Panduan Lengkap Zakat: Sejarah, Syarat, dan Tata Cara Pelaksanaan

sisca


Panduan Lengkap Zakat: Sejarah, Syarat, dan Tata Cara Pelaksanaan

Zakat mulai diwajibkan pada tahun ke adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu. Zakat memiliki arti menyucikan atau membersihkan, baik harta maupun jiwa. Dalam pelaksanaannya, zakat dikeluarkan dari sebagian harta tertentu yang telah memenuhi syarat (nisab) dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (mustahik).

Zakat memiliki banyak manfaat, baik secara individu maupun sosial. Secara individu, zakat dapat membersihkan harta dan jiwa dari dosa serta menumbuhkan sifat dermawan dan kasih sayang. Secara sosial, zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu perkembangan historis penting dalam zakat adalah ditetapkannya kadar dan ketentuan zakat secara pasti pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.

Pembahasan mengenai zakat mulai diwajibkan pada tahun ke dan perkembangannya sepanjang sejarah Islam akan menjadi fokus utama dalam artikel ini. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang dasar hukum zakat, syarat-syarat wajib zakat, jenis-jenis zakat, dan hikmah pelaksanaan zakat dalam kehidupan bermasyarakat.

Zakat Mulai Diwajibkan Pada Tahun Ke

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki banyak aspek penting. Pemahaman mengenai aspek-aspek ini sangat krusial untuk melaksanakan zakat dengan benar dan sesuai ketentuan syariat.

  • Kewajiban
  • Waktu
  • Harta
  • Nisab
  • Mustahik
  • Hukum
  • Hikmah
  • Sejarah
  • Syarat
  • Tata Cara

Aspek-aspek tersebut saling terkait dan membentuk suatu kesatuan dalam pelaksanaan zakat. Misalnya, kewajiban zakat melekat pada harta yang telah mencapai nisab dan memenuhi syarat tertentu. Waktu pelaksanaan zakat juga telah ditentukan, yaitu pada bulan Ramadhan atau setelahnya. Pemahaman yang komprehensif tentang aspek-aspek ini akan membantu kita menjalankan ibadah zakat dengan optimal, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi diri sendiri dan masyarakat.

Kewajiban

Kewajiban zakat merupakan aspek mendasar dari ibadah zakat. Kewajiban ini melekat pada setiap muslim yang telah memenuhi syarat, yaitu memiliki harta yang telah mencapai nisab dan memenuhi syarat lainnya. Kewajiban zakat tercantum dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta telah menjadi konsensus di kalangan ulama.

Kewajiban zakat memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan zakat. Tanpa adanya kewajiban, zakat tidak akan menjadi sebuah ibadah yang mengikat bagi setiap muslim. Kewajiban inilah yang mendorong umat Islam untuk menunaikan zakat dan menyucikan harta mereka.

Dalam praktiknya, kewajiban zakat terealisasi melalui berbagai bentuk. Misalnya, kewajiban zakat mal (harta) diwujudkan dengan mengeluarkan sebagian harta yang telah mencapai nisab dan memenuhi syarat lainnya. Kewajiban zakat fitrah diwujudkan dengan mengeluarkan makanan pokok tertentu pada bulan Ramadhan. Kewajiban ini menjadi wujud nyata dari kepatuhan umat Islam terhadap perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.

Dengan memahami kewajiban zakat, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan benar dan sesuai ketentuan syariat. Pemahaman ini juga akan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya zakat dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh lapisan masyarakat.

Waktu

Zakat memiliki keterkaitan erat dengan waktu. Waktu pelaksanaan zakat telah ditentukan secara jelas dalam syariat Islam, yaitu pada bulan Ramadhan atau setelahnya. Penetapan waktu ini menjadi salah satu aspek penting dalam ibadah zakat, karena memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kewajiban dan pelaksanaan zakat.

Kewajiban zakat melekat pada harta yang telah mencapai nisab dan dimiliki pada waktu tertentu. Waktu yang dimaksud adalah waktu haul, yaitu satu tahun Hijriyah. Artinya, zakat wajib dikeluarkan setelah harta tersebut dimiliki selama satu tahun penuh. Kepemilikan harta selama satu tahun ini menjadi salah satu syarat wajib zakat, sehingga waktu menjadi komponen yang sangat penting dalam menentukan kewajiban zakat.

