Panduan Zakat Fitrah: Cara Tepat Bersedekah di Bulan Ramadan

sisca


Panduan Zakat Fitrah: Cara Tepat Bersedekah di Bulan Ramadan

Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu, sebagai bentuk kepedulian dan berbagi kepada sesama. Zakat fitrah umumnya berupa bahan makanan pokok, seperti beras atau gandum, dengan takaran tertentu yang telah ditetapkan.

Menunaikan zakat fitrah memiliki banyak manfaat, baik bagi yang menunaikan maupun yang menerima. Bagi yang menunaikan, zakat fitrah dapat menyucikan harta dan jiwa, serta menjadi amalan yang berpahala. Sementara bagi yang menerima, zakat fitrah dapat membantu memenuhi kebutuhan pokok, terutama saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Secara historis, kewajiban zakat fitrah telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Beliau menganjurkan umatnya untuk menunaikan zakat fitrah sebagai bentuk kepedulian dan berbagi di bulan Ramadan. Seiring waktu, zakat fitrah menjadi bagian penting dari tradisi umat Islam saat merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang zakat fitrah, mulai dari ketentuannya, cara penunaiannya, hingga hikmah dan manfaatnya bagi umat Islam.

Zakat Fitrah

Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu, sebagai bentuk kepedulian dan berbagi kepada sesama. Zakat fitrah wajib ditunaikan berupa bahan makanan pokok, seperti beras atau gandum, dengan takaran tertentu yang telah ditetapkan.

  • Jenis: Bahan makanan pokok
  • Takaran: 1 sha’ atau sekitar 2,5 kg
  • Waktu penunaian: Sebelum Shalat Idul Fitri
  • Penerima: Fakir miskin dan yang membutuhkan
  • Manfaat: Membersihkan harta dan jiwa, serta membantu sesama
  • Hukum: Wajib bagi setiap muslim yang mampu
  • Ketentuan: Berlaku untuk setiap jiwa, termasuk bayi yang baru lahir
  • Penyaluran: Dapat disalurkan melalui lembaga resmi atau langsung kepada penerima
  • Hikmah: Menumbuhkan rasa kepedulian dan berbagi di bulan Ramadan

Selain aspek-aspek tersebut, terdapat pula ketentuan khusus mengenai zakat fitrah bagi mereka yang tidak mampu membeli bahan makanan pokok. Dalam hal ini, mereka dapat menunaikan zakat fitrah dalam bentuk uang yang senilai dengan harga bahan makanan pokok tersebut.

Jenis

Jenis zakat fitrah yang telah ditetapkan adalah bahan makanan pokok. Ketentuan ini didasarkan pada kebiasaan masyarakat Arab pada zaman Rasulullah SAW yang mengonsumsi bahan makanan pokok seperti beras, gandum, atau kurma.

  • Jenis bahan makanan pokok
    Bahan makanan pokok yang digunakan untuk zakat fitrah haruslah makanan yang menjadi makanan pokok masyarakat setempat. Misalnya, di Indonesia, bahan makanan pokok yang umum digunakan adalah beras.
  • Kualitas bahan makanan pokok
    Bahan makanan pokok yang digunakan untuk zakat fitrah haruslah berkualitas baik, tidak rusak, dan layak untuk dikonsumsi.
  • Takaran bahan makanan pokok
    Takaran bahan makanan pokok untuk zakat fitrah adalah 1 sha’ atau sekitar 2,5 kg. Takaran ini berlaku untuk setiap jiwa, termasuk bayi yang baru lahir.
  • Nilai uang bahan makanan pokok
    Bagi mereka yang tidak mampu membeli bahan makanan pokok, zakat fitrah dapat ditunaikan dalam bentuk uang yang senilai dengan harga bahan makanan pokok tersebut.

Jenis zakat fitrah yang berupa bahan makanan pokok memiliki beberapa hikmah, di antaranya:

  • Membantu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, terutama fakir miskin dan yang membutuhkan.
  • Mempererat tali silaturahmi dan kepedulian sosial antar sesama muslim.
  • Menumbuhkan rasa syukur dan berbagi di bulan Ramadan.

Takaran

Takaran zakat fitrah yang telah ditetapkan adalah 1 sha’ atau sekitar 2,5 kg bahan makanan pokok. Takaran ini menjadi bagian penting dalam ketentuan zakat fitrah dan memiliki beberapa aspek yang perlu diperhatikan.

  • Ukuran sha’
    Sha’ adalah satuan ukuran yang digunakan pada zaman Rasulullah SAW. 1 sha’ setara dengan 4 mud atau sekitar 2,5 kg.
  • Jenis bahan makanan pokok
    Bahan makanan pokok yang digunakan untuk zakat fitrah haruslah makanan yang menjadi makanan pokok masyarakat setempat. Misalnya, di Indonesia, bahan makanan pokok yang umum digunakan adalah beras.
  • Kualitas bahan makanan pokok
    Bahan makanan pokok yang digunakan untuk zakat fitrah haruslah berkualitas baik, tidak rusak, dan layak untuk dikonsumsi.
  • Konsistensi takaran
    Takaran 1 sha’ atau sekitar 2,5 kg harus dipenuhi oleh setiap muslim yang wajib menunaikan zakat fitrah. Takaran ini tidak boleh dikurangi atau ditambah.

Takaran zakat fitrah yang telah ditetapkan memiliki hikmah, di antaranya adalah untuk memastikan bahwa setiap muslim yang mampu memberikan bantuan yang layak kepada fakir miskin dan yang membutuhkan. Takaran ini juga menjadi simbol kebersamaan dan persatuan umat Islam dalam berbagi rezeki di bulan Ramadan.

Waktu penunaian

Waktu penunaian zakat fitrah yang telah ditetapkan sebelum Shalat Idul Fitri memiliki hubungan erat dengan makna dan tujuan zakat fitrah itu sendiri. Zakat fitrah merupakan bentuk kepedulian dan berbagi kepada sesama, khususnya fakir miskin dan yang membutuhkan, di bulan Ramadan.

Dengan menunaikan zakat fitrah sebelum Shalat Idul Fitri, umat Islam dapat berbagi kebahagiaan dan rezeki di hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Zakat fitrah yang dibagikan sebelum Shalat Idul Fitri juga dapat membantu meringankan beban ekonomi masyarakat kurang mampu, sehingga mereka dapat merayakan Idul Fitri dengan layak.

Selain itu, penunaian zakat fitrah sebelum Shalat Idul Fitri juga menjadi salah satu syarat sahnya ibadah puasa Ramadan. Dengan menunaikan zakat fitrah, umat Islam telah menyucikan diri dari dosa-dosa kecil yang mungkin dilakukan selama berpuasa, sehingga ibadah puasa mereka menjadi lebih sempurna.

Dalam praktiknya, umat Islam di berbagai belahan dunia memiliki tradisi tersendiri dalam menunaikan zakat fitrah sebelum Shalat Idul Fitri. Ada yang menunaikannya pada malam Idul Fitri, ada pula yang menunaikannya pada pagi hari sebelum berangkat Shalat Idul Fitri. Namun, pada dasarnya, selama zakat fitrah ditunaikan sebelum Shalat Idul Fitri, maka telah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan.

Penerima

Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu, sebagai bentuk kepedulian dan berbagi kepada sesama. Zakat fitrah yang berupa bahan makanan pokok seperti beras atau gandum, harus disalurkan kepada pihak yang berhak, yaitu fakir miskin dan yang membutuhkan.

  • Fakir

    Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan tenaga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Mereka sangat bergantung pada bantuan dari orang lain untuk bertahan hidup.

  • Miskin

    Miskin adalah orang yang memiliki harta dan tenaga, tetapi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Mereka membutuhkan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kekurangan tersebut.

  • Gharim

    Gharim adalah orang yang berutang dan tidak mampu membayar utangnya. Utang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • Ibnu Sabil

    Ibnu sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal atau mengalami kesulitan di perjalanan. Mereka membutuhkan bantuan untuk melanjutkan perjalanannya atau kembali ke kampung halaman.

Selain keempat kategori tersebut, zakat fitrah juga dapat disalurkan kepada lembaga-lembaga yang mengelola dana zakat, seperti masjid, yayasan, atau lembaga amil zakat. Lembaga-lembaga tersebut akan menyalurkan dana zakat kepada pihak yang berhak, sesuai dengan ketentuan syariah.

Manfaat

Zakat fitrah memiliki manfaat yang luar biasa, baik bagi yang menunaikan maupun yang menerima. Salah satu manfaat utama zakat fitrah adalah untuk membersihkan harta dan jiwa, serta membantu sesama.

Zakat fitrah dapat membersihkan harta dari segala kotoran dan kesyubhatan. Dengan mengeluarkan zakat fitrah, umat Islam telah menyucikan hartanya dan menjadikannya lebih berkah. Selain itu, zakat fitrah juga dapat membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir dan tamak. Dengan berbagi rezeki kepada sesama, umat Islam telah melatih diri untuk menjadi lebih dermawan dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Di sisi lain, zakat fitrah juga memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat, khususnya fakir miskin dan yang membutuhkan. Zakat fitrah dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan pokok, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Dengan demikian, zakat fitrah dapat mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Contoh nyata manfaat zakat fitrah dalam membersihkan harta dan jiwa serta membantu sesama dapat kita temukan dalam kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Abu Bakar adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang sangat dermawan. Beliau selalu menyisihkan sebagian hartanya untuk bersedekah, termasuk zakat fitrah. Suatu ketika, Abu Bakar bertemu dengan seorang fakir miskin yang sangat membutuhkan bantuan. Abu Bakar pun segera memberikan zakat fitrahnya kepada fakir tersebut. Dengan memberikan zakat fitrahnya, Abu Bakar telah membersihkan hartanya dan jiwanya, sekaligus membantu sesama yang membutuhkan.

Dari kisah tersebut, kita dapat belajar bahwa zakat fitrah memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Zakat fitrah tidak hanya bermanfaat bagi yang menunaikannya, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan menunaikan zakat fitrah, umat Islam telah berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan penuh kasih sayang.

Hukum

Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu, sebagai bentuk kepedulian dan berbagi kepada sesama. Hukum wajib ini menjadi landasan penting dalam menjalankan ibadah zakat fitrah, di mana setiap muslim yang memenuhi syarat diwajibkan untuk menunaikannya.

  • Kondisi Wajib

    Kewajiban zakat fitrah berlaku bagi setiap muslim yang memenuhi syarat, yaitu balig (dewasa), berakal, dan memiliki kelebihan harta setelah memenuhi kebutuhan pokoknya dan keluarganya.

  • Takaran Zakat

    Takaran zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah 1 sha’ atau sekitar 2,5 kg bahan makanan pokok, seperti beras atau gandum.

  • Waktu Penunaian

    Zakat fitrah wajib ditunaikan sebelum Shalat Idul Fitri, sebagai syarat sahnya ibadah puasa Ramadan.

  • Konsekuensi Meninggalkan

    Bagi muslim yang mampu namun tidak menunaikan zakat fitrah, maka ia berdosa dan wajib menggantinya di kemudian hari.

Kewajiban zakat fitrah bagi setiap muslim yang mampu memiliki hikmah yang besar. Selain sebagai bentuk kepedulian dan berbagi, zakat fitrah juga dapat membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir dan tamak. Dengan menunaikan zakat fitrah, umat Islam telah berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera, di mana tidak ada lagi kesenjangan sosial dan ekonomi yang mencolok.

Ketentuan

Ketentuan zakat fitrah yang berlaku untuk setiap jiwa, termasuk bayi yang baru lahir, memiliki keterkaitan erat dengan makna dan tujuan zakat fitrah itu sendiri. Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim sebagai bentuk pensucian diri dan kepedulian sosial, sehingga ketentuan ini menjadi bagian penting dalam pelaksanaan zakat fitrah.

Kewajiban zakat fitrah untuk setiap jiwa menunjukkan bahwa zakat fitrah tidak hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu, tetapi juga berlaku bagi semua anggota masyarakat muslim, termasuk bayi yang baru lahir. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian dan berbagi dalam Islam mencakup seluruh anggota masyarakat, tanpa memandang usia atau kondisi mereka.

Secara praktis, ketentuan ini memastikan bahwa setiap muslim, termasuk bayi yang baru lahir, memperoleh manfaat dari zakat fitrah. Zakat fitrah yang dibagikan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal, sehingga dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Sebagai contoh, di Indonesia, zakat fitrah yang dikumpulkan melalui lembaga-lembaga resmi seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, termasuk bayi dan anak-anak. Bantuan tersebut dapat berupa paket sembako, santunan pendidikan, atau bantuan kesehatan, sehingga dapat membantu meringankan beban ekonomi keluarga dan memastikan kesejahteraan seluruh anggota masyarakat.

Dengan demikian, ketentuan zakat fitrah yang berlaku untuk setiap jiwa, termasuk bayi yang baru lahir, merupakan bagian penting dari ibadah zakat fitrah yang mencerminkan prinsip keadilan, kepedulian, dan berbagi dalam Islam. Ketentuan ini memastikan bahwa seluruh anggota masyarakat muslim memperoleh manfaat dari zakat fitrah dan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih harmonis dan sejahtera.

Penyaluran

Penyaluran zakat fitrah dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui lembaga resmi atau langsung kepada penerima. Lembaga resmi yang dimaksud adalah lembaga yang berwenang mengelola zakat, seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau lembaga amil zakat lainnya. Sementara penyaluran langsung kepada penerima berarti menyalurkan zakat fitrah secara pribadi kepada fakir miskin dan yang membutuhkan.

Zakat fitrah yang disalurkan melalui lembaga resmi memiliki beberapa keuntungan. Pertama, penyaluran lebih terjamin karena lembaga resmi memiliki sistem pengelolaan zakat yang baik dan akuntabel. Kedua, penyaluran lebih merata karena lembaga resmi dapat menjangkau fakir miskin dan yang membutuhkan di berbagai wilayah. Ketiga, penyaluran lebih efisien karena lembaga resmi dapat mengelola zakat fitrah secara kolektif sehingga biaya penyaluran lebih rendah.

Namun, penyaluran langsung kepada penerima juga memiliki manfaat tersendiri. Pertama, penyaluran lebih cepat karena tidak perlu melalui birokrasi lembaga resmi. Kedua, penyaluran lebih tepat sasaran karena pemberi zakat dapat langsung memberikan zakat fitrah kepada fakir miskin dan yang membutuhkan yang dikenalnya. Ketiga, penyaluran lebih bernilai karena pemberi zakat dapat menjalin hubungan langsung dengan penerima zakat.

Dalam praktiknya, penyaluran zakat fitrah melalui lembaga resmi maupun langsung kepada penerima sama-sama sah. Pemberi zakat dapat memilih cara penyaluran sesuai dengan pertimbangan masing-masing. Jika pemberi zakat ingin penyalurannya lebih terjamin, merata, dan efisien, maka dapat menyalurkan zakat fitrah melalui lembaga resmi. Namun, jika pemberi zakat ingin penyalurannya lebih cepat, tepat sasaran, dan bernilai, maka dapat menyalurkan zakat fitrah secara langsung kepada penerima.

Hikmah

Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu, sebagai bentuk kepedulian dan berbagi kepada sesama. Hikmah utama zakat fitrah adalah untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan berbagi di bulan Ramadan, yang memiliki beberapa aspek penting.

  • Memupuk Empati dan Solidaritas Sosial

    Penunaian zakat fitrah mendorong umat Islam untuk merasakan penderitaan dan kesulitan yang dialami oleh fakir miskin dan yang membutuhkan. Dengan memberikan sebagian hartanya, umat Islam dapat membangun empati dan solidaritas sosial, sehingga tercipta masyarakat yang lebih harmonis dan saling membantu.

  • Melatih Kedermawanan dan Pengorbanan

    Zakat fitrah melatih umat Islam untuk menjadi dermawan dan bersedia berkorban demi membantu sesama. Dengan menyisihkan sebagian hartanya untuk zakat, umat Islam melatih diri untuk tidak kikir dan selalu bersedia memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.

  • Menyucikan Harta dan Diri

    Zakat fitrah tidak hanya membersihkan harta dari hak orang lain, tetapi juga menyucikan diri dari sifat kikir dan tamak. Dengan menunaikan zakat fitrah, umat Islam dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan pahala yang berlimpah.

  • Mempererat Ukhuwah Islamiyah

    Zakat fitrah menjadi salah satu sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah antar sesama muslim. Dengan saling memberikan dan menerima zakat fitrah, umat Islam dapat membangun rasa persaudaraan dan kebersamaan, tanpa memandang status sosial atau ekonomi.

Dengan menjalankan zakat fitrah, umat Islam tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga menumbuhkan rasa kepedulian dan berbagi di bulan Ramadan. Hikmah-hikmah tersebut menjadi bukti bahwa zakat fitrah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter umat Islam dan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan sejahtera.

Tanya Jawab Seputar Zakat Fitrah

Berikut adalah beberapa tanya jawab seputar zakat fitrah yang perlu diketahui untuk menunaikan ibadah ini dengan baik dan benar.

Pertanyaan 1: Apa saja jenis bahan makanan yang dapat digunakan untuk zakat fitrah?

Jawaban: Zakat fitrah dapat ditunaikan dengan menggunakan bahan makanan pokok yang menjadi makanan utama masyarakat setempat, seperti beras, gandum, kurma, atau jagung.

Pertanyaan 2: Berapa takaran zakat fitrah yang harus dikeluarkan?

Jawaban: Takaran zakat fitrah adalah 1 sha’ atau sekitar 2,5 kg bahan makanan pokok.

Pertanyaan 3: Kapan waktu penunaian zakat fitrah?

Jawaban: Zakat fitrah wajib ditunaikan sebelum Shalat Idul Fitri, mulai dari terbit fajar pada tanggal 1 Syawal hingga sebelum Shalat Idul Fitri dilaksanakan.

Pertanyaan 4: Siapa saja yang berhak menerima zakat fitrah?

Jawaban: Zakat fitrah berhak diterima oleh fakir miskin, anak yatim, amil zakat, mualaf, orang yang terlilit utang, orang yang sedang dalam perjalanan, dan ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal di perjalanan).

Pertanyaan 5: Bagaimana cara menyalurkan zakat fitrah?

Jawaban: Zakat fitrah dapat disalurkan melalui lembaga amil zakat atau langsung kepada penerima yang berhak.

Pertanyaan 6: Apa hikmah di balik kewajiban zakat fitrah?

Jawaban: Zakat fitrah memiliki hikmah untuk mensucikan diri dan harta, memupuk rasa kepedulian sosial, serta memperkuat ukhuwah Islamiyah.

Dengan memahami tanya jawab di atas, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan kewajiban zakat fitrah dengan baik dan benar, sehingga ibadah puasa Ramadan dapat diterima oleh Allah SWT.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang cara menghitung zakat fitrah dan panduan penyalurannya.

Tips Membayar Zakat Fitrah

Membayar zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam menunaikan zakat fitrah dengan baik dan benar:

Tip 1: Tentukan Jenis Bahan Makanan
Pilihlah bahan makanan pokok yang menjadi makanan utama masyarakat setempat, seperti beras, gandum, kurma, atau jagung.

Tip 2: Perhatikan Takaran
Takaran zakat fitrah adalah 1 sha’ atau sekitar 2,5 kg bahan makanan pokok.

Tip 3: Perhatikan Waktu Penunaian
Zakat fitrah wajib ditunaikan sebelum Shalat Idul Fitri, mulai dari terbit fajar pada tanggal 1 Syawal hingga sebelum Shalat Idul Fitri dilaksanakan.

Tip 4: Salurkan kepada yang Berhak
Zakat fitrah berhak diterima oleh fakir miskin, anak yatim, amil zakat, mualaf, orang yang terlilit utang, orang yang sedang dalam perjalanan, dan ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal di perjalanan).

Tip 5: Cari Lembaga Penyalur Terpercaya
Jika Anda menyalurkan zakat fitrah melalui lembaga amil zakat, pastikan lembaga tersebut terpercaya dan memiliki izin resmi.

Tip 6: Berikan Langsung kepada Penerima
Selain melalui lembaga amil zakat, Anda juga dapat menyalurkan zakat fitrah secara langsung kepada penerima yang berhak.

Tip 7: Niatkan dengan Ikhlas
Niatkan pembayaran zakat fitrah karena Allah SWT dan berharap ridha-Nya.

Tip 8: Bayar Tepat Waktu
Jangan menunda-nunda pembayaran zakat fitrah hingga mendekati waktu Shalat Idul Fitri.

Dengan mengikuti tips di atas, diharapkan Anda dapat menunaikan zakat fitrah dengan baik dan benar, sehingga ibadah puasa Ramadan Anda dapat diterima oleh Allah SWT.

Tips-tips ini menjadi panduan praktis untuk menunaikan zakat fitrah. Dalam bagian selanjutnya, kita akan membahas hikmah dan manfaat zakat fitrah, serta kaitannya dengan kehidupan sosial umat Islam.

Kesimpulan

Zakat fitrah merupakan ibadah wajib yang memiliki banyak manfaat, baik bagi yang menunaikan maupun yang menerima. Zakat fitrah berfungsi untuk membersihkan harta dan jiwa, serta membantu fakir miskin dan yang membutuhkan, sehingga tercipta keseimbangan sosial dalam masyarakat.

Beberapa poin utama terkait zakat fitrah yang telah dibahas dalam artikel ini adalah:

  1. Zakat fitrah wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu, baik laki-laki maupun perempuan, dengan takaran tertentu.
  2. Zakat fitrah dapat ditunaikan dalam bentuk bahan makanan pokok, seperti beras, gandum, atau kurma, dengan takaran 1 sha’ atau sekitar 2,5 kg.
  3. Zakat fitrah harus ditunaikan sebelum Shalat Idul Fitri dan dapat disalurkan melalui lembaga amil zakat atau langsung kepada penerima yang berhak.

Dengan menunaikan zakat fitrah, umat Islam telah menjalankan kewajiban agamanya sekaligus berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Mari kita bersama-sama menunaikan zakat fitrah dengan baik dan benar, sehingga ibadah puasa kita dapat diterima oleh Allah SWT dan kita dapat meraih keberkahan di bulan Ramadan dan seterusnya.



Rekomendasi Herbal Alami :

Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru