lainnya. Bilangan rakaat yang ditetapkan adalah 8 rakaat, yang dikerjakan dalam 2 set 4 rakaat. Penetapan bilangan rakaat ini tidak sembarangan, melainkan memiliki dasar yang kuat dari sunnah Nabi Muhammad SAW.
Dari Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah mengerjakan salat malam lebih dari 11 rakaat pada bulan Ramadhan dan selain bulan Ramadhan. Beliau mengerjakan 4 rakaat, lalu beliau tidak duduk, kemudian mengerjakan 4 rakaat lagi, lalu beliau tidak duduk, kemudian mengerjakan 3 rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadis tersebut, dapat dipahami bahwa bilangan rakaat Rakaat Tarawih yang disunnahkan adalah 8 rakaat. Bilangan rakaat ini juga selaras dengan praktik yang dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, bilangan rakaat merupakan komponen penting dalam Rakaat Tarawih Muhammadiyah dan harus diperhatikan dengan baik.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Rakaat Tarawih Muhammadiyah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, waktu pelaksanaannya sangat spesifik dan tidak boleh dikerjakan di luar waktu yang telah ditentukan. Waktu pelaksanaan Rakaat Tarawih Muhammadiyah adalah setelah shalat Isya hingga menjelang waktu Subuh.
Waktu pelaksanaan ini memiliki kaitan yang erat dengan bilangan rakaat. Sebab, Rakaat Tarawih Muhammadiyah dikerjakan dalam 2 set 4 rakaat. Set pertama dikerjakan setelah shalat Isya, dan set kedua dikerjakan menjelang waktu Subuh. Pembagian waktu ini memungkinkan umat Islam untuk dapat melaksanakan Rakaat Tarawih dengan khusyuk dan tidak terburu-buru.
Selain itu, waktu pelaksanaan Rakaat Tarawih Muhammadiyah juga memiliki nilai spiritual yang tinggi. Sebab, waktu setelah shalat Isya hingga menjelang waktu Subuh merupakan waktu yang sangat baik untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pada waktu tersebut, umat Islam dapat lebih fokus dan khusyuk dalam melaksanakan ibadahnya.
Tata cara pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan Rakaat Tarawih Muhammadiyah memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan bilangan rakaatnya. Sebab, Rakaat Tarawih Muhammadiyah dikerjakan dalam 2 set 4 rakaat, dengan tata cara sebagai berikut:
Set pertama:
- Niat Rakaat Tarawih
- Takbiratul ihram
- Membaca surah Al-Fatihah dan surat pendek
- Ruku’
- I’tidal
- Sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Duduk istirahat
- Mengerjakan rakaat kedua, ketiga, dan keempat dengan tata cara yang sama
Set kedua:
- Mengerjakan rakaat kelima, keenam, ketujuh, dan kedelapan dengan tata cara yang sama seperti set pertama
Tata cara pelaksanaan ini merupakan bagian penting dari Rakaat Tarawih Muhammadiyah. Dengan mengikuti tata cara pelaksanaan yang benar, umat Islam dapat melaksanakan Rakaat Tarawih dengan khusyuk dan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Niat
Niat merupakan aspek penting dalam pelaksanaan Rakaat Tarawih Muhammadiyah. Niat menentukan keabsahan dan pahala yang diperoleh dari ibadah yang dikerjakan. Berikut ini adalah beberapa aspek penting terkait niat dalam Rakaat Tarawih Muhammadiyah:
-
Lafaz niat
Lafaz niat Rakaat Tarawih Muhammadiyah adalah sebagai berikut: “Ushalli sunnatan tarawihi ma’muuman/imaman lillahi ta’ala.” Artinya: “Saya niat salat sunnah tarawih sebagai makmum/imam karena Allah ta’ala.” -
Waktu niat
Niat Rakaat Tarawih Muhammadiyah diucapkan pada saat takbiratul ihram. -
Ikhlas
Niat harus ikhlas karena Allah ta’ala. Artinya, ibadah Rakaat Tarawih Muhammadiyah dikerjakan semata-mata untuk mencari ridha Allah ta’ala, bukan karena tujuan duniawi. -
Kehadiran hati
Saat mengucapkan niat, hati harus hadir dan fokus pada ibadah yang akan dikerjakan.
Dengan memperhatikan aspek-aspek penting niat dalam Rakaat Tarawih Muhammadiyah, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih khusyuk dan mendapatkan pahala yang optimal.
Keutamaan
Rakaat Tarawih Muhammadiyah memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
- Menghapus dosa-dosa kecil
- Meningkatkan derajat di sisi Allah SWT
- Mendapatkan pahala yang berlimpah
- Menjadi salah satu ibadah yang paling dicintai oleh Allah SWT
Dengan mengerjakan Rakaat Tarawih Muhammadiyah, umat Islam dapat merasakan keutamaan-keutamaan tersebut. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah Rakaat Tarawih Muhammadiyah, terutama pada bulan Ramadhan.
Selain keutamaan-keutamaan yang disebutkan di atas, Rakaat Tarawih Muhammadiyah juga memiliki manfaat sosial yang positif. Salat Tarawih merupakan sarana untuk mempererat ukhuwah antar sesama umat Islam. Selain itu, salat Tarawih juga dapat menjadi sarana untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan ajaran Islam.
Sejarah
Sejarah Rakaat Tarawih Muhammadiyah merupakan aspek penting dalam memahami ibadah ini. Sejarahnya yang panjang dan kaya memberikan konteks dan makna yang lebih dalam terhadap praktik keagamaan ini.
-
Asal-Usul
Rakaat Tarawih Muhammadiyah berawal dari praktik ibadah pada masa Nabi Muhammad SAW. Beliau menganjurkan umatnya untuk memperbanyak salat malam di bulan Ramadhan. Dari situlah kemudian berkembang menjadi ibadah Rakaat Tarawih yang kita kenal sekarang.
-
Perkembangan dan Perubahan
Rakaat Tarawih Muhammadiyah mengalami perkembangan dan perubahan seiring berjalannya waktu. Pada awalnya, ibadah ini dilaksanakan dengan jumlah rakaat yang bervariasi. Namun, kemudian ditetapkan menjadi 8 rakaat pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
-
Pengaruh Budaya
Rakaat Tarawih Muhammadiyah juga dipengaruhi oleh budaya lokal di berbagai daerah. Hal ini terlihat dari perbedaan-perbedaan kecil dalam tata cara pelaksanaan di beberapa wilayah, seperti jumlah rakaat tambahan atau bacaan doa yang dibaca.
-
Peran Tokoh Muhammadiyah
Tokoh-tokoh Muhammadiyah memainkan peran penting dalam pengembangan dan penyebaran Rakaat Tarawih Muhammadiyah. Mereka mengkampanyekan ibadah ini dan memberikan pemahaman yang benar tentang tata cara pelaksanaannya sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Dengan memahami sejarah Rakaat Tarawih Muhammadiyah, kita dapat lebih mengapresiasi ibadah ini dan menjalankannya dengan lebih baik. Sejarahnya yang panjang dan kaya menjadi bukti bahwa ibadah ini memiliki akar yang kuat dalam ajaran Islam dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Dalil
Dalil merupakan landasan hukum yang menjadi dasar pelaksanaan suatu ibadah. Dalam konteks Rakaat Tarawih Muhammadiyah, dalil yang menjadi landasan hukumnya adalah hadis-hadis Nabi Muhammad SAW dan praktik sahabatnya.
-
Hadis Nabi Muhammad SAW
Dalam beberapa hadis, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak salat malam di bulan Ramadhan. Di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, “Rasulullah SAW tidak pernah mengerjakan salat malam lebih dari 11 rakaat pada bulan Ramadhan dan selain bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
-
Praktik Sahabat Nabi
Sahabat Nabi SAW juga banyak yang melaksanakan salat Tarawih. Di antaranya adalah Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Mas’ud. Mereka melaksanakan salat Tarawih dengan jumlah rakaat yang bervariasi, namun umumnya 8 rakaat.
Dalil-dalil tersebut menjadi dasar hukum yang kuat bagi pelaksanaan Rakaat Tarawih Muhammadiyah. Dalil-dalil ini menunjukkan bahwa salat Tarawih merupakan ibadah yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW dan diamalkan oleh para sahabatnya. Dengan demikian, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan Rakaat Tarawih Muhammadiyah sebagai bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.
Khushu’
Khushu’ merupakan salah satu syarat diterimanya amal ibadah, termasuk Rakaat Tarawih Muhammadiyah. Khushu’ adalah keadaan hati yang tenang, fokus, dan menghadirkan kesadaran penuh dalam beribadah. Khushu’ akan membuat ibadah menjadi lebih bermakna dan sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam Rakaat Tarawih Muhammadiyah, Khushu’ dapat dicapai dengan cara:
- Memahami makna bacaan salat dan kandungan doa yang dipanjatkan.
- Menghayati setiap gerakan dan bacaan salat.
- Menghindari hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyuan, seperti pikiran yang melayang atau gerakan yang berlebihan.
Khushu’ dalam Rakaat Tarawih Muhammadiyah memiliki dampak yang besar. Khushu’ akan membuat ibadah menjadi lebih berkualitas, sehingga pahala yang diperoleh pun akan semakin besar. Selain itu, Khushu’ juga akan membawa ketenangan dan kedamaian hati bagi yang melaksanakannya. Dengan demikian, Khushu’ merupakan komponen penting dalam Rakaat Tarawih Muhammadiyah yang harus diperhatikan dengan baik.
Pertanyaan Seputar Rakaat Tarawih Muhammadiyah
Rangkaian pertanyaan dan jawaban berikut dibuat untuk mengantisipasi pertanyaan umum dan memberikan klarifikasi terkait Rakaat Tarawih Muhammadiyah.
Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat dalam Rakaat Tarawih Muhammadiyah?
Jawaban: Rakaat Tarawih Muhammadiyah terdiri dari 8 rakaat, dikerjakan dalam 2 set 4 rakaat.
Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan Rakaat Tarawih Muhammadiyah?
Jawaban: Rakaat Tarawih Muhammadiyah dilaksanakan setelah shalat Isya hingga menjelang waktu Subuh.
Pertanyaan 3: Bagaimana tata cara pelaksanaan Rakaat Tarawih Muhammadiyah?
Jawaban: Tata cara pelaksanaan Rakaat Tarawih Muhammadiyah mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, dengan gerakan dan bacaan yang sesuai.
Pertanyaan 4: Apa niat yang diikrarkan dalam Rakaat Tarawih Muhammadiyah?
Jawaban: Niat yang diikrarkan adalah “Ushalli sunnatan tarawihi ma’muuman/imaman lillahi ta’ala.”
Pertanyaan 5: Apa keutamaan mengerjakan Rakaat Tarawih Muhammadiyah?
Jawaban: Keutamaan Rakaat Tarawih Muhammadiyah antara lain menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan mendapatkan pahala yang berlimpah.
Pertanyaan 6: Apa saja hal yang dapat meningkatkan kekhusyuan dalam Rakaat Tarawih Muhammadiyah?
Jawaban: Kekhusyuan dapat ditingkatkan dengan memahami makna bacaan salat, menghayati setiap gerakan, dan menghindari gangguan.
Pertanyaan dan jawaban di atas memberikan pemahaman dasar tentang Rakaat Tarawih Muhammadiyah. Untuk pembahasan lebih lanjut, silakan merujuk ke artikel terkait.
Dengan memahami dan melaksanakan Rakaat Tarawih Muhammadiyah dengan baik, semoga kita dapat memperoleh keutamaan dan keberkahan di bulan Ramadhan.
Tips Melaksanakan Rakaat Tarawih Muhammadiyah
Berikut beberapa tips untuk membantu Anda melaksanakan Rakaat Tarawih Muhammadiyah dengan baik dan khusyuk:
Tip 1: Niat yang Benar
Pastikan niat Anda ikhlas karena Allah SWT dan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Tip 2: Khusyuk dan Fokus
Berusahalah untuk menjaga kekhusyuan dan fokus selama salat, hindari pikiran yang melayang atau gerakan yang berlebihan.
Tip 3: Pahami Makna Bacaan
Bacalah bacaan salat dengan tartil dan pahami maknanya untuk meningkatkan kekhusyuan.
Tip 4: Jaga Kesehatan
Istirahat yang cukup dan jaga kesehatan agar dapat melaksanakan Tarawih dengan baik.
Tip 5: Berjamaahlah
Salat berjamaah dapat meningkatkan kekhusyuan dan mempererat ukhuwah.
Tip 6: Hindari Gangguan
Cari tempat salat yang tenang dan hindari hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyuan, seperti suara bising atau gawai.
Dengan mengikuti tips di atas, diharapkan kita dapat melaksanakan Rakaat Tarawih Muhammadiyah dengan lebih baik dan memperoleh pahala serta keberkahan di bulan Ramadhan.
Tips-tips ini juga akan membantu kita mempersiapkan diri untuk menghadapi bagian akhir artikel yang akan membahas hikmah dan manfaat dari melaksanakan Rakaat Tarawih Muhammadiyah.
Kesimpulan
Rakaat Tarawih Muhammadiyah merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan, antara lain menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan mendapatkan pahala yang berlimpah. Selain itu, Rakaat Tarawih Muhammadiyah juga memiliki manfaat sosial, seperti mempererat ukhuwah antar sesama umat Islam.
Untuk melaksanakan Rakaat Tarawih Muhammadiyah dengan baik, diperlukan niat yang benar, kekhusyuan, pemahaman makna bacaan, dan kesehatan yang terjaga. Dengan mengikuti tips yang telah diuraikan, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih optimal dan memperoleh keberkahan di bulan Ramadhan.