Selain waktu haul, waktu pelaksanaan zakat juga telah ditentukan secara spesifik. Zakat fitrah wajib dikeluarkan pada bulan Ramadhan, tepatnya sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Sementara itu, zakat mal (harta) dapat dikeluarkan pada bulan Ramadhan atau setelahnya, namun disunnahkan untuk dikeluarkan pada bulan Ramadhan. Penetapan waktu pelaksanaan zakat ini memiliki hikmah yang mendalam, yaitu untuk memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penunaian zakat.

Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, pemahaman tentang waktu pelaksanaan zakat sangat penting. Hal ini akan membantu umat Islam untuk mempersiapkan diri dan menunaikan zakat tepat waktu. Dengan demikian, zakat dapat disalurkan kepada para mustahik secara efektif dan bermanfaat.

Harta

Dalam konteks zakat, harta merupakan salah satu aspek fundamental yang memiliki keterkaitan erat dengan kewajiban zakat. Harta yang dimaksud dalam zakat adalah segala sesuatu yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Harta dapat berupa uang, emas, perak, hewan ternak, hasil pertanian, dan lain sebagainya.

Kepemilikan harta menjadi salah satu syarat wajib zakat. Artinya, zakat hanya wajib dikeluarkan dari harta yang telah mencapai nisab, yaitu batas minimum harta yang wajib dizakatkan. Nisab berbeda-beda tergantung pada jenis hartanya. Misalnya, nisab untuk zakat emas adalah 85 gram, sedangkan nisab untuk zakat hasil pertanian adalah 653 kilogram.

Selain sebagai syarat wajib, harta juga menjadi faktor penentu besarnya zakat yang harus dikeluarkan. Semakin banyak harta yang dimiliki, semakin besar pula zakat yang harus dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan prinsip keadilan dan pemerataan dalam ajaran Islam. Dengan demikian, harta memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan zakat, karena menjadi dasar pengenaan dan penentuan besarnya zakat yang wajib dikeluarkan.

Nisab

Dalam konteks zakat, nisab merupakan salah satu aspek penting yang berkaitan erat dengan kewajiban berzakat. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakatkan. Kepemilikan harta yang mencapai nisab menjadi salah satu syarat wajib zakat. Dengan demikian, pemahaman tentang nisab sangat krusial untuk menentukan kewajiban berzakat secara tepat dan sesuai syariat Islam.

  • Jenis Harta
    Nisab berbeda-beda tergantung pada jenis hartanya. Misalnya, nisab untuk zakat emas adalah 85 gram, sedangkan nisab untuk zakat hasil pertanian adalah 653 kilogram.
  • Kepemilikan Penuh
    Harta yang dizakatkan harus dimiliki secara penuh dan tidak sedang dalam keadaan utang atau jaminan.
  • Haul
    Nisab dihitung berdasarkan kepemilikan harta selama satu tahun (haul). Artinya, zakat hanya wajib dikeluarkan dari harta yang telah dimiliki selama satu tahun penuh.
  • Nilai Ekonomis
    Harta yang dizakatkan harus memiliki nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Dengan memahami nisab secara komprehensif, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan benar dan sesuai ketentuan syariat. Pemahaman ini juga akan membantu dalam menghitung besarnya zakat yang wajib dikeluarkan, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi diri sendiri dan masyarakat.

Mustahik

Mustahik adalah pihak-pihak yang berhak menerima zakat. Dalam konteks “zakat mulai diwajibkan pada tahun ke”, mustahik memiliki peran yang sangat penting. Sebab, zakat diwajibkan untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, mustahik menjadi komponen krusial dalam pelaksanaan zakat.

Jenis-jenis mustahik telah disebutkan secara jelas dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka terdiri dari delapan golongan, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. Masing-masing golongan memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda. Misalnya, fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu bekerja, sedangkan miskin adalah orang yang memiliki harta tetapi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

Dalam praktiknya, penyaluran zakat kepada mustahik sangat penting untuk mewujudkan tujuan zakat, yaitu untuk membantu mereka yang membutuhkan dan mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat. Dengan memahami jenis-jenis mustahik dan cara penyaluran zakat yang tepat, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan optimal dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Selain itu, pemahaman tentang mustahik juga memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan bermasyarakat. Zakat tidak hanya sekadar ibadah ritual, tetapi juga merupakan instrumen penting untuk membangun kesejahteraan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Hukum

Hukum merupakan aspek krusial dalam “zakat mulai diwajibkan pada tahun ke”. Hukum mengatur segala ketentuan dan aturan yang berkaitan dengan zakat, mulai dari kewajiban, waktu, harta, nisab, hingga penyalurannya. Memahami hukum zakat sangat penting untuk menjalankan ibadah zakat secara benar dan sesuai syariat Islam.

  • Kewajiban

    Zakat hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat, yaitu memiliki harta yang mencapai nisab dan telah dimiliki selama satu tahun (haul). Kewajiban ini didasarkan pada perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

  • Waktu

    Waktu pelaksanaan zakat telah ditentukan secara jelas, yaitu pada bulan Ramadhan atau setelahnya. Hal ini didasarkan pada praktik Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

  • Harta

    Hukum zakat juga mengatur jenis-jenis harta yang wajib dizakatkan. Zakat wajib dikeluarkan dari harta yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, seperti emas, perak, uang, hasil pertanian, dan hewan ternak.

  • Penyaluran

    Hukum zakat mengatur pula tentang penyaluran zakat kepada para mustahik. Zakat harus disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Dengan memahami hukum zakat secara komprehensif, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan benar dan sesuai ketentuan syariat. Hukum zakat menjadi pedoman penting dalam menunaikan kewajiban zakat, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi diri sendiri, masyarakat, dan agama Islam secara keseluruhan.

Hikmah

Hikmah merupakan salah satu aspek penting dalam “zakat mulai diwajibkan pada tahun ke”. Hikmah adalah kebijaksanaan atau pelajaran yang terkandung dalam suatu perintah atau ketentuan agama, termasuk dalam ibadah zakat. Memahami hikmah zakat sangat penting untuk menggugah kesadaran dan motivasi dalam menjalankan ibadah ini.

Hikmah zakat sangatlah banyak, baik secara individu maupun sosial. Secara individu, zakat dapat membersihkan harta dan jiwa dari dosa, menumbuhkan sifat dermawan dan kasih sayang, serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Sementara itu, secara sosial, zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.

Salah satu contoh nyata hikmah zakat adalah pemerataan ekonomi. Zakat yang dikumpulkan dari orang-orang kaya disalurkan kepada mereka yang membutuhkan, sehingga dapat membantu mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk mendanai program-program sosial, seperti pendidikan dan kesehatan, yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Dengan memahami hikmah zakat, umat Islam dapat menjalankan ibadah ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Hikmah zakat menjadi motivasi yang kuat untuk senantiasa menunaikan zakat tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan syariat. Melalui zakat, umat Islam dapat memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan individu, masyarakat, dan agama Islam secara keseluruhan.

Sejarah

Sejarah memiliki keterkaitan yang erat dengan “zakat mulai diwajibkan pada tahun ke”. Sejarah mencatat peristiwa dan perkembangan penting dalam penetapan dan pelaksanaan zakat sepanjang masa. Memahami sejarah zakat sangat penting untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang ibadah ini.

Salah satu aspek penting dalam sejarah zakat adalah penetapan kewajiban zakat pada masa Rasulullah SAW. Pada tahun ke-2 Hijriyah, setelah peristiwa hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW mulai mewajibkan zakat kepada umat Islam. Kewajiban ini kemudian diformalkan dan diatur lebih lanjut pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq.

Sejarah juga mencatat berbagai perkembangan dalam pelaksanaan zakat. Misalnya, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, sistem pengelolaan dan pendistribusian zakat mulai dibenahi dan disempurnakan. Khalifah Umar juga menetapkan kadar dan ketentuan zakat secara lebih pasti, sehingga memudahkan umat Islam dalam menunaikan kewajiban zakatnya.

Pemahaman tentang sejarah zakat memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, sejarah zakat dapat memberikan landasan yang kuat bagi praktik zakat di masa sekarang. Kedua, sejarah zakat dapat membantu kita memahami hikmah dan tujuan zakat, sehingga dapat meningkatkan motivasi dalam menunaikan zakat. Ketiga, sejarah zakat dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan dan inovasi dalam pengelolaan dan pendistribusian zakat di era modern.

Syarat

Syarat merupakan aspek krusial dalam “zakat mulai diwajibkan pada tahun ke”. Syarat adalah ketentuan atau kondisi yang harus dipenuhi agar ibadah zakat dapat dilaksanakan secara sah dan sesuai syariat Islam. Memahami syarat zakat sangat penting untuk memastikan bahwa zakat yang ditunaikan memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

Salah satu syarat utama zakat adalah kepemilikan harta yang mencapai nisab. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakatkan. Jika harta yang dimiliki belum mencapai nisab, maka zakat tidak wajib dikeluarkan. Syarat lainnya adalah harta tersebut harus dimiliki secara penuh dan tidak sedang dalam keadaan utang atau jaminan. Selain itu, harta yang dizakatkan harus memiliki nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Syarat-syarat zakat memiliki implikasi praktis yang sangat penting. Misalnya, syarat kepemilikan harta yang mencapai nisab memastikan bahwa zakat hanya diwajibkan kepada mereka yang mampu secara finansial. Dengan demikian, zakat dapat menjadi instrumen pemerataan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Selain itu, syarat harta yang dimiliki secara penuh dan tidak sedang dalam keadaan utang atau jaminan memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan benar-benar merupakan harta yang dimiliki oleh pemberi zakat.

Dengan memahami syarat-syarat zakat secara komprehensif, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan benar dan sesuai ketentuan syariat. Syarat zakat menjadi pedoman penting dalam menunaikan kewajiban zakat, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi diri sendiri, masyarakat, dan agama Islam secara keseluruhan.

Tata Cara

Tata cara merupakan aspek penting dalam “zakat mulai diwajibkan pada tahun ke”. Tata cara mengatur prosedur dan langkah-langkah yang harus diikuti dalam pelaksanaan zakat agar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Memahami tata cara zakat sangat krusial untuk memastikan bahwa zakat yang ditunaikan memenuhi syarat dan rukun yang telah ditetapkan.

  • Niat

    Niat merupakan syarat sah dalam beribadah, termasuk zakat. Niat harus diniatkan sebelum mengeluarkan zakat, yaitu untuk menunaikan kewajiban zakat karena Allah SWT.

  • Menghitung Nisab

    Menghitung nisab sangat penting untuk menentukan apakah harta yang dimiliki sudah mencapai batas minimal yang wajib dizakatkan. Perhitungan nisab berbeda-beda tergantung jenis hartanya.

  • Mengeluarkan Zakat

    Setelah nisab terpenuhi, zakat harus segera dikeluarkan. Penyaluran zakat dapat dilakukan melalui amil zakat atau diberikan langsung kepada mustahik.

  • Pencatatan

    Pencatatan zakat sangat dianjurkan untuk memudahkan pelaporan dan sebagai bukti telah menunaikan zakat. Pencatatan dapat dilakukan secara sederhana, seperti mencatat jenis harta, jumlah zakat yang dikeluarkan, dan tanggal penyaluran.

Dengan memahami tata cara zakat secara komprehensif, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan benar dan sesuai ketentuan syariat. Tata cara zakat menjadi pedoman penting dalam menunaikan kewajiban zakat, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi diri sendiri, masyarakat, dan agama Islam secara keseluruhan.

Tanya Jawab Seputar “Zakat Mulai Diwajibkan Pada Tahun Ke”

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan mengenai “zakat mulai diwajibkan pada tahun ke”:

Pertanyaan 1: Tahun berapakah zakat mulai diwajibkan?

Jawaban: Zakat mulai diwajibkan pada tahun ke-2 Hijriyah, setelah peristiwa hijrah ke Madinah.

Pertanyaan 2: Siapa yang wajib mengeluarkan zakat?

Jawaban: Zakat wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang merdeka, berakal, dan memiliki harta yang mencapai nisab serta telah dimiliki selama satu tahun.

Pertanyaan 3: Apa saja harta yang wajib dizakatkan?

Jawaban: Harta yang wajib dizakatkan meliputi emas, perak, uang, hasil pertanian, hewan ternak, dan barang dagangan.

Pertanyaan 4: Berapa nisab zakat untuk emas?

Jawaban: Nisab zakat untuk emas adalah 85 gram.

Pertanyaan 5: Bagaimana cara menghitung zakat maal (harta)?

Jawaban: Zakat maal dihitung sebesar 2,5% dari nilai harta yang telah mencapai nisab dan telah dimiliki selama satu tahun.

Pertanyaan 6: Kepada siapa saja zakat boleh disalurkan?

Jawaban: Zakat boleh disalurkan kepada delapan golongan mustahik, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Dengan memahami hal-hal mendasar tentang “zakat mulai diwajibkan pada tahun ke”, diharapkan umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan benar dan sesuai syariat. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang hikmah dan manfaat zakat dalam kehidupan bermasyarakat.

Lanjut ke Bagian Selanjutnya: Hikmah dan Manfaat Zakat

Tips Mengoptimalkan Pemenuhan Zakat

Zakat merupakan ibadah yang sangat penting dalam ajaran Islam. Optimalisasi pemenuhan zakat akan memberikan dampak positif bagi diri sendiri, masyarakat, dan agama Islam secara keseluruhan. Berikut adalah lima tips yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pemenuhan zakat:

Tip 1: Pahami Syarat dan Rukun Zakat
Memahami syarat dan rukun zakat sangat penting untuk memastikan zakat yang ditunaikan sesuai dengan ketentuan syariat. Pelajari nisab, jenis harta yang wajib dizakatkan, dan golongan yang berhak menerima zakat.Tip 2: Hitung Nisab Secara Akurat
Nisab merupakan batas minimal harta yang wajib dizakatkan. Hitung nisab dengan cermat sesuai dengan jenis harta yang dimiliki. Jika harta belum mencapai nisab, maka zakat belum wajib dikeluarkan.Tip 3: Niatkan dengan Ikhlas
Niat yang ikhlas menjadi kunci utama dalam beribadah, termasuk zakat. Niatkan zakat karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dihormati oleh orang lain.Tip 4: Salurkan Zakat Melalui Lembaga Terpercaya
Salurkan zakat melalui lembaga pengelola zakat yang terpercaya dan memiliki reputasi yang baik. Hal ini akan memastikan zakat tersalurkan dengan tepat kepada yang berhak menerimanya.Tip 5: Dokumentasikan Pembayaran Zakat
Dokumentasikan pembayaran zakat dengan baik, seperti mencatat jenis harta yang dizakatkan, jumlah zakat yang dikeluarkan, dan tanggal penyaluran. Dokumentasi ini akan memudahkan pelaporan dan menjadi bukti telah menunaikan kewajiban zakat.

Dengan menerapkan tips-tips tersebut, umat Islam dapat mengoptimalkan pemenuhan zakat. Pemenuhan zakat yang optimal akan memberikan manfaat yang besar, baik secara individu maupun sosial. Zakat akan menjadi sarana pembersih jiwa, penambah rezeki, dan penguat ukhuwah Islamiyah.

Lanjut ke Bagian Akhir: Zakat Sebagai Pilar Perekonomian Umat

Kesimpulan

Artikel ini telah mengulas secara mendalam tentang “zakat mulai diwajibkan pada tahun ke”. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan adalah:

  • Zakat mulai diwajibkan pada tahun ke-2 Hijriyah, setelah peristiwa hijrah ke Madinah.
  • Zakat memiliki banyak aspek penting, seperti kewajiban, waktu, harta, nisab, mustahik, hukum, hikmah, sejarah, syarat, dan tata cara.
  • Pemahaman yang komprehensif tentang zakat sangat penting untuk menjalankan ibadah ini dengan benar dan sesuai ketentuan syariat.

Zakat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Zakat dapat menjadi instrumen pemerataan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan penguatan ukhuwah Islamiyah. Oleh karena itu, optimalisasi pemenuhan zakat menjadi suatu keniscayaan bagi umat Islam. Dengan menunaikan zakat, umat Islam tidak hanya menjalankan kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan bangsa.



Rekomendasi Herbal Alami :

Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